The Three of Me ; Yara - Koko dan Abang |
Mereka menggemaskan. Tingkah polah
polos tak terduga. Terkadang pula mereka membuat kesal untuk hal hal di luar
dari prediksi orang dewasa. Tapi lebih banyak mereka menyenangkan, ngangenin.!
Mereka kekuatan terbesar untuk saya terus berbuat, kuat dalam hidup dan terus
berkarya untuk memaksimalkan kemampuan diri demi masa depan mereka kelak.
Banyak kisah yang terjadi dalam
perjuangan menjaga hingga dapat memiliki mereka. Beruntung saya dan istri
tergolong pasangan suami istri yang lekas di karuniai keturunan. Hanya berselang
tiga bulan sejak ijab kabul, istri dinyatakan dokter hamil setelah melalui
pemeriksaan akibat sakit yang rasa. Ahh.. ternyata karunia Tuhan itu
lekas di percaya ke saya dan istri. Alhamdulilah.
Kini, tanpa terasa memasuki 11 tahun
usia pernikahan. Ketiga buah hati tumbuh dan jadi sosok sosok yang sangat
menghibur sekaligus mengisi banyak ruang dalam jiwa. Merekalah alasan saya
berjuang banyak hal dalam hidup ini. Mereka pula yang membuat saya rela
melakukan hal hal yang sebelumnya bukanlah sesuatu yang menarik untuk saya lakukan.
Mereka, dan hanya untuk mereka.
Suatu malam, saya pernah mengutarakan
sebuah kalimat di hadapan ketiga anak saya,
…”Nak, Ayah tak pernah jadi
Ayah sebelumnya, tak ada pengalaman jadi Ayah yang baik sebelumnya. Jadi jika
Ayah melakukan hal yang menurut kalian salah, tolong sampaikan ke Ayah.”
Sejak itu, si Abang – putra sulung,
kerap banyak beri saran pada saya. Terkadang ucapan polosnya segera menyadarkan
pemahaman saya yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Kini, selain Abang,
putra kedua – Koko dan anak gadis bungsu pun sering banyak beri masukan pada
saya, mulai dari hal hal konyol hingga hal yang saya amini kebenarannya.
Tak jarang mereka kerap protes ketika
saya terlalu larut dalam pekerjaan. Saya juga sering diprotes karena sering trip
atau banyak melakukan kegiatan di luar bersama teman teman. Perlahan saya pun
beri penjelasan sekaligus mengganti ruang dan waktu yang tadinya terpakai untuk
keperluan pribadi pada kegiatan bersama mereka.
Jika saya sibuk urusan pekerjaan atau
personal saya akan ganti di lain waktu khusus untuk kebersamaan dengan ketiga
anak saya. Mereka pun harus dapat hak yang sama dengan bidang hidup saya
lainnya. Tak jarang saya jalan bersama ketiga anak saya ketika istri sedang ada
keperluan yang memang tak bisa membawaserta anak anak. Saya pun tak pernah
sungkan memboyong ke tiga anak di area publik. Ke Mall, hangout di Kafe
atau bahkan beberapa kali anak anak saya bawa serta untuk menyaksikan Ayah nya perform
on stage sebagai MC atau penyanyi. Hahaha. Hasilnya, si bungsu yang satu
satu nya perempuan sudah punya cita cita ingin jadi penyanyi, hahahah.
Saya bangga jadi ayah 3 anak. Kebanggaan
yang tak bisa di sejajarkan dengan materi aapun di dunia ini. 3 anak itulah harta
terbesar saya. Tak hanya amanah tetapi juga tugas berat yang harus tetap dan
terus menerus di jalankan dalam membimbing dan mengarahkan serta mendampingi
kehidupan mereka. Meski terkadang saya tugas jauh di luar kota, harus tetap ada
kontak komunikasi via telpon dengan mereka. Harus ada waktu bicara dengan
mereka dalam bahasa mereka dan memahami dunia mereka.
Saya bukanlah Suami yang baik – karena
pekerjaan yang selalu buat saya tak pernah selalu ada di dekat istri dan anak
anak, tetapi sebisa mungkin, sekuat tenaga saya akan jadi Ayah yang baik buat
anak anak saya, dengan cara menjadi pendengar mereka dan menjadi sosok yang
mewujudkan keinginan positiif dan terbaik mereka.
0 comments :
Posting Komentar