|
salah satu Meriam di salah satu bagian puncak Benteng Marlborough |
Mendapat free time, di sela tugas dinas luar kota adalah hal yang menyenangkan. Karena punya waktu luang dan bebas menentukan aktivitas setelah tugas utama selesai. Saya,
bukan tipe orang yang hanya ingin menghabiskan waktu di kamar hotel saat sedang
tugas keluar kota. Jika hanya ingin leyeh-leyeh di kamar tak
perlu lah jauh jauh ke luar kota. Sekalian sudah keluar kota dan penugasan
keluar kota, ya manfaatkan waktu luang dengan melakukan eksplorasi daerah kunjungan dengan mendatangi spot spot menarik yang kelak akan menambah wawasan,
pengalaman termasuk kisah seru di balik aktivitas kunjungan tersebut.
|
Bagian depan Benteng |
|
tampak Benteng bagian Sisi Kiri setelah pintu masuk |
|
pernyataan Cagar Budaya oleh Pemerintah Provinsi Jambi |
|
Pintu gerbang Utama memasuki kawasan Benteng Marlborough |
Siang itu, ketika urusan kedinasan berakhir,
saya dan rekan rekan Muli Mekhanai Bandar Lampung yang masih memiliki sisa
waktu di Bengkulu memanfaatkan waktu luang dengan mengunjungi beberapa tempat
bersejarah di Bengkulu.
Bengkulu yang terkenal dengan sebutan Bumi
Raflesia ini memiliki spot spot menarik yang mengandung sejarah. Hunian
Soekarno di masa pengasingan, Masjid
Jamik yang mengalami pemugaran di kala
Soekarno dalam masa pengasingan di
Bengkulu. Hingga kediaman Fatmawati yang begitu bersejarah.
Nah, siang itu, saya dan rekan rekan Muli
Mekhanai Bandar Lampung berkunjung ke
salah satu benteng yang mengandung nilai sejarah yang heroik. Benteng
Marlborough – namanya.
Benteng Marlborough merupakan peninggalan
Inggris di kota Bengkulu yang di dirikan oleh East India Company pada tahun
1713 – 1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet yang berfungsi sebagai
benteng pertahanan Inggris.
|
Jajaran Meriam di depan ruang tahanan pada bagian dalam areal benteng |
|
Meriam tertata rapih. |
Terletak di jalan Kampung Cina – Kota Bengkulu,
menjadikan Benteng Marlborough begitu mudah di temukan dengan bangunan gagah
menjulang yang khas sebagai kawasan pertahanan zaman keuasaan Inggris di
Bengkulu kala itu. Setelah membayar
tiket masuk yang cukup mahal – Rp.10.000,- tanpa karcis resmi. Saya dan rekan
rekan Muli Mekhanai bergegas kebagian dalam tanpa melupakan mengabadikan
beberapa papan nisan dari makam penjajah Inggris yang tertata apik di dinding
dekat loket karcis.
|
areal taman di dalam benteng |
|
taman tengah Benteng dari puncak benteng |
Memasuki kawasan yang merupakan cagar budaya di
Bengkulu tersebut kita akan melihat gagahnya gerbang depan Benteng Marlborough. Dengan konsep bangunan yang khas arsitektur inggris di bagian dalam. Ada sebuah lorong besar
yang menghubungkan antara pintu utama di bagian depan dengan sekat sekat ruang
di bagian dalam. Taman luas dengan jajaran meriam kuno yang merupakan senjata
pertahanan khas inggris tampak berbaris diantara ruang ruang tahanan yang
berjajar di bagian utara. Beberapa ruangan di bagian barat memajang ragam
prasasti dan jejak sejarah yang dapat di simak oleh pengunjung. Tak hanya itu,
pengunjung juga dapat menikmati suasana benteng Marlborough dengan menaiki
setiap sisi bagian puncak dari benteng dengan view bagian dalam benteng dan
bagian luar benteng yang tak hanya menyuguhkan view rumah warga kota Bengkulu
tetapi juga pesona pantai Tapak Padri yang buat saya jadi betah berlama lama di
bagian atas benteng yang juga terdapat meriam besar sebagai bagian dari senjata
perlawanan kala itu.
|
Ruang Ruang Penjara di dalam Benteng Marlborough |
|
bentuk bak pekerja rodi di areal benteng |
Menengok bagian demi bagian dari Benteng Marlborough
bagai menyaksikan rekam jejak pergolakan kehidupan kala itu. Sistem kerja paksa
oleh penjajah pada masyarakat lokal. Perjuangan para pejuang melawan penjajah
juga dapat tergambar dari beragam diorama yang dihadirkan di beberapa ruangan di
Benteng Marlborough.
|
Benteng marlborough bagian depan |
Sudah dua kali saya mengunjungi Benteng Marlborough
dalam dua tahun yang berbeda tetapi tidak ada peningkatan pemeliharaan yang
signifikan. Beberapa bagian dinding masih lembab dengan cat dinding yang retak
dan berlumut. Kebersihan Benteng di bagian luar tidak begitu terawat dengan
baik, bisa jadi masyarakat sekitar tidak begitu menjaga kebersihan lingkungan,
terlihat oleh saya beberapa warga dengan
mudahnya membuang sampah di pinggir jalan. Yang lebih unik lagi, meski benteng Marlborough
secara teritori terletak di kawasan geografis Provinsi Bengkulu tetapi kepengurusan
dari Benteng tersebut masuk pada bagian kepurbakalaan Provinsi Jambi. Itulah sebabnya
revitalisasi dan pemeliharaan tidak dapat dilakukan secara maksimal oleh
pemerintah daerah Bengkulu. Semoga kedepan dapat dilakukan sinergintas dalam
pemeliharaan secara menyeluruh terhadap Benteng Marlborough. Jika tidak jejak
sejarah yang merupakan daya tarik wisata tersebut bias jadi hanya tinggal
cerita belaka. Jangan sampai terjadi.
0 comments :
Posting Komentar