Akhir
pekan lalu, saya menyusuri bagian timur di kota Bandar Lampung yang menurut
saya masih belum tersentuh aroma perkotaan ; Umbul Kunci.
Benar
saja, meski secara teritori ada dalam wilayah kota Bandar Lampung, desa Umbul
Kunci – kelurahan Keteguhan – kecamatan Teluk Betung Timur ini masih sebuah
pedesaan. Terlihat dari sarana dan prasarana yang tersedia disana. Tapi yang
buat saya senang mengunjungi Umbul Kunci justru suasana pedesaannya yang
mengingatkan saya pada masa kecil dulu.
Secara
umum akses ke Umbul Kunci dapat dengan mudah di lakukan dengan kendaraan
pribadi atau kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan umum, cukup dengan
menaiki angkutan umum kearah teluk betung lalu dari teluk betung dilanjutkan
dengan menaiki angkutan arah ke Hanura dan berhenti di pertigaan Umbul Kunci
tak jauh dari Pom Bensin setelah kawasan perumahan Pantai Puri Gading.
Pertigaan Umbul Kunci ; belok Kiri akses 2 kilo meter ke bagian dalam desa |
Kontur Jalan menuju desa Umbul Kunci Seberang Jembatan |
Perbukitan dari pemukiman Warga |
Dari
pertigaan Umbul Kunci, pengunjung harus menyusuri jalan masuk lebih kurang 2 kilo
meter kebagian dalam agar bertemu dengan suasana pedesaan Umbul Kunci yang asri
tersebut. Meski kondisi jalan tak seluruhnya baik, saya cukup terhibur dengan
pemandangan alam yang mempesona. Bagaimana tidak, suasana hiruk pikuk perkotaan
yang terkadang mendatangkan penat dapat terobati dengan hamparan perbukitan nan
hijau di kiri dan kanan jalan yang saya lalui menuju desa Umbul Kunci. Jurang
jurang di bagian kiri jalan begitu indah berhias sungai dan batu batu khas
alami lengkap dengan landscape pepohonan rimbun dan perkebunan tangkil di
beberapa bagian.
Cuaca
makin mendung sore itu. Saya menghentikan Avanza di tanah lapang tak jauh dari
jembatan desa yang sangat iconic. Menghampiri ibu ibu yang sedang
memisahkan buah tangkil dari kulitnya. Dan berbincang banyak pada mereka.
Ternyata
posisi dimana saya berhenti adalah Desa Umbul Kunci seberang Jembatan gantung –
begitu para warga sekitar menyebutnya. Ada pula kawasan Batu Perahu , Pancur/Muncak,
dan Gunung Malang., yang menurut warga kerap di datangi para pendaki dan mereka
yang menyukai perkemahan atau outbound.
Warga di desa Umbul Kunci seberang jembatan gantung mayoritas berprofesi
Petani. Ada sebuah sungai yang membelah desa, beberapa warga menggunakan air
sungai sebagai sarana mandi, tampak anak anak kecil bermain air di bawah
jembatan gantung sore itu.
Jembatan Gantung yang menghubungkan Warga Desa Umbul Kunci Seberang |
menikmati suasana sungai |
Sungai di Desa Umbul Kunci |
Sembari
berbincang dengan beberapa warga, mata saya tak henti hentinya melihat
perbukitan yang ada di sekitar desa. Bagai sebuah desa yang terkepung
perbukitan nan sejuk dan rimbun. Beberapa warga kerap memakai air dari mata air
perbukitan tersebut sebagai air minum mereka. Sebenarnya saya tertarik untuk melanjutkan kunjungan ke
bagian ujung dari kawasan desa Umbul Kunci Seberang Jembatan, tapi beberapa
warga menyarankan saya untuk menundanya dan segera kembali ke Bandar Lampung
mengingat akan turun hujan. “Kalau hujan deras, jalanan sering longsor mas..”
ucap seorang Ibu mengingatkan saya. Terlebih kunjungan ke desa desa di lereng perbukitan itu tidak bisa di akses dengan mobil. Harus menggunakan motor atau berjalan kaki.
Sebuah kunjungan yang belum tuntas, meski saya sangat terhibur oleh kondisi
pedesaan bagian dalam dari Umbul Kunci. Kelak saya akan kesana lagi dan
melakukan eksplorasi desa yang aksesnya mudah di tempuh dari pusat Bandar Lampung
tersebut.
0 comments :
Posting Komentar