…
Jangan remehkan hal kecil, Karena Hal Besar bermula dari hal hal kecil yang
dilakukan terus menerus.
Rentetan
kata dalam kalimat tersebut pernah saya dapat dari rekan yang selalu
menyemangati saya sejak dulu. Rekan yang berkenan menerima kelemahan saya dan
berkenan menjadi partner yang selalu memberi arahan meski tahu keterbatasan
bahkan sikap buruk saya sekalipun.
Sebagai
staff Promosi, saya diserahi tugas untuk membuat sebuah konsep acara yang
sebenarnya telah menjadi bagian rutinitas saya sejak 2003, jauh sebelum saya
resmi menjadi bagian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung.
Awal tahun
2015 saya di minta Dinas menyusun konsep Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar
Lampung dengan rangkaian yang lebih ‘slim’ tapi tetap menjaga kualitas.
Berangsur saya lakukan tugas konsep demi konsep dan berakhir persetujuan dari
atasan. Sampai pada penugasan pembuatan Logo. Yes, LOGO!. Saya diminta menciptakan sebuah
Logo plus tema yang kelak akan jadi Icon dalam rangkaian
Pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung 2015.
Well, urusan konsep tentu saya tinggal copy
paste dari tahun sebelumnya dengan perampingan dibeberapa bagian dan
penambahan gimmick khas tahun 2015. Tapi untuk urusan Logo, tentu bukan
pekara gampang.! Pertama saya tak begitu paham tentang design grafis.
Karena tentu penciptaan sebuah Logo harus menggunakan konsep Corel Draw
atau Photo Shop atau apapun program computer lainnya. Manalah saya paham tentang photoshop
kecuali meng-Crop photo.!
Sempat
berfikir menyerahkan urusan Logo ke
pihak percetakan. Tapi kok sepertinya saya menyerah hanya urusan Logo ya?. No!
prinsip awal, do the maxi and try the best till the limit.!
“Masak
ia, gak bisa!”.
Teriak saya pada diri sendiri.
Akhirnya
saya coba lupakan tentang keterbatasan kemampuan saya tentang design grafis
dan computerize. Dan perlahan jemari saya mulai mencoba melukis diatas
kertas HVS putih dengan guratan pensil yang berkali kali di hapus dan mengalami
kebingungan akan bentuk gambar. Tak cukup satu kertas. Belasan kertas gagal
tergambar sesuai dengan keinginan. Sampai pada sebuah gambar yang saya anggap
cukup oke.
Hasil guratan tangan saya, dengan pensil lalu di timpa pena stabilo. |
Gambar
hasil olahan tangan jadi. Selanjutnya bingung!
“Bagaimana
mungkin saya memajang gambar hasil melukis dengan pensil untuk sebuah Logo dari
event tahunan yang tak bisa dianggap main main?”
“Bagimana
orang akan tertarik jika logonya saja tak menarik!!” Hahahahha.
Itu
pergolakan hati.
Berkali
kali saya berdiskusi pada diri sendiri.
Berkali
kali pula saya merasa ada yang janggal dan harus ada pihak yang menuntaskan
ketidakpuasan saya.
Tapi
siapa?
Meminta
bantuan pada pihak yang berkenan membantu tanpa buru buru tanya besaran upah
adalah hal langka kini!.
Tak
enak jika di tolak, meski saya tahu banyak pihak yang jago design grafis.
Akhirnya membuat saya diam saja. Dan perlahan saya membawanya kedalam do’a pada
sang Pencipta.
Ternyata
Yang Maha Kuasa memberi jalan. Hanya berselang 2 hari setelah gambar hasil
tangan saya jadi, seorang rekan lama yang juga telah lama tak jalin kontak tiba
tiba bertegus sapa di room chat BBM. Frans Arwie – namanya. Ia adalah putra Lampung – dulunya penyiar di
salah satu radio swasta di Bandar Lampung. Semula pembicaraan sekedar menaya
kabar hingga pada aktivitas keseharian. Pak
Arwie – begitu saya memanggilnya, menjelaskan aktivitasnya sebagai mahasiswa
Design Komunikasi Visual _ Institute Seni - Yogyakarta, yang selalu di tuntut
mencipta banyak logo dan bentuk bentuk visual design sebagai bagain dari
cara mengkomunikasikan sebuah product atau berita pada khalayak.
Alhamdulilah.
Setelah panjang lebar berbincang, saya kemudian meminta Frans Arwie membantu. Tak
banyak penolakan ataupun alasan. Pak Arwie berkenan membantu saya mewujdukan
guratan tangan menjadi design logo yang apik sesuai dengan kemampuannya.
Logo hasil sentuhan Frans Arwie |
salah satu banner - media promo dengan menggunakan Logo design by Frans Arwie |
Aaahhh…. Selalu ada celah dari upaya dan
niat baik. Tuhan emang selalu mengikatkan niat baik pada pribadi pribadi yang
baik pula. Hanya dua hari berselang dari pembicaraan via chat BBM, Frans Arwie
mengirimkan gambar logo hasil design – nya kepada saya via email. Dengan
sentuhan baru yang lebih baik dari hasil guratan tangan saya, pak arwie membuat
sosok pria dan wanita pada gambar yang saya reka menjadi lebih hidup. Bagai sosok
manusia bernyawa bersemayam dalam logo itu. “Porsi logo yang pas.” Begitu ujar atasan saya
ketika Logo itu saya sodorkan padanya. Hanya
dengan sentuhan pergantian posisi dibeberapa bagian akhirnya Logo yang
berfungsi sebagai icon dari seluruh rangkaian Pemilihan Muli Mekhanai
Kota Bandar Lampung 2015 disetujui dan diproses dalam ragam media promo
nantinya.
Terima
kasih pada rekan Frans Arwie yang berkenan mewujudkan keinginan saya di tengah
banyaknya kesibukan seorang Frans Arwie sebagai mahasiswa dan juga pekerja di
beberapa tempat. Sebuah pembuktian akan dedikasi pada tanah kelahirannya. Tak
berlebih jika saya mengucap syukur dan mendedikasikan tulisan ini pada
kesediaan sosok Frans Arwie membantu tak hanya diri saya tetapi juga membantu
memberikan sentuhan kreatif dan inovatif dalam event Pemilihan Muli Mekhanai
Kota Bandar Lampung tahun 2015.
Suka sama logo yg dicoret di atas kertas dan tambah suka yang disempurnakan. Betapa doa yang terwujud dengan kolaborasi menghasilkan karya yg bikin lidah berdecak. Congrats Mas Indra
BalasHapusKereeen, gak heran sih klo jagoan2nya pada pinter coret2 juga.
BalasHapusSemoga sukses gelaran Muli Mekhanai-nya om ^^
Thanks Mba Evi kangen jalan jalan bareng lagi lho
BalasHapusThanks juga Mely imut ....