Air Terjun Lembah Pelangi dengan ketinggian 50 meter. |
Sejenak saya dibuat terperangah ketika melihat hempasan air jatuh dari ketinggian 50
meter dengan debit air yang sungguh deras. Air terjun Lembah Pelangi – begitu warga
sekitar menyebutnya. Pemberian nama itupun bukan tanpa alasan. Warna warni
pelangi yang biasa kita simak di hamparan langit biru dapat terlihat jelas di
bagian titik jatuhnya air. Hal tersebut karena semburat air yang terkena sinar
matahari langsung, sehingga memancar warna warni pelangi. Melihat indahnya derai
air terjun Lembah Pelangi membuat saya bergegas ingin mendekat dan kemudian
menikmati genangan air di bawah air terjun lembah pelangi yang terasa dingin.
Rasa penasaran pun datang ketika warna warni pelangi yang indah terlihat oleh
saya. Kurang lengkap rasanya jika tidak mendekat. Saya sempat berimajinasi
memagang warna warni pelangi yang ada di sekitar saya kala itu. Rekan saya,
Encip dan mba Katerin pun turut serta mendekat di balik derai air terjun hingga
tubuh dapat merasakan langsung jatuhnya air mengenai tubuh. Beberapa rekan lain dalam rombongan tim media
sosial yang hadir karena festival Teluk Semaka ke 8 kabupaten Tanggamus nampak
menikmati moment di kawasan air terjun Lembah Pelangi meski beberapa saat
sebelumnya berkenan melalui rute tempuh yang tidak mudah.
jalan perkebunan yang mengantarkan pengunjung memasuki kawasan air terjun Lembah Pelangi |
penunjuk arah menuju Air Terjun Lembah Pelangi |
Air Terjun Lembah Pelangi adalah salah satu pesona wisata yang
mengagumkan yang terdapat di pekon Sukamaju – kecamatan Ulu Belu – kabupaten
tanggamus Provinsi Lampung. Telah lama
saya mendengar keindahan air terjun Lembah Pelangi. Dan karena event
FestivalTeluk Semaka ke 8 lah saya dapat melihatnya secara langsung. Menuju air terjun Lembah
Pelangi membutuhkan stamina yang prima dan niat yang kuat untuk mencapainya.
Kontur jalan setapak menurun terjal adalah kondisi alam yang harus dilalui para
pengunjung. Hamparan kebun Kopi dan
Coklat menjadi keindahan tersendiri yang dapat pengunjung nikmati selama akses menuju air terjun Lembah
Pelangi. Sesekali rasa lelah sedikit terhibur kala melihat beberapa buah kopi
yang matang di pohon, atau melihat buah coklat menguning keemasan diantara
tanaman parasit perkebunan. Selain itu, hamparan perbukitan yang hijau dan
menjulang di bagian kanan dan kiri jalan begitu memikat bersanding dengan
lereng lereng bukit yang curam dengan pepohonan rimbun dan aliran sungai yang
terlihat jelas dari puncak pada jalan setapak yang kami lalui.
Pengunjung yang datang di air terjun Lembah Pelangi
pun tidak sedikit. Takhanya saya dan rombongan yang tergabung dalam event
Festival Teluk Semaka ke 8 saja. Tetapi ada beberapa rombongan keluarga dan
muda mudi turut menikmati suasana alami di sekitar air terjun Lembah Pelangi. Melihat
beberapa remaja menikmati kolam pemandian yang jaraknya tak jauh dari titik
jatuh air terjun membuat saya berani ikut serta meski saya tidak pandai
berenang sekalipun. Beruntung ada bagian dangkal yang dapat saya nikmati selain
merasakan sensasi duduk di balik derai air terjun yang merupakan sensasi
tersendiri.
View alam yang memanjakan mata ketika melalui rute perjalanan menuju Lembah Pelangi |
Setelah puas mandi dan mengabadikan diri
digenangan air terjun berbentuk kolam cukup besar dengan hiasan rumput
sungai di bagian kiri dan kanan air terjun, saya dan rekan rekan yang tergabung
dalam tim media sosial harus kembali. Rutekembali ternyata lebih menantang
ketimbang kedatangan. Bagaimana tidak, kontur jalan menanjak dan berkelok harus
kami tuntaskan. Sesekali saya berhenti menghela nafas panjang. Beruntung pula
ada pepohonan kopi dan coklat yang dapat saya jadikan pegangan melepas lelah
sejenak. Sungguh medan tempuh yang tak mudah. Stamina dan usia benar benar
teruji pada bagian ini. Saya, mas Yopie, Halim, Yayan, Encip, mba Katerine dan
bang Elvan adalah rombongan terakhir yang melakukan perjalanan pulang setelah
menikmati moment air terjun yang cukup lama.
Ada warna warni pelangi pada titik jatuh air terjun yang dapat di abadikan pengunjung - photo by mas Yopie - in frame - Katerine. |
Saya pribadi merasakan betapa
sulitnya menaiki rute kembali ke lokasi semula dimana kami memulai perjalanan.
Cukup terseok seok rasanya. Mengalami langsung melalui rute yang curam saya
kemudian membayangkan betapa hebatnya para pemetik kopi di ladang kopi yang
kami lalui. Sesekali saya juga membayangkan jika suatu saat nanti fasilitas
jalan tempuh menuju ke air terjun tidaklah seterjal ini. Lebih terkondisi dengan baik dan modern tanpa
merusak lingkungan sekitar yang sangat asri. Tentu akan jauh lebih mendatangkan
banyak jumlah kunjungan. Dan tentu pengunjungpun berkenan dimintai uang masuk
jika memang akses jalan lebih landai dan mudah di tempuh oleh beragam jenis
usia. Karena jarak tempuh yang dilalui
sepadan untuk sebuah panorama wisata
alam dan pesona air terjun yang tersaji apik dalam bentangan alam nan indah. Karena
tidak hanya air terjun Lembah Pelangi saja yang dapat pengunjung nikmati dalam
satu kali kunjungan tetapi juga ada ait terjun kembar dengan sumber mata air
panas yang terletak di bagian bawah air terjun Lembah Pelangi.
Aku justru membayangkan alangkah indahnya tempat itu tanpa ada pembangunan apapun :D
BalasHapusKalau ada yang mandi dan ingin ganti baju, biar seperti aku kemarin saja, ngumpet di balik batu. Akan lebih terasa sensasinya haha
Panorama alamnya saat dilihat dari ketinggian benar-benar dahsyat. Lembah-lembah dalam yang hijau, terlihat masih sangat alami. Damai berada di sana. Meski memang harus berjuang tanpa lelah, baik saat turun maupun naik.
Terima kasih mas Indra sudah memasang fotoku di sini. Jadi kenangan sangat indah dan berharga.
Lain waktu keliling Lampung lagi yuk :)
Pembangunan yang di harapkan tentu akses jalan yang HARUS di pertimbangkan agar lebih Baik tidak dengan meraba, terseok, jika memang kelak jadi lokasi kunjungan tentu infrastruktur penunjang itu penting. Kalo semua Wanita ganti baju di balik Batu kelak Akan di Bawa sangkuriang ke khayangan lho hahaahhahahahahhaaahahhaahahahhahahahahhaha
Hapus