Ayam Jago yang siap di Adu. |
Sabung
Ayam. Adalah sesuatu yang tak asing bagi saya. Sejak kecil saya kerap mendengar
kata itu, bahkan juga pernah melihat orang orang di kampung halaman dimana saya
dilahirkan melakukan Sabung Ayam sebagai bagain dari tradisi kampung.
Yang
saya ingat – dahulu dikampung, sekumpulan pria deawasa dan bapak-bapak
berkumpul di hari tertentu sesuai jadwal kegiatan mereka menyabung ayam. Sabung
ayam di mulai pada sore hari lepas waktu Ashar. Ketika saya kecil, moment
ramainya orang orang berkumpul dalam gelaran sabung ayam adalah hal yang
menyenangkan. Bagi saya – kala itu, bukan perkara sabung ayamnya yang saat itu
kurang paham bagaimana aturan jelasnya, tetapi dapat uang logam hasil saweran
para sodagar kampung yang kaya adalah incaran utama.
Saweran.
Ya tradisi saweran adalah bagain dari kebersamaan yang seru warga kampung. Dari
uang receh hingga lembaran nominal besar ada di sela berlangsungnya Sabung
Ayam. Tak hanya itu, di acara akbar peringatan tujuh belas agustusan pun arena
Sabung Ayam adalah gelaran yang di tunggu tunggu selain lomba lomba rakyat
lainnya. Karena jika pada ajang peringatan HUT Kemerdekaan itu selain saweran
juga ada banyak kudapan kampung yang bercitarasa istimewa. Seolah tak mau kalah
dengan teman teman sebaya kala kecil dahulu, saya selalu bergegas lebih awal datang
ke arena Sabung Ayam.
Itu
acara Sabung Ayam yang saya tahu saat kecil.
Kini,
20 tahun berlalu, dan ketika kini saya di tugaskan di sebuah kecamatan bernama
Binuang, arena Sabung Ayam kembali saya jumpai.
Saat
sore menjelang. Ketika urusan tugas terselesaikan. Opik – begitu ia kerap saya
panggil – kenalan akrab saya selama di Binuang, kerap menceritakan hal hal seru
seputar Binuang yang ia tahu. Binuang tak hanya kecamatan di Kabupaten Tapin –
Kalimantan Selatan saja, tetapi memiliki banyak kisah. Nah, salah satu kisah
yang Opik kerap sampaikan ke saya ialah
tentang Arena Sabung Ayam.
Menarik
untuk saya ceritakan, karena Sabung Ayam yang saya lihat langsung – karena ajakan
Opik, ada banyak ragam. Mulai dari Sabung Ayam kelas para juragan kaya raya di
Kalimantan Selatan hingga Sabung Ayam sebagai hiburan rakyat biasa di desa
desa, bahkan ada pula Sabung Ayam yang merupakan arena Judi dengan setting-an
ala kadar tapi nilai nominal uang taruhan mencapai jutaan rupiah.
Suatu
kali, Opik membawa saya dengan motornya ke sebuah gudang. Sebelumnya Opik telah
sampaikan ke saya bahwa akan melihat Sabung Ayam. Begitu sampai di tempat yang
Opik maksud. Saya tak melihat ada suasana Sabung Ayam disitu. Hanya gudang kayu yang berdiri kokoh dengan dua
mobil jenis pick up pengangkut barang terparkir didepan gudang. Dan ada sebuah
pos layaknya pos satpam, tapi ternyata hanya pos biasa yang juga tak ada isi
apa apa. Bahkan tak ada satpamnya. Di bagian dalam dari gudang justru yang
menarik. Ragam rupa pria pria berkumpul, saling berteriak dan meng-elu-elu-kan
ayam jagon mereka. Sebuah arena pertarungan terpampang di hadapan saya.
Tak
ada yang istimewa. Jikapun ada taruhan
hanya taruhan sederhana.
Di
lain waktu, Opik membawa saya ke pusat kota di Banjarmasin. Sejak keberangkatan
Opik tak pernah berkisah tentang Sabung Ayam. Ia hanya menyampaikan akan
membawa saya melihat sebuah acara akbar. Saya pun tak pernah bertanya. Karena tiap
di ajak ke pusat kota saya sudah cukup bahagia. Tak perlu lah yang lainnya.
Setelah
tiba di pusat kota Banjarmasin, Opik membawa kendaraan ke sebuah komplek
perumahan. Tak ada yang istimewa menurut
saya, hanya komplek perumahan biasa. Terlihat
dari bentuk bangunan rumah hingga orang orang yang lalu lalang nampak sederhana.
Jikapun ada kendaraan pribadi hanya beberapa. Di sebuah jalan dekat dengan
kumpulan pedagang jajanan gerobak Opik menghentikan mobilnya. Ia mengajak saya
mengikutinya.
