Pulau Kembang.
Jangan terburu menafsirkan kata Pulau Kembang dengan sebuah hamparan bunga aneka warna dan aroma di sebuah pulau. Pulau Kembang ; Pulau dengan aneka Kembang ?, Anda salah. Justru Pulau Kembang mayoritas isinya adalah monyet dan bekantan.
Plang Pulau Kembang di depan Pintu Masuk |
Pulau Kembang
atau juga kerap di sebut warga setempat sebagai Pulau Kaget – karena suara
monyet yang kerap membuat kaget warga, merupakan sebuah gugusan
delta yang terletak di tengah Sungai Barito yang termasuk dalam wilayah administratif
kecamatan Alalak, kabupaten Barito Kuala provinsi Kalimantan Selatan. Pulau Kembang yang terletak di sebelah Barat
kota Banjarmasin ini telah di tetapkan sebagai hutan wisata oleh Menteri
Pertanian sejak tahun 1976 yang merupakan habitat bagi kera ekor panjang
(monyet) dan beberapa jenis burung. Selain itu juga ada jenus Bekantan yang
jika beruntung bisa di jumpai di Pulau Kembang.
Kondisi bagain dalam Pulau Kembang dengan bertebaran Monyet |
Monyet di bagian depan menyambut kehadiran pengunjung |
Siang itu, Saya
– untuk bertama kali bersama mba Evi, mba Donna dan Halim mengunjungi Pulau
Kembang. Setelah menaiki Klotok bermesin dari Dermaga Kuin dan mengarungi
sungai Barito selama 25 menit, kami tiba di Pulau Kembang yang sudah sejak lama
buat saya penasaran.
Menjajakkan
kaki di Pulau Kembang akan bertemu loket masuk pada bagian dermaga depan.
Rp.5.000 per orang jika Weekday dan Rp. 10.000 per orang jika Weekend. Setelah
melalui pintu masuk utama dan plang Pulau Kembang, pengunjung akan melihat
sebuah Altar. Altar tersebut di
peruntukkan sebagai tempat meletakkan sesaji bagi ‘penjaga’ Pulau Kembang yang
dilambangkan dengan dua buah arca berwujud kera berwarna putih (hanoman).
Karena kami datang siang, Bekantan yang buat saya penasaran tidak muncul. “munculnya pas sore mas..” ucap ibu di loket
tiket. Tapi yang menarik sejak masuk kebagian dalam dari Pulau Kembang yang di
tumbuhi banyak jenis pohon rambai itu, pengunjung langsung di datangi oleh
sekawanan monyet. Mulai dari yang berukuran kecil hingga ukuran besar. Monyet
monyet kemudian bergerak lincah mendekati kami ketika kami sodori kacang kulit
yang telah kami beli dari seberang pulau. Sayang selama penelusuran kebagian
dalam Pulau Kembang dengan jalan setapak
yang di tata rapih tak satupun jenis Bekantan dapat kami lihat. Padahal yang
buat saya penasaran untuk datang ke Pulau Kembang adalah wujud Bekantan yang
kerap saya lihat sebagai mascot ketika datang ke Ancol – Dufan Jakarta. Saking
terkenalnya Pulau Kembang dengan Bekantan, pemerintah Kota Banjarmasin
menjadikannya Bekantan sebagai icon pada taman maskot di pusat kota Banjarmasin.
pengunjung bisa lebih dekat dengan monyet di Pulau Kembang |
Meski tidak
bertemu dengan jenis Bekantan, setidaknya di kelilingi puluhan monyet yang
menghampiri dari ratusan habitat monyet di Pulau Kembang jadi hiburan
tersendiri dan mengobati rasa penarasan saya yang telah sejak dua bulan
sebelumnya mendengar kabar akan keindahan Pulau Kembang. Sayang serunya
kunjungan saya dan teman teman siang itu cukup terganggu oleh sekumpulan ibu
ibu dan bapak bapak yang secara berkelompok mengikuti kami yang kami fikir
adalah pengunjung atau karyawan setempat ternyata meminta upah menemani kami. Padahal
kami tidak meminta mereka secara keseluruhan untuk ikut serta menemani kami
masuk ke areal dalam Pulau Kembang. Sangat mengganggu. Jika saja mereka lebih
kreatif seperti menjual pernak pernik souvenir atau jajanan pasar di area depan
pintu kedatangan Pulau Kembang tentulah akan jadi daya tarik pengunjung dan pemasukan
buat mereka, tidak dengan mengintil pengunjung dan berakhir dengan meminta
upah. Sesuatu yang mengangetkan pengunjung di akhir kunjungan sekaligus buat
efek jera.
