Landmark Water Front City Kotabaru - Kalimantan Selatan |
…Kotabaru
Gunungnya Bamega, …
Bamega umbak menampur di sala karang
Umbak manampur di sala karang
Batamu lawanlah adinda
Adinda iman di dada rasa melayang
Iman di dada rasa melayang ….
Sepenggal bait
lagu karya H. Anang Ardiansyah tersebut tentu familir di kalangan masyrakata
luas. Terutama saya. Ya, itu adalah penggalan lagu ‘Paris Berantai’, lagu daerah Kotabaru – Kalimantan Selatan.
Saya, Mba
Donna, Mba Evi dan Halim sebagai Team telah menguatkan semangat jauh sebelum
menempuh 12 jam perjalanan dari Loksado ke Kotabaru. Dari ujung barat ke ujung timur
laut provinsi Kalimantan Selatan. Bagai ada daya tarik magis yang membawa kami
berniat berlelah menelusuri jalan selama 12 jam untuk mendatangi sebuah
kabupaten bernama Kotabaru.
Kotabaru yang
merupakan salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan ini merupakan
salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu. Pada masa Hindia
Belanda merupakan Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan Ibukota Kota Baru.
Kotabaru dengan luas 9.442.46 Km2 dan berpenduduk sebanyak 290.142 jiwa (data
sensus penduduk 2010) dengan 15.961 jiwa penduduk berprofesi sebagai nelayan. –
sumber . Wikipedia.com
Akses ke Kotabaru selain jalur darat dan melakukan penyeberangan via Pelabuhan Samudera – Batulicin – kabupaten Tanah Bumbu menuju Pelabuhan Tanjung Serdang di Kotabaru dengan lama penyeberangan 30 menit, akses juga tersedia via udara dengan menaiki kapal KalStar Aviation dari Bandara Syamsoedin Noor di Banjarmasin ke Bandara Gusti Syamsir Alam di Kotabaru.
Kabupaten Kotabaru yang memiliki Motto : Sa-ijaan (dalam bahasa banjar) berarti Semufakat, satu hati dan se-iya sekata ini memiliki 110 pulau kecil, 31 diantaranya belum bernama beberapa pulau masuk dalam wilayah kecamatan yang ada dalam kabupaten Kotabaru.
Akses ke Kotabaru selain jalur darat dan melakukan penyeberangan via Pelabuhan Samudera – Batulicin – kabupaten Tanah Bumbu menuju Pelabuhan Tanjung Serdang di Kotabaru dengan lama penyeberangan 30 menit, akses juga tersedia via udara dengan menaiki kapal KalStar Aviation dari Bandara Syamsoedin Noor di Banjarmasin ke Bandara Gusti Syamsir Alam di Kotabaru.
Kabupaten Kotabaru yang memiliki Motto : Sa-ijaan (dalam bahasa banjar) berarti Semufakat, satu hati dan se-iya sekata ini memiliki 110 pulau kecil, 31 diantaranya belum bernama beberapa pulau masuk dalam wilayah kecamatan yang ada dalam kabupaten Kotabaru.
Pagi itu,
setelah merasa cukup istirahat di rumah Pak Iwan yang tak jauh dari pusat keramaian
Kotabaru, kami langsung menuju lokasi acara tempat di laksanakannya hari puncak
peringatan Hari Nusantara 2014. Di beberapa sudut ruas jalan utama tampak
pengawalan ketat. Pengamanan ketat tentu saja di berlakukan jelang kehadiran
Pemimpin nomor satu negeri ini. Sejak semalam ketika kami hadir persiapan itu
telah terlihat. Nampak pula pembangunan infrastruktur penunjang dirampungkan
kebut guna kehadiran Presiden dan petinggi petinggi negeri.
Pengawalan ketat di setiap sudut jalan |
Tiba di base
camp Sekretariat tak jauh dari lokasi acara puncak Hari Nusantara pagi itu
telah ramai. Tujuan kami adalah meminta kesediaan panitia memberi tanpa
pengenal untuk peliputan selama acara berlangsung. Ada banyak pengunjung dari
provinsi lain yang juga membutuhkan bantuan para panitia di gedung sekretariat tersebut.