Saya
diajak memasuki sebuah rumah dengan gerbang kokoh dan tinggi. Jauh diatas
tinggi tubuh saya. Di bagian halaman depan rumah terparkir beragam merek mobil
mobil ber tipe terbaru dan cukup modern. Saya mengira bahwa pemilik rumah pasti
orang kaya. Uniknya, Opik tidak masuk ke rumah melalui pinta depan layaknya
orang bertamu. Ia malah mengajak saya masuk lewat pintu samping yang ukuran pintunya
lebih kecil hingga saya harus menundukkan kepala agar bisa melalui pintu
tersebut. Kemudian kami melalui lorong
yang cukup luas. Saya sempat melihat ada bagian dapur dan mesin cuci di dekat
lorong. Lebih kurang 10 meter berjalan di lorong kami tiba di hamparan tanah
yang luas. Bagai halaman belakang sebuah rumah. Ada banyak pohon mangga lengkap
dengan buahnya yang berjuntaian. Yang menarik
mata saya bukan mangga yang berbuah dengan lebatnya tetapi justru suasana di
halaman yang banyak pohon mangga itu. Di sana saya lihat bapak bapak
berpenampilan perlente di beberapa sudut lalu ada pula tipikal bapak bapak
pesuruh yang membawa bawa ayam dengan bungkusan eksklusif bagai ayam bernilai
puluhan juta rupiah. “setiap yang perlente itu boss, dan mereka membawa ayam
yang di bawa oleh anak buah mereka masing masing. Sesaat lagi pertarungan
Sabung Ayam kelas atas dimulai.” Ucap Opik setengah berbisik kearah ku.
Sesekali
Opik menyapa beberapa bapak bapak bergaya necis dengan bahasa khas Banjar. Saya
pun sedikit paham maksudnya. Nampaknya Opik sedang membaur dengan semua yang
ada di arena. Karena sejak kedatangan kami tadi beberapa mata nampak curiga.
Mungkin karena diri saya asing bagi mereka atau mungkin mereka takut saya
memata-matai mereka.
“jangan
mem-foto apapun di sini. Simpan HP mu!.” Opik mengingatkan. Kali ini volume
suaranya cukup tegas dan sangat terdengar kasar di tellinga saya. Saya
meng-iakan dengan anggukan.
Sepanjang
acara, saya hanya mengamati. Tak mem-photo-photo
seperti kebiasaan saya biasanya. Memilih melihat beragam hal hal yang belum
pernah saya lihat sebelumnya. Bagaimana rumah yang tampak luar biasa saja malah di
bagian dalam sedang berlangsung sebuah ajang Sabung Ayam yang berskala besar. Sesekali
saya mengerjibkan mata melihat lembaran uang seratus ribu rupiah dalam tumpukan
banyak ada di sebuah meja yang di jadikan sebagai uang taruhan. Yang menang
tentulah akan kaya mendadak. Yang kalah pun pasti rugi besar. Ada unsur judi di
Sabung Ayam kelas atas ini. Judi yang saya tahu memakai kartu remi kini tak
hanya itu. Ayam pun jadi alat. Ayam ayam yang tangguh dan dapat mengalahkan
kekuatan ayam lain sesuai dengan batas waktu yang di tentukan akan keluar
sebagai pemenang. Tak jarang ada beberapa ayam yang sampai terjatuh - mungkin pingsan atau bahkan meregang nyawa
dalam arena. Jika itu terjadi maka ayam yang kuat bertahan dengan gagah berdiri
adalah pemenangnya. Dan sudah barang tentu para petaruh dan tuan ayam yang
menang akan mendapat keuntungan besar atas uang taruhan yang di kumpulkan di
meja taruhan sebelum pertandingan tadi di mulai.
Plang peringatan yang mengecoh |
saya berdiri di atas kandang ayam untuk menyaksikan pertandingan Sabung Ayam |
secara diam diam berhasil mengabadikan moment Sabung Ayam |
Pada Jum’at
sore lalu, Opik lagi lagi menyambangi saya dan mengajak saya ke tempat Sabung
Ayam dengan tipe yang lain lagi. Menurut Opik sabung ayam berikut ada unsur budaya
nya tapi juga tetap ada aroma judi meski tidak begitu nampak terlihat. Opik
lalu membawa saya ke sebuah perbukitan. Saya menikmati indahnya view dari atas
bukit. Sesampai di puncak bukit. Ada pos satpam yang harus di lewati dan
membuat Opik sesaat berbasa basi dengan bahasa Banjar yang saya mengerti.
Intinya Opik meminta izin masuk kebagian dalam. Di bagian dalam dari arena
bagai areal persawahan yang belum di tumbuhi padi itu terdapat beberapa mobil
jenis kijang di parkir. Lalu Opik mengajak saya menuju sebuah jalan yang ada
plang bertuliskan ‘Tempat Pembuangan Sampah’. Saya sempat heran mengapa Opik
mengajak saya ke areal pembuangan sampah. Oohh… ternyata itu hanya plang
tipuan. Tak berjarak dari plang sampah itu ternyata ada jurang dengan tangga
undakan tanah ke bagian bawah dan di bawah telah terparkir banyak motor motor
beragam merek lengkap dengan sebuah gardu besar dimana semua orang berkumpul
dan memulai Sabung Ayam. Yang unik, beberapa sosok tua – seperti tetua adat,
dengan tampilan bersorban kain ala kadar, tanpa baju dan bersarung setengah
tiang, berkomat kamit bak seorang dukun membaca mantra. “itu ritual doa, Ndra”
sela Opik saat saya terpana melihat adegan sang bapak tua.
