Bertemu Rafflesia dalam TNBBS |
Antusias
menikmati rangkaian kegiatan Festival Teluk Semaka di hari ketiga tetap
terlihat dari wajah wajah setiap personal dalam team. Terlebih
ada beberapa wajah wajah yang baru saja datang bergabung dan datang di malam
hari sebelumnya.
Mengunjungi
Taman Bukit Barisan Selatan (TNBBS) adalah jadwal tour kami selanjutnya
masih dalam rangkaian Festival Teluk Semaka ke 7. Sebuah rangkaian yang menurut
saya sangat lengkap. Ada tour Alami, ada gelaran budaya dan upacara adat
istiadat dan di lanjutkan dengan penelusuran langsung ke TNBBS.
Taman
Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan taman nasional yang di tujukan untuk
melindungi hutan hujan tropis pulau Sumatera beserta kekayaan alam hayati yang
di miliki. Bukit Barisan Selatan – menurut Wikipedia, dinyatakan sebagai
Cagar Alam Suaka Margasatwa pada tahun 1935 dan menjadi Taman Nasional pada
tahun 1985. Luas taman pada awalnya 356.800 hektare. Tapi saat ini luas taman
di hitung menggunakan GIS kurang lebih ; 324.000 Ha. Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan terletak di ujung wilayah barat daya Sumatera. 70 persen dari
taman termasuk dalam administrasi wilayah kabupaten Lampung Barat dan kabupaten
Tanggamus (Provinsi Lampung), sedangkan sisa wilayah lainnya masuk dalam
teritori wilayah Kaur – Provinsi Bengkulu dan juga Provinsi Sumatera
Selatan. Masih menurut data dari Wikipedia,
TNBBS yang selain memiliki beberapa hutan dataran rendah juga kaya akan
keanekaragaman hayati dan merupakan tempat tinggal bagi tiga jenis mamalia
besar yang paling terancam di dunia, yakni Gajah Sumatera, Badak Sumatera dan
Harimau Sumatera dimana populasi ketiganya makin menurun saat ini.
Kantung Semar |
Rafflesia Arnoldi |
Siang
itu, dalam keriangan ingin melihat secara langsung kekayaan flora fauna dalam hutan
tropis Bukit Barisan Selatan, saya dan team melaju dalam bis menuju
Taman Bukit Barisan Selatan. Sebelum tiba di TNBBS kami di suguhi panorama
indah nan alami yang terbentang luas memikat mata. Landscape hijau pepohonan
dengan bukit bukit menjulang bagai hiasan antara desa desa yang menyuguhkan
rumah rumah panggung khas masyarakat Lampung di beberapa bagian. Melihat
aktivitas warga desa dari dalam bis menjadi keindahan tersendiri. Di sela
perjalanan yang kemudian menanjak melalui tanjakan Sedayu yang terkenal curam
kami pun di hibur oleh anggunnya pepohonan dan view view yang tampak membentang
dari atas bukit yang kami lalui. Terlihat pula tampilan Teluk Semaka dan
mepesona dari atas bukit dimana bis melaju terus hingga membelah kesunyian
bukit. Tiba di sebuah titik kami menikmati panorama dengan photo bersama.
Sebelum
masuk dalam kawasan TNBBS, Panitia melapor sejenak ke sebuah kantor pengelolaan
TNBBS. Mengingat masuk kedalam kawasan Taman Nasional tidak boleh sembarangan.
Harus ada izin agar bisa di damping dan dengan harapan tidak merusak ekosistem
yang ada di dalam TNBBS.