Meski telah di
tetapkan sebagai Hutam Wisata oleh Kementerian Pertanian. Pemda kabupaten Barito
Kuala dan Pemda Kalimantan Selatan tetap perlu memelihara Pulau Kembang sebagai
objek wisata menarik untuk di kunjungi wisatawan, mengingat populasi monyet dan
keunikan pulau Kembang, Pemda perlu meningkatkan kebersihan Pulau Kembang dari
sampah sampah yang berserakan di sekitar Pulau Kembang. Bahkan sejak masuk ke
dalam Pulau Kembang sampah sampah telah terlihat menumpuk di plang pintu masuk.
Selain itu pemberdayaan masyarakat sekitar termasuk warga seberang dari Pulau
Kembang harus juga di tingkatkan. Keterlibatan masyarakat dalam upaya usaha
penunjang dari sektor pariwisata dengan berdagang lebih bermanfaat dan
meninggalkan kesan yang baik bagi pengunjung daripada hanya sekedar meminta
tips.
Bagian depan dengan hiasan sampah |
Beberapa hal
yang Pengunjung harus ketahui jika ingin
ke Pulau Kembang :
- Harga Klotok (perahu) dari dermaga Kuin ke Pulau Kembang 150.000 – 175.000 sesuai weekday or weekend. Lakukan penawaran jika pemilik Klotok menaikkan harga. Terkadang para pemilik Klotok mematok harga sampai 250.000 hingga 300.000.
- Bawa Kacang kulit untuk diberikan pada monyet monyet sejak dari dermaga Kuin. Di Pulau Kembang ada penjaja Kacang kulit tapi dengan harga 3 kali lipat dari harga sebenarnya.
- Harga tiket masuk di Pulau Kembang, Weekday : Rp.5.000/orang (WNI) dan Rp.100.000/orang (WNA) dan Weekend : Rp. 10.000/orang (WNI) dan Rp. 150.000/orang (WNA). Perbedaan harga yang fantastis antara WNI dan WNA.
- Jika butuh pemandu selama menyusuri bagian dalam Pulau Kembang. Pastikan dengan tegas Pemandu yang kamu butuhkan hanya satu atau dua. Karena biasanya seluruh ibu ibu dan bapak bapak yang memang berprofesi sebagai pemandu (tak resmi dan tak informatif) akan ikut serta dan berakhir dengan meminta tips atau uang bayaran. Berapa yang harus di bayar pengunjung jika harus memberi uang bayaran pada pengintil lebih dari 15 orang ?. Tekor!.
- Jangan memakai perhiasan selama berkunjung ke Pulau Kembang. Termasuk jaga dengan baik barang bawaan seperti Ransel, Topi, Kacamata, tas jinjing, dsb… karena monyet monyet di Pulau Kembang sangat agresif terutama yang berukuran besar.
- Jangan panik jika monyet monyet menghampiri kamu. Cobalah tetap tenang. Karena pada dasarnya monyet monyet Pulau Kembang bertingkah atraktif pada pengunjung.
- Tetap jaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sudah terlalu banyak sampah plastik menumpuk di sekitar dan bagian dalam Pulau Kembang. Cintai lingkungan dan cintai diri kita sebagai manusia yang menjaga lingkungan.
Mnatap sekali,mudah-mudahan suatu saat saya sampai kesana " Traveling bersama Aswir dan warsito)
BalasHapusWah kayaknya monyet monyetnya udah pada jinak ya gan..
BalasHapusTapi harus hati hati tetepan..
,,
ditunggu kunjungan baliknya ke Blog ane mas :D