Tata dekorasi dan bentuk Pelaminan khas Pengantin Lampung Pesisir atau Lampung Saibathin. |
Saya
langsung terpukau dengan penampilan Ryan ketika ia menyambut kehadiran saya dan
rombongan yang baru tiba di rumahnya. Lelah selama perjalanan 1,5 jam dari
pusat kota Krui menuju pekon (desa) Bandar Pugung kecamatan Lemong – Pesisir Barat
seketika hilang kala melihat tampilan Ryan begitu berbeda dengan balutan busana
pengantin pria khas Lampung Pesisir.
Sepasang Pengantin Lampung Pesisir atau Lampung Saibathin dengan busana dan aksesoriesnya. |
Dalam
adat istiadat, masyarakat Lampung terdiri dari dua suku asli, yakni ; Lampung
Pepadun dan Lampung Saibathin. Lampung Pepadun adalah masyarakat Lampung yang
tinggal di kawasan daratan atau dataran tinggi. Sedangkan Lampung Saibathin
adalah masyarakat Lampung yang tinggal di dekat aliran laut atau pesisir.
Itulah sebabnya, masyarakat Lampung
Saibathin kerap juga disebut sebagai masyarakat Lampung Pesisir.
Tampilan dekorasi dinding khas Lampung Pesisir yang menarik |
Ryan
pagi itu nampak gagah dan bersahaja dengan balutan busana pengantin khas
Lampung Pesisir. Sesetel beskap tutup berwarna hitam pekat tampak mewah berpadu
dengan aksesoris kalung kalung menjuntai dengan bandul bermotif kuda laut–
terisnpirasi oleh hewan hewan laut, dan koin koin emas. Tak lupa