Tak
lama berselang, bis yang kami tumpangi berhenti di sebuah gapura yang terbuat
dari bebatuan dengan sebuah gang cukup luas menjrok kebagian dalam di kanan
jalan. Saya pribadi kerap melalui rute ini ketika dulu berpetualang ke Bengkulu
dan juga Pesisir Barat. Dan saya baru tahu ternyata dari gapura batu
tersebutlah akses masuk kedalam sebuah base camp yang bertuliskan penangkaran Rhino
Camp – Badak Sumatera. Di bagian dalam saya dan teman teman berpusat pada
sebuah rumah panggung yang berfungsi sebagai sebuah kantor pengawas dari
aktivitas hutan. Yang membuat kami antusias selanjutnya adalah dapat melihat
langsung bentuk dari Bunga Rafflesia Arnoldi yang sangat terkenal itu. Lagi lagi
saya di berdecak kagum dengan adanya bunga Refflesia tersebut. Tak hanya itu,
tak jauh dari dua bunga Rafflesia yang mekar merah marron itu ada pula Bunga
Rafflesia dalam kondisi kuncup berbentuk bulat bak bola. Berwarna coklat pekat
tentu saja cikal bakal bunga rafflesia yang kelak mekar anggun tersebut memukau
kami semua. Tak ragu kami mengabadikan moment tersebut. Bagi saya pribadi, ini
kali pertama saya bertemu langsung dengan Rafflesia yang selama ini hanya saya
simak dari layar kaca atau informasi buku dan media cetak. Sebenarnya, selain Raflesia nan mempesona,
suasana hutan hujan tropis di sekitar kami berada juga mengandung pesona yang
tak kalah menariknya. Pohon pohon berdiri gagah, tegak perkasa dengan rimbunan
dedaunan yang hijau menyegarkan mata dan fikiran. Belum lagi udara sejuk dan
aroma lembab yang khas hutan hujan tropis asia begitu nyata di rasa. Saya
sempat turun ke dasar jurang dimana terletak mata air yang terbagi dalam tiga
kubangan nan jernih. Seperti biasa, tak sungkan buat saya untuk mencoba bening
dan dinginnya air dengan membasuh muka dan meminum sepuasnya. Sorgawi.!!.
Setelah
cukup lama berjibaku dalam suasana Rafflesia dan suasana hutan nan asri. Kami
pun melanjutkan penelusuran Taman Bukit Barisan Selatan dengan melihat langsung
ragam Flora selanjutnya.
bentuk kuncup Rafflesia |
Tak
jauh melangkah dari lokasi dimana Rafflesia tumbuh, kami menyusuri arah jalan
aspal lalu kemudian masuk kedalam bagian hutan dengan jalan setapak. Dengan
panduan petugas Balai Konservasi kami menyusuri bagian dalam dengan medan tanah
yang cukup lembab. Beberapa kali saya terjerembab dalam kubangan air lembab
yang tak begitu kasat mata. Okelah, nasib anak gunung gadungan. Hahahah. Sepanjang
menuju hamparan tumbuhnya Kantung Semar, Bapak pemandu yang sangat sigap itu
pun banyak bercerita dan menjelaskan beragam tumbuhan yang kami lewati. Mulai
dari jenis Pohon sampai akar merah yang bila di tebas, air nya dapat di minum jika
mengalami kehausan dalam hutan. Untuk hal ini , saya seperti dapat ilmu baru
dari sang ahli hutan. Tak lama menyusuri rute jalan setapak berliku dan lembab,
saya dan beberapa rekan tiba di sekumpulan tumbuhan Kantung Semar. Bapak
petugas yang memandu kami pun menjelaskan keunikan dari Kantung Semar. Kantung
Semar dalam posisi terbuka bisa menjerat serangga yang masuk kedalamnya, karena
air yang ada di dalam kantung semar yang terbuka mengandung racun, begitupun
jika manusia meminum air dalam kantung semar yang terbuka maka akan terkena
racun. Tapi untuk Kantung Semar yang tertutup, air yang ada dalam kantung tidak
mengandung racun dan dapat di minum karena mengandung khasiat obat. saya dan beberapa rekan pun di persilakan
untuk mencoba air yang ada dalam kantung semar yang tertutup tersebut. Rasanya
?, hambar seperti air embun.
arah menuju mata air |
Bapak pemandu |
salah satu jenis Jamur unik yang ada dalam TNBBS |
rekan saya - Ade mencoba meminum air dari kantung Semar yang tertutup |
Penelusuran
melihat kantung semar harus segera di akhiri karena masuk kebagian area kantung
semar harus bergantian dengan rekan rekan lain. Mengingat lokasi yang semput
jadi tak memungkinkan jika 30 an orang masuk secara bersamaan. Saya dan teman
teman yang telah selesai langsung mengabadikan diri di sepanjang jalan Taman
Bukit Barisan Selatan Selatan. Narsis memang
jadi bagian dari perkumpulan team hore hore.
