Cuaca cerah menyenangkan sepanjang perjalanan berubah menjadi warna jingga. Sunset menyapa kehadiran saya dan rombongan memasuki kota bagian utara Perancis. Sekuat tenaga saya menahan kantuk sejak perjalanan dari kota Belgia 2,5 jam sebelumnya. Setelah 3 hari di Denhaag - Amsterdam dan 2 hari di Belgia. Tiada lelah terasa meski sebenarnya badan meronta. Terlebih ketika melihat beberapa tempat yang menyenangkan. Sama halnya ketika sore itu saya dan rombongan yang baru saja menyelesaikan misi menghadirkan pertunjukkan seni di Festival Tong Tong - Denhaag - Amsterdam dan Cultural & Flokfore Festival di Denhaag. Selama 5 hari di dua negara itu saya dan team fokus menyelesaikan segala tugas yang telah kami persiapkan sejak jauh hari dari Lampung. Terbayar rasanya perjuangan latihan tari, menyanyi lagu daerah dan persiapan detail lainnya ketika melihat sambutan warga asing di Denhaag - Amsterdam dan Belgia.
Dan sisa dua hari sebelum kembali ke tanah air
saya dan rombongan habiskan waktu untuk melancong ke Paris - Perancis, sebelum kembali ke Indonesia melalui bandara International Paris.
Bis yang membawa perjalanan kami sejak dari
Belgia terus melaju diantara keramaian kota. Paris di depan mata.! Sepanjang
memasuki pusat kota Paris saya berdecak kagum dan takjub dengan keindahan kota
yang nampak dari balik kaca bis berfasilitas lengkap tersebut. Gedung gedung
unik tertata apik dengan desain eksterior bak masa raja Louis berkuasa.
"Kita masuk di bagian Paris Lama" ucap
tour guide kami dalam bis menyadarkan lamunan saya kala menatap gedung gedung
tua yang berjajar rapih sepanjang jalan.
Seiring perkembangan zaman terjadi pembangunan
gedung gedung modern di distrik bisnis kota Paris tanpa merusak dan
menghilangkan gedung gedung tua yang merupakan bagian dari sejarah. Justru
gedung gedung tua yang ada semakin di jaga dengan menjadikannya sebagai area
kunjungan wisata. Itulah sebabnya ada sebutan 'Old Paris' dan 'New Paris' bagi
masyarakat di Paris. Sebagai pendatang, saya dan teman teman rombongan sungguh
takjub dengan penataan kota Paris yang begitu apik.
"Eifeel!!!!." Teriak teman seberang
bangku di bagian kiri Bis. Saya tersentak dan segera mendekatkan diri ke
jendela kiri bis.
Beberapa menit kami dibuat terpukau dan bangga
melihat wujud gagah dan menjulangnya menara Eiffel dari kejauhan. Terlebih
ketika Bis semakin mendekat ketika melalui Champ dan melalui depan
gedung opera Garnier dan opera Bastille - yang saya tau kerap menampilkan pertunjukan opera terbaik dunia. Semakin jelaslah wujud Eiffel Tower ketika berdekatan dengan sungai Seine senja itu.
Menakjubkan!!!. Membuat saya semakin terkagum kagum. Meski mengunjunginya langsung
adalah jadwal saya dan rombongan keesokan hari.
Bermalam di pusat modern kota Paris – distrik bisnis La Defense adalah pengalaman langsung yang tak dapat di lupa. Menikmati sajian menu khas Paris yang serba lezat dengan cita rasa istimewa meski terkadang asing di lidah indonesia saya.
Aktivitas saya dan team selama di
Paris antara lain mengunjungi beberapa objek menarik di kota Paris termasuk menikmati Eiffel
Tower dari dekat meski tidak dapat naik
ke bagian atas karena harus masuk dalam waiting list pengunjung (beli tiket
hari itu naik ke bagian atas Eiffel bulan depan!!). Tapi yang tidak terlewakan
adalah membeli souvenir murah berupa
gantungan kunci di pinggiran Menara Eiffel yang konon paling murah se Paris
raya! Hahahah.
