..."silakan masuk mas Indra...." sosok wanita ramah menyapa saya dari balik pintu rumahnya.
Sore itu kali pertama saya singgah ke rumah mba Susi - begitu ia disapa. Setelah beberapa waktu sebelumnya terlibat bersama dalam event.
"Maaf lho rumahnya berantakan." ucapnya kala saya memasuki bagian dalam rumah.
"Ya, beginilah kalau masih punya anak kecil. Maklum yaaa mas..." ucap mba Susi sembari membenahi bantal kursi dan beberapa mainan anak dilantai.
Tangan mba Susi sesekali membenahi beberapa barang yang berkenaan dengan aktivitasnya merias. "Kemarin abis test make up." jelas mba Susi yang mulai merapihkan tas make up seukuran travel bag.
Ketertarikannya pada dunia tata rias telah tumbuh sejak ia duduk di bangku SMA. Bermula kala Ia tinggal bersama Paman yang merupakan pemilik sebuah salon kecantikan yang kemudian lambat laun menumbuhkan tekat dan semangat pada diri Susi remaja untuk belajar lebih banyak lagi akan seluk beluk Tata Rias.
Beragam profesi Susi tekuni setamat bangku SMA, mulai dari terlibat sebagai penari di sanggar tari hingga bekerja kantoran profesional. Tapi uniknya gairah dalam dunia tata rias lebih besar ketimbang gaji yang ia terima sebagai karyawan kantoran kala itu.
"Seperti ada maghnet dalam diri saya untuk terjun dalam dunia tata rias."
Beruntung suami mba Susi mendukung dan memberi izin untuk mba Susi belajar banyak tentang tata rias. Setelah mencari info kebeberapa sumber, mba Susi kemudian menjatuhkan pilihan pada Puspita Martha - Martha Tilaar Jakarta, sebagai pihak yang ia yakini dapat mengasah kemampuan dan hasrat belajarnya dalam dunia tata rias. Tak tanggung, mba Susi mengambil 3 penjurusan sekaligus dalam pelajaran tata rias. Mba Susi kemudian menekuni bidang tata rias pengantin Jawa Jogja, Pengantin Solo tradisional dan tata rias Pengantin Internasional.
Selalu ada pengorbanan dalam perjuangan. Begitu pula dengan perjuangan mba Susi menimba Ilmu Tata Rias. Selain harus tahan jauh dari suami dan dua putranya yang tetap tinggal di Bandar Lampung, ia juga harus mengerahkan konsentrasi belajarnya sambil menjaga kondisi tubuh yang sedang hamil Putra ketiga.
"Wah, itu masa perjuangan banget!." ucap mba Susi lirih mengenang masa 4 bulan belajar tata rias dengan usia kandungan 3 bulan kala itu.
Karena kegigihanlah yang membuat mba Susi menjalani segala proses tekun belajar meski sempat mengalami pendarahan ketika melakoni proses belajar yang intensif.
"Badan saya memang lemah, dengan banyaknya materi belajar yang harus saya hafalkan dan praktekkan ditambah usia kandungan yang masih muda yang semestinya tidak boleh terlalu capek." papar mba Susi akan perjuangannya. "Tapi semangat saya tidak pernah lelah." sambung mba Susi menguatkan perjuangannya. "Terlanjur niat dan sudah di dukung suami jadi harus total. Terlebih biaya belajarnya tidak murah. Jadi ya, gak ada alasan buat menyerah." tambah mba Susi dengan wajah antisiasnya.
Foto bersama Ibu Martha Tilaar seusai pelaksanaan Wisuda |
Trophy The Best Student Bridal Make Up 2014. |
Tekat bulat disertai usaha maksimal, do'a dan dukungan pihak tercintalah yang kemudian mengantarkan mba Susi menamatkan pendidikan tata riasnya. Tak hanya itu ketekunannya berbuah penghargaan The Best Student 2014. "Gelar lulusan terbaik dengan penilaian tertinggi itu bagai bonus besar dari kegigihan dan perjuangan saya." Imbuh Susi sembari melihat trophy yang terpajang di sudut ruang tamunya.
Salah satu hasil riasan mba Susi di wajah Laras Maranatha - Runner Up III Puteri Indonesia 2015 |
Mba Susi diantara beberapa Model yang Mba Susi Rias |
Kini, berbekal ilmu yang Ia dapat serta pengalaman terjun langsung selepas pendidikan membawa pada kematangan diri dan kemampuan mba Susi dalam menekuni kariernya sebagai penata rias. Kemampuannya merias wajah tanpa menghilangkan kecantikan alami setiap wajah yang ia rias adalah keunggulan seorang wanita dengan akun media sosial @Rias_ID tersebut. Spesifikasinya dalam tata rias pengantin dengan ketekunan membawa seorang mba Susi berhadapan banyak tipikal klien "Saya tak pernah pilih pilih klient." ucapnya soal berkarya. Bagi mba Susi, merias wajah itu berkenaan dengan hati dan jiwa seni yang tinggi. Sulit bagi mba Susi jika bekerja tidak sesuai dengan hatinya. "Itulah kenapa saya keluar sebagai pegawai kantoran. Karena hati saya di dunia tata rias." tegas wanita lembut bernama lengkap Susi Nuryanti.
Keren keren
BalasHapusterima kasih bro ...
HapusPilihan yang tepat, sukses selalu mbak
BalasHapusPilihan yang tepat, sukses selalu mbak
BalasHapusPilihan tepat, sukses selalu mbak
BalasHapus