Sebelum
mengakhiri Tour ke TNBBS, kami sempat mendatangi Sekolah Perikanan dan makan
siang bersama disana.
Selfie dalam Hutan |
Menikmati Air dari Akar Merah sebelum meninggalkan TNBBS |
Sungguh
sebuah perjalanan tour yang sangat maksimal dirasa. Sebagai bagian dari
undangan bersama beberapa personal pemilik akun twitter komunitas maupun
bersonal dan blogger, saya merasa ini adalah privilege yang di dapat
untuk kemudian kami suarakan sebagai sebuah upaya menjadi duta wisata yang
sesungguhnya. Sama halnya sebuah kampanye dari Duta Wisata Indonesia ; Everyone
is Tourism Ambassador – menjadi duta wisata dengan tugas menyebarluaskan
informasi objek wisata menarik di daerah se-nusantara bukanlah menjadi tugas
mereka mereka yang mengikuti ajang pemilihan duta wisata atau putra putri yang
nampak di layar kaca dan mempesona di panggung pertunjukan saja, tetapi juga
menjadi tugas seluruh element masyarakat di Indonesia. Tua, muda, ibu,
bapak, anak – anak hingga remaja wajib hukumnya menjadi corong terdepan
menyuarakan keindahan dan kekayaan alam Indonesia dengan beragam seni dan
budaya luhur sebagai bagian dari warisan pendahulu negeri terdahulu.
Saya
pribadi melihat upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Tanggamus dengan melibatkan
akun akun social media dan blogger adalah upaya baik – meski memang
sebagian pihak mengatakan menjadi follower dari system yang di
terapkan oleh Festival Krakatau, tak jadi soal. Mengikuti sesuatu yang baik
niscaya akan menjadi baik. Banyak hal buruk pun di ikuti di negeri ini , toh – tetap
juga di anggap baik. Sejatinya Pemerintah Daerah dapat terus berbenah. Bisa jadi
kedepan bukan hanya Tanggamus yang dengan rendah hati menerima kehadiran pada penggiat
Social Media dan Blogger dalam festival seni budaya dan
pariwisata daerah. Dengan potensi seni budaya dan pariwisata yang tinggi dan
beragam di setiap sudut Provinsi Lampung, sudah barang tentu Pemerintah tidak
bisa berjalan sendiri hanya sebagai pelaksana event daerah saja, tetapi juga
harus ber-inovasi dan berbenah diri dalam mengemas dan mempromosikan potensi
unggulan daerah. Festival Festival di daerah yang kerap di adakan dan menjadi
kalender event tahunan daerah, tentu bukan saatnya lagi hanya sebagai penerapan
dari ajang ceremonial semata, atau yang penting anggaran kegiatan terlaksana
saja, tetapi juga harus memiliki nilai luhur terlebih menjadi bermanfaat dan
berdampak bagi masyarakat sekitar dimana Festival tersebut dilaksanakan. Karena
keterlibatan masyarakat setempat dengan jajaran pemerintah yang bersinergi lah
yang akan memperkuat nilai nilai seni budaya daerah tersebut.
Terima
kasih saya untuk seluruh jajaran Panitia pelaksana dari gelaran Festival Teluk
Semaka ke 7, Bang Elvan - Hanung Bramantio KW SUPER dan Panitia – panitia pendamping Sosmed yang super sabar, Terlebih
bagi pak Kabid DisPoraBudPar Tanggamus - Marhasan Samba yang rumahnya berkenan jadi Home Stay dan menerima ‘kegaduhan’
dari masing masing personal terutama saya yang super gaduh!!, Event Orginazer –
Global Futurindo dan rekan rekan akun sosmed yang terlibat dalam event ini yang
menjadikan rangkaian event jadi super seru dan penuh warna. Kalian semua KECEHH CHEBOOOKK.!!!
Menikmati kekayaan Lampung sambil ditemani Mas Indra, superrr banget deh...
BalasHapusnice galery story. Please visit my blog > http://wahid-biyobe.blogspot.com/
BalasHapusthanks mab Evi hehehehe semoga kita bertemu di next trip yaaaa
BalasHapussiap mas Wahid
Keceeeh ^^
BalasHapus