Sebenarnya, saya sejak dua minggu sebelumnya telah menjalin hubungan komunikasi
via telepon dengan Sekretaris dari Kepala Dinas Pemuda Olah Raga, Kebudayaan
dan Pariwisata Kotabaru – pak Husein. Meski tidak begitu mendapat sambutan baik
seperti perangkat pemda di Hulu Sungai Selatan dengan alasan sedang sibuk
mengurusi Hari Nusantara. Tak apalah, kami berupaya sendiri. Meski ketika kami
ke Sekretariat kala itu, kejelasan apakah kami bisa bertemu dengan Pak Husein
lagi lagi tak ada titik terang, meski telah di teelpon. Bisa jadi pekerjaan
beliau yang super padat menyangkut nama baik Kotabaru di hadapan Presiden dan
tetamu super penting lainnya. Akhirnya kami memutuskan untuk melakukan
eksplorasi sendiri. Lupakan ID Card yang semula dirasa penting untuk dapat
meliput acara akbar Hari Nusantara 2014. Terlebih ketika mba Evi mengungkapkan
bahwa tak ada kepentingan mendesak dan sangat urgent antara kami ber-empat
dengan event Hari Nusantara atau pak Presiden. Karena tujuan kami semula adalah
niat eksplorasi keindahan object wisata di Kotabaru. Disambut baik oleh pihak Pemda
setempat atau tidak itu bukan masalah bagi kami. Dengan sedikit kecewa atas
tidak adanya tanggapan dari sosok sekretaris Dinas Pariwisata yang semestinya
sebagai sekretaris bisa lebih informatif kami berlalu dari gedung sekretariat kepanitiaan
Hari Nusantara dan bersiap menyusuri ragam keindahan Kotabaru.
Water Front City yang berfungsi sebagai Public Space |
dua pohon yang mengganggu keutuhan kata 'SIRING LAUT KOTABARU' andai saja dua pohon itu ditebang. |
EKSPLORASI SINGKAT PENUH MAKNA
Kunjungan
pertama kami tentu saja ke hamparan pameran yang di kemas dalam tajuk Hari
Nusantara Expo. Sebagaimana layaknya sebuah pameran tentu saja ragam barang
pamer yang ada di lokasi expo segalanya berbau teknologi dan keunggulan maritime
tak hanya dari Kotabaru dan kabupaten di Kalimantan Selatan saja tapi juga
seluruh bagian di Nusantara yang memiliki perairan. Tak jauh dari lokasi
pameran ada iring-iringan tank baja yang kelak akan menjadi bagian dari
pertunjukan dalam peringatan hari Nusantara 2014. Saya dan teman teman tentu
tak mau melewatkan foto bersama dengan alat berat super canggih itu. Selain
itu, kamipun sempat mengabadikan diri dengan landmark Kotabaru yang sangat
menarik. Berupa landsape kata kata ‘SIRING LAUT KOTABARU’ di pinggir perairan, seperti
tulisan LOSARI di Makasar. Sayang niat pembangunan Landmark terhalang oleh 2
pohon yang masih dibiarkan berada di depan tulisan sehingga mengganggu keutuhan
tulisan yang menarik untuk diabadikan. Jika saja dua pohon itu di hilangkan
keberadaannya tentu tulisan ‘SIRING LAUT KOTABARU’ yang tegak kokoh akan lebih menarik
sebagai landmark water front city Kotabaru. Atau dua pohon itu adalah pohon
keramat sehingga tidak bisa di hilangkan?, entahlah.
Vihara AN HWA TIAN |
Kunjungan kami
selnajutnya adalah pada sebuah Vihara AN HWA TIAN yang tampilan gedungnya
sangat menarik tak jauh dari lokasi Siring Laut yang merupakan Water Front City
Kotabaru. Beruntung pula kami di perkenankan masuk untuk mengabadikan moment dan keindahan vihara
oleh penjaga. Dari puncak Vihara pun terlihat jelas sebagain view Kotabaru dan
keanggunan Gunung Bamega yang menjadi bagian dari lirik lagu daerah Kotabaru.
