"PNS (HARUS) MELEK INTERNET".
Judul sebuah artikel berita pada harian Tribun Lampung yang terbit pada Kamis, 24 Juni tersebut cukup membuat saya senang. Pasalnya apa yang dipaparkan dalam isi artikel tersebut adalah sesuatu yang telah terjadi pada saya ketika pertama berstatus Pegawai Pemerintah di tahun 2009 awal. Bahkan jauh sebelum jadi Pegawai Negeri saya telah memanfaatkan internet sebagai salah satu sumber informasi bahkan sumber mencari sedikit 'uang jajan' kala itu dengan menjadi pengumpul MP3 gratis.
Dulu, di tahun 2009 - pada awal penyesuaian saya jadi pegawai baru (pendatang baru) di lingkungan Pemerintah Bandar Lampung, saya kerap membawa laptop sebagai salah satu sarana bekerja di kantor. Mengingat kapasitas saya sebagai staff promosi (hingga kini) jadi Laptop di rasa perlu saya bawa ke kantor guna memudahkan saya dalam mengetik tugas dari atasan - selama menunggu jatah komputer kantor yang berkenan saya pakai dalam aktivitas kantor. Yang saya sukai dari suasana kerja di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung yang dulunya ada di dalam lingkungan kompleks Pemda Kota Bandar Lampung adalah ketersediaan Hot Spot gratis yang dapat di akses selama waktu kerja dengan kecepatan yang memadai. Karena hanya saya yang membawa laptop dan menggunakan internet dalam jam kantor (kala itu) tentu akses internet yang saya pergunakan tidak terhambat oleh penggunaan pihak lain. Jadilah hari hari saya asik berselancar di dunia maya. Persinggungan saya dan dunia maya pun tidak hanya sebatas bermain sosial media saja - Facebook dan Twitter kala itu, tapi juga pada aktivitas berkirim surat elektrik (email) hingga menulis di blog yang isinya tak melulu soal pekerjaan tetapi juga curhat ala pria galau (kala itu) hahahah.
Seiring berjalan waktu, termasuk penugasan demi penugasan secara kedinasan, laptop tebal ukuran 14 inci andalan saya kerap ikutserta. Saya masih ingat ketika kegiatan pameran di beberapa kota di Indonesia, saya dapat segera mengirimkan info aktivitas kegiatan promosi di kota yang saya dan Team dinas datangi dengan berkirim email ke media media cetak di Lampung. Beberapa tulisan pernah di publish media cetak meski beberapa tak ber-respon. Saya juga ingat ketika berkontribusi mengirimkan rilis aktivitas kegiatan yang berkenaan dengan Duta Wisata daerah pada harian Tribun Lampung dalam kolom Reporter Citizen. Yang juga selalu akan saya ingat adalah saya di percaya menuliskan secara langsung aktivitas ketika saya dan Team menjadi bagian dari Festival Tong Tong di Den Haag (Belanda) pada tahun 2010 silam. Mengabadikan moment pertunjukan Lampung di panggung International lalu menulis reportasenya dan kemudian mengirimkannya via email ke harian Lampung Pos waktu itu bekerjasama dengan bang Ibram.
Itu dulu, tapi kini tetap saya lakukan.
Bahkan semakin rajin menulis untuk blog pribadi saya. Meski sebenarnya dibalik kegemaran saya mengakses internet ada beberapa kejadian unik. Diantaranya rekan rekan kerja (kala itu) yang menyebut saya hanya bermain games di laptop setiap hari. Bahkan ada pernyataan bahwa saya tidak bekerja dan berkontribusi sebagai pegawai negeri karena sehari hari hanya asik bermain laptop. Hahahaha... Itu hal lucu yang di lontarkan oleh orang orang lucu. Seiring waktu banyak pekerjaan dan konsep konsep bersumber dari Laptop saya yang Tebal dan Jadul itu. Hehehe.
Sebagian besar, saya yakin PNS telah paham dengan internet. Jika di ukur dengan penggunaan Social media, tentu PNS tak buta sosial media. PNS Punya akun Twitter dan Facebook tentu hal yang tidak asing saat ini. Tetapi apakah PNS bersinggungan dengan layanan internet kala melakukan pekerjaan?, tentu belum 100 persen. Meski ketersediaan hot Spot /WiFi di lingkungan Pemda kota Bandar Lampung dan SKPD terkait sangat memadai. Di kantor saya - contohnya, adalah salah satu dinas yang menyediakan sarana WiFi yang cukup baik. Akses internet yang memadai. Tapi apakah setiap personal dari PNS punya alamat email? Atau mampu berselancar di internet dan memanfaatkan fasilitas serta kemudahan internet untuk menunjang efisiensi pekerjaan?, saya tak berani menjelaskan. Biarlah masing masing bertanya pada diri sendiri saja.
Yang jelas, anggapan bahwa saya menggunakan laptop dalam aktivitas kantor tidak lagi di nilai hanya sekedar bermain Games (meski sekali waktu juga menyentuh games). Semua pekerjaan yang dibebankan pada saya - pengerjaannya bersumber dari laptop saya dengan akses internet yang cukup rutin. Men-download kebijakan yang sesuai dengan tupoksi pekerjaan, membaca artikel penting lalu menyimpannya baik baik agar jadi pijakan pada langkah pekerjaan selanjutnya hingga berhubungan dengan pihak di luar kota semua bersinggungan dengan dunia maya. Karena dunia maya kini memiliki pengaruh yang besar hingga banyak hal hal kecil dalam dunia nyatat jadi besar karena pemberitaan di dunia maya. Bahkan terpilihnya seorang pejabat bisa juga karena aktivitasnya di dunia maya. Karena maya maya juga adalah sarana belajar, penyeimbang dunia yang sebenarnya. Dan bukankah belajar tidak boleh berhenti?, meski sudah merasa pintar dan berkedudukan jabatan sekalipun belajar tidak boleh henti, kecuali Mati.
0 comments :
Posting Komentar