“ itu
salah satu budaya warisan suku Dayak pedalaman Banjar, sebelum memulai Sabung
Ayam ada ritual memohon do’a.” lanjut Opik bagai tour guide.
“Mohon
doa untuk Sabung Ayam?”, saya bergumam sendiri. Terdengar lucu. Okelah ini
bagian dari adat. Tak boleh membantah. Nikmati
saja.
Saking
saya menikmati moment itu membawa saya
mendekat ke bagian gardu besar dimana orang orang berkumpul. Hujan rintik mulai
turun. Tak ada satupun yang menghiraukan. Semua orang sibuk denngan persiapan
Sabung Ayam. Beberapa orang tampak merawat ayam ayam jagoan mereka dengan
mengusap usap dan seolah memijat tubuh kekar ayam ayam Jago itu. Sebagain lagi
membenahi arena yang nantinya akan di gunakan untuk gelaran Sabung Ayam. Saya
ingin melihat arena Sabung Ayam dari dekat. Karena tubuh saya tertutup
kerumuman orang orang, saya memutuskan naik ke kandang Ayam yang terbuat dari
bilah bilah kayu kecil. Cukup kuat nampaknya menyangga badan saya. Dari atas
kandang tempat berdiri saya melihat Ayam Ayam Jago sedang di persiapkan tuan
mereka. Para ayam di beri ragam minyak yang bau nya menyengat sebelum di adu
dengan ayam lain. Ketika adu ayam di mulai semua penonton sorak sorai. Berjerit
gembira meski ada yang sumpah serapah karena Ayam nya tak sejago dugaannya. “Jangan Photo – Photo mas…” ucap tegas seorang pria saat melihat saya mengabadikan
moment Sabung Ayam dengan kamera HP. Mas yang mengingatkan saya terlambat. Di HP
saya telah ada beberapa photo yang saya ambil diam diam sejak tadi dating. Bahkan
Opik pun tak tahu.
Opik
membawa saya pada pertunjukan adu ayam yang tak biasa. Jauh dari apa yang
selama ini saya tau dan yang pernah saya lihat ketika kecil. Sabung Ayam yang
saat dulu saya tahu adalah ritual hiburan warga di waktu tertentu bahkan kala
peringatan hari kemerdekaan Indonesia, kini bergeser pada hobby sekumpulan
orang. Hobby Sabung Ayam bisa jadi adalah bagian yang tak bisa di bantah bahwa
ada komunitas penggiatnya. Bagai para pelaku Sabung Ayam yang Opik ceritakan
bahwa mereka berasal dari beragam golongan pekerjaan dan juga beragam tingkat
usia. Bahkan anak anak remaja pun terlihat menjadi bagian dari Sabung Ayam.
Bisa jadi di semua bagian provinsi negeri ini ada aktivitas Sabung Ayam. Tak menutup
kemungkinan pula Sabung Ayam di daerah lain nyaris sama dengan yang saya lihat
di Kalimantan Selatan. Bermula dari bagian budaya menjadi sebuah arena judi
yang dapat menjadi pundi penghasilan bagi palaku Sabung Ayam sejati.
Mainkan Slot Online, Togel Online, Fishing & Live Casino Hanya Di #NADA4D.
BalasHapusSitus Judi Togel Dan Game Slot Online Terpercaya.
*Minimal Betting Togel 500 Rupiah.
Tersedia 10 Pasaran Togel Terkenal, seperti
- Pasaran HK Siang
- Pasaran SG Metro
- Pasaran Sidney
- Pasaran Malaysia
- Pasaran Singapore
- Pasaran Singapore 45
- Pasaran Malaysia Siang
- Pasaran Macau
- Pasaran Qatar
- Pasaran Hongkong
* 5 Provider Slot Terbesar.
- Pragmatic Play
- Habanero
- Spade Gaming
- TopTrend Gaming
- Joker Gaming
* Live Casino
- ION Casino
- Pragmatic Play
- Sexy Gaming
- All Bet
- IDN Live
Dan Permainan Tembak Ikan Yang Sangat Menarik.
*Tersedia Promo
1. BONUS NEW MEMBER UP TO 30%.
2. CASHBACK KEKALAHAN LIVE CASINO UP TO 10%.
3. BONUS ROLLINGAN TEMBAK IKAN & SLOT GAMES 0.8% DIBAGIKAN SETIAP HARI SELASA.
4. CASHBACK KEKALAHAN TOGEL UP TO 1%.
5. PROMO FREEBET / FREECHIPS SETIAP BULANNYA.
6. BONUS CASHBACK HARIAN 5%.
7. EVENT BONUS DEPOSIT HARIAN 5.000 ( HANYA UNTUK PERMAINAN SLOT ) .
Contact :
Whatsapp : +62819-5885-3905
Link : Nada4D . Online
Link IP : 128 . 199 . 250 . 188