Selanjutnya kami menghabiskan waktu di jalan
yang super cantik dengan bangunan Arc de triomphe de I’Etoile atau yang akrab
di kenal sebagai Arc de Triomphe merupakan sebuah gapura kemenangan sebagai
bentuk monumen kemenangan berbentuk melengkung dengan tiang penyangga kokoh
berdiri di tengah area Place de I’Etoile di ujung barat wilayah Champs Elysees –
sebuah bangunan yang di bangun atas perintah Napoleon Bonaparte dengan tujuan
untuk menghormati jasa tentara kebesarannya. Berfoto di beberapa tempat menarik
sekitaran jalan raya dengan aktivitas warga adalah hal yang terjadi. Sayang
kala itu kamera ponsel belumlah begitu canggih seperti saat ini. Tapi
setidaknya saya dapat mengabadikan beberapa moment menarik selama di Paris.
Bangunan Arc de Triomphe |
berfoto dengan Menara Eiffel dari Trocadero |
...berfoto dengan Menara Eiffel dari Trocadero |
Mengunjungi Mmuseum di sebuah wailayah yang di datangi adalah keharusan (bagi saya) |
Saya dan team juga mengunjungi Palais de
Chaillot – berupa bangunan museum yang terletak di bukit Trocadero di paris. Meski
ada beberapa museum yang menarik untuk di kunjungi, saya dan team hanya sempat
mendatangi Musee de I’Homme – yaitu museum yang memuat banyak pengetahuan
etnologi atau ilmu bangsa bangsa di dunia dan Musee national De La Marine –
sebuah museum tentang kemaritiman dan kelautan.
Aktivitas menyenangkan adalah duduk duduk di teras
diantara dua sayap Trocadero karena dapat melihat Menara Eiffel dengan jelas
dan berfoto dengan latar belakang Menara
Eiffel sepuasnya full body dari
segala penjuru.
Itulah untaian kisah yang pernah saya alami tahun 2009, ketika
dulu pertama kali menginjakkan kaki di kota Paris - Perancis dan melihat langsung menara
Eiffel. Sesuatu yang dahulu hanya dapat saya lihat dari buku Sejarah sebagai
salah satu keajaiban dunia.
Siapa yang pernah mengira bahwa mengunjungi Paris
dapat jadi kenyataan dalam hidup saya.
“Abang pingin ke sini, Yah..” ujar bujang pertama
menyerahkan pada saya lukisan menara
Paris lengkap dengan detail taman, aktivitas pengunjung dan beragam sarana pendukung menuju Paris.
Harapan anak bujang saya yang dengan gamblang ia sampaikan - impiannya untuk berkunjung ke Paris dan mendatangi menara Eiffel –
Paris – Peranci, melalui lukisannya. Sebagai Ayahnya tentu saya menyemangati ia untuk belajar segiat mungkin dan menekuni
impiannya dengan maksimal. Karena bukan tidak mungkin impian itu terwujud
bahkan dengan cara yang tak diduga.
Sama seperti yang saya alami dulu. Ketika keinginan ke Paris saya sampaikan pada almarhumah Mama. Mama menyemangati saya dan berujar agar saya giat belajar kelak impian akan tercapai. Dan pada akhirnya sebuah ketidakmungkinan bagi anak desa dengan latarbelakang keluarga sederhana seperti saya bisa mengunjungi Paris dan beberapa kota di bagian negara Eropa hanya karena kemampuan menyanyi dan public speaking seadanya ini. Menjadi representative provinsi Lampung di ajang pertunjukan international yang di gelar di 3 negara Eropa. Hidup memang penuh misteri. Masa depan memang tidak pernah diduga. Termasuk impian yang bisa saja terwujud. Yakini, Berupaya Semaksimal mungkin, kelak Tuhan menuntun perlahan menuju impian tersebut.
Sama seperti yang saya alami dulu. Ketika keinginan ke Paris saya sampaikan pada almarhumah Mama. Mama menyemangati saya dan berujar agar saya giat belajar kelak impian akan tercapai. Dan pada akhirnya sebuah ketidakmungkinan bagi anak desa dengan latarbelakang keluarga sederhana seperti saya bisa mengunjungi Paris dan beberapa kota di bagian negara Eropa hanya karena kemampuan menyanyi dan public speaking seadanya ini. Menjadi representative provinsi Lampung di ajang pertunjukan international yang di gelar di 3 negara Eropa. Hidup memang penuh misteri. Masa depan memang tidak pernah diduga. Termasuk impian yang bisa saja terwujud. Yakini, Berupaya Semaksimal mungkin, kelak Tuhan menuntun perlahan menuju impian tersebut.
Bismillah ya Nak.!
0 comments :
Posting Komentar