Hi. MUHAMMAD HARUN, SE, MM |
Senin, 5 Januari 2015, Hari pertama masuk kerja setelah
pergantian tahun.
Hari itu pula merupakan hari pertama
saya masuk kerja setelah 3 bulan sebelumnya berjibaku dalam kegiatan luar kota menjalankan
tugas dalam team kementerian.
Sebagai staff pada Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Bandar Lampung (sejak 2009), saya wajib melaporkan kehadiran saya kembali pada Kepala Dinas setelah menjalani pendidikan dan pelatihan 3
bulan di luar kota.
sebagaimana tugas seorang staff sehabis tugas kedinasan saya menjelaskan banyak hal yang saya dapat termasuk beberapa hal yang akan saya
implementasikan dalam dunia pekerjaan sebagai bakti pada Bandar Lampung. Setelah panjang lebar mempresentasikan
hasil belajar saya, pak Harun ternyata menanggapi dan menyetujui beberapa hal yang saya usulkan bahkan memberi saya peluang besar untuk memegang
sebuah pekerjaan termasuk pengelolaan website kantor. Tapi yang paling saya terkejut adalah ketika ia mengeluarkan
dompet dari saku celananya dan kemudian memberi saya uang selembar Rp.100.000
untuk membeli bet atau tanda kepangkatan yang mustinya ada di bahu kiri dan
kanan pada baju dinas. Sesuatu yang menjadi pertanyaan saya kala itu.
***
satu satunya foto berdua yang saya punya bersama Pak Harun seusai perform pada APEKSI PALANGKARAYA |
Sebagai pribadi, saya tak pernah mengenal sosok Hi.Muhammad Harun, SE, MM sebelumnya, sampai ia menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung sejak pertengahan tahun 2011.
Pertama beliau masuk kantor saya
langsung bersinggungan kerja dengan
menjadi bagian dalam kepanitiaan acara APEKSI yang di gelar di rumah dinas Walikota Bandar
Lampung kala itu. Dengan cekatan ia memberi saya dan team lainnya tugas tugas
yang berkenaan dengan kelancaran acara. Selama
2 bulan mempersiapkan acara akhirnya berjalan lancar meski akhirnya ia terkena
serangan jantung tepat pada malam usai suksesnya gelaran acara. Beruntung pak
Harun dapat segera di selamatkan dan secepat mungkin di larikan ke Jakarta
dengan bantuan fasilitas dan perlengkapan canggih.
Operasi Jantung pak Harun pun
berjalan lancar. Dan pada tahap pemulihan berangsur membaik hingga dokter
menyatakan beliau dapat beraktvitas kembali sebagaimana biasanya. Beragam aktivitas dan capaian kerja ia raih dalam menggawangi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung. Berlangsung dengan lancar event RAKORNAS ADWINDO tahun 2012 di Bandar Lampung serta suksesnya gelaran GEBYAR PESONA BANDAR LAMPUNG di HOTEL SAHID - Jakarta tak terlepas dari kemampuan dan campurtangannya.
***
Senin, 12 Januari 2015
Pukul 01.00 WIB
Pak Harun menghembuskan nafas
terakhirnya setelah berjuang dalam sakit jantung yang menyerangnya kala itu.
Semestinya, pagi Senin itu - sesuai rencana telah terjadwal,
pukul 09.00 WIB saya akan menjalankan tugas dari beliau bersama rekan rekan dari komunitas fotografi untuk mendatangi beberapa spot destinasi wisata di Bandar Lampung
sesuai dengan kesimpulan hasil dari percakapan bersama beliau pada Jum’at – 09 Januari
2015, pukul 14.00 – 16.00 WIB.
Banyak konsep event kedepan yang pak Harun tawarkan untuk dikelola pada saya termasuk rekan rekan komunitas yang bergerak di dunia maya. Termasuk kesediaan beliau melakukan perombakan pada konsep event Begawi Bandar Lampung (BBL) tahun 2015 bahkan kesediaan beliau untuk sharing dalam program Lampung Belajar pada pekan mendatang.
Kehendak Maha Kuasa tak terbantahkan.
Segala yang berasal dari Nya akan
kembali pada Nya.
Pak Harun kembali ke pangkuan Ilahi
dengan tak sempat ia melihat pelaksanaan dari ragam tugas yang ia berikan tersebut.
Meski beberapa hari sebelumnya saya
telah menyelesaikan tugas Mapping Tourism dan schedule event yang akan saya
laksanakan di Pasar Seni bersama para komunitas sebagai pelaksanaan dari tugas
tugas dan hasil percakapan bersama pak Harun.
Selembar 100.000 yang ia beri pada
Senin pekan lalu itu adalah selembar uang pertama dan terakhir yang ia berikan
pada saya untuk sebuah keperluan pribadi saya.
LUGAS dan PERFEKSIONIS.
Adalah dua kata yang saya fikir
pantas untuk mendeskripsikan pribadi seorang pak Harun. Meski terkadang
ketegasan yang ia lontarkan menyakiti hati personal yang di tegur. Tak terkecuali
saya. Tak perlu lah saya ungkap betapa saya banyak salah pada sosoknya. Sebagai
staff tentu saya banyak berlaku lalai dan tak pandai dalam beberapa hal –
itulah mengapa saya masih staff, jika saya sepandai beliau tentu jabatan saya
sudah sama dengan pak Harun.
Tak ada manusia yang sempurna. Begitupun
sosok Pak Harun. Sebagai manusia ia tentu ada salah dan khilaf. Tak perlulah
kita bicarakan kekurangannya karena sosoknya telah tiada dan itupun tak ada
gunanya.
Cukup hal hal baik dari sosok nya
yang terus kita teladani sebagai bagian dari bakti profesi abdi negara dan
pelayan masyarakat.
Senin siang nan kelam di minggu kedua Januari.
Awan duka membungkus prosesi
pengantaran jenazah pak Harun keperaduan terakhir. Rintik hujan menghiasi
suasana pilu. Keluarga, Kerabat kerja dan handai taulan turut larut dalam
kesedihan serta rangkaian do’a menghantar pak Harun hingga liang lahat
tertutup.
Selamat jalan Pak Harun.
Tenang dan Bahagia di tempat terbaik
di alam sana.
Jasa Pengabdian dan kebaikanmu terus
terpatri pada pertiwi.
Kelak kami akan memahami segala
sikap yang senantiasa kau tegakkan sebagai bagian dari sebuah pekerjaan yang
kami jalani.
Innalillahiwinailahi rojun semoga diberi ketabahan dan amal ibadanya diterima disisinya..amin
BalasHapusbtw..bang indra kerja di disbudpar?gimana caranya bang?sy juga tertarik hehehe siapa tau suatu saat kalo udh wisuda bisa kerja disana juga :))
Amin Hasabi atas doa nya
BalasHapus