Hari mulai
beranjak siang, kami langsung bergegas ingin mengetahui daya tarik wisata
pantai yang ada di Kotabaru. Untuk urusan pantai, Kotabaru memiliki ragam
keindahan. Sayang kami tak punya waktu banyak untuk mengunjunginya karena
jadwal kunjungan yang padat. Tapi setidaknya keinginan kami untuk melihat
pantai pantai terdekat yang dapat di akses dari Kotabaru siang itu. Pilihan
wisata pantai kami adalah Sarang Tiung dimana menjadi tempat kunjungan para
menteri dengan program peluncuran desa nelayan inovatif. Sebelum ke Pantai
Sarang Tiung kami pun sempat berhenti sejenak di Pantai Gambatan dengan ombak
tenang dan pasir nan landai plus barisan nyiur menambah sejuk suasana. Rasa lapar melanda, dan kami terpikat pada
beberapa ibu ibu di ruas jalan yang sedang memanggang ikar hasil tangkapan
nelayan setempat. Bermula dari menghampiri akhirnya kami memesan makan siang di
warung tak jauh dari posisi para ibu ibu membakar ikan. Sebelum santapan siang
terhidang kami pun sempat melihat langsung hamparan kebun semangka dengan buah
yang cukup banyak dan view perbukitan hijau yang menyejukkan mata.
Meski rintik
turun perlahan siang itu tak mengurungkan niat kami mengunjungi pantai Sarang
Tiung yang memang di rekomendasikan warga untuk di kunjungi. Tak banyak yang
bisa kami lakukan di pantai Sarang Tiuang karena hujan makin turun cukup deras
siang itu. Dan kami memutuskan utnuk kembali ke home stay – rumah pak Iwan
untuk mengemasi barang dan berencana kembali ke Banjarmasin dengan misi
eksplorasi Banjarmasin keesokan hari.
Saat menuju
pulang ke Home Stay, secara tak sengaja kami menyinggahi tempat penangkaran
ubur ubur di salah satu sudut rumah penduduk tak jauh dari lokasi home stay –
pak Iwan. Sayang aktivitas kala itu sedang libur. Cukuplah kami mengabadikan
lokasi yang sangat photogenic tersebut. Setelah berpamitan dan mengucapkan
terima kasih pada pak Iwan dan keluarganya kami bergegas memacu kendarran
menuju dermaga kapal penyeberangan ke Batulicin.
Udara sore yang
tenang dengan sedikit mendung di Batulicin menghiasi perjalanan kami kembali ke
Banjarmasin dengan lancar. Sore menjelang, kami tiba di pantai Pagatan tempat
dimana kala malam kedatangan kami tersadar akan hamparan air laut karena cahaya
kilat. Kami pun berhenti sejenak di warung sepanjang jalan pantai Pagatan yang
menjajakan Jagung dan Pisang Bakar dan ragam panganan lainnya.
Sorgawi rasanya
memandang laut tak bertepi dengan debur ombak di temani kopi panas dan jagung
serta pisang bakar berbumbu dan cita rasa khas Banjarmasin. Cukuplah bagi saya
mengendurkan ketegangan akibat nyetir sepanjang hari di pinggir pantai bersama
ramainya pengunjung lain. Lupakan Handphone Low Battery. Meski Eksplorasi di Kotabaru tidak begitu berjalan
baik tapi setidaknya telah mengobati rasa penasaran akan sebuah kabupaten
bernama Kotabaru di Kalimantan Selatan. Secara potensi sungguh menarik untuk di
datangi terlebih infrastruktur jalan telah jauh lebih baik dengan ragam tujuan
wisata yang menarik. Jika kelak ada waktu, tentu Kotabaru – Kalimantan Selatan
akan masuk dalam jadwal kunjungan saya.
Kalo liat peta, rute yg kita tempuh ke Kota Baru, rasanya kagum aja bisa sampai sana berempat. Lebih2 kalau ingat semua keseruan dan hal2 yg kita dapatkan selama perjalanan. Setiap dari kita pasti punya pengalaman pribadi yg berharga. Yang jelas sih, thanks banget, ndra... sudah bawa kita masuk ke pengalaman2 seru baru. Thanks juga untuk mbak Vi dan halim.semua kegilaan bersama hahaha.
BalasHapusAaaahhh 12 jam itu hanya hitungan tak ada artinya di bandingkan seru bersama kalian plus hal hal berharga di antaranya pelangi ganda, Halimah Tusakdiah.!, "eh jangan ketawa Lho".! Hahahhahaahahaaaaha CHEBOK lah kalian semua!!!!
BalasHapusMas saya orang asli kotabaru saya punya project buat kedepan nya bisa sharing2 mas
BalasHapusJoko amrullah
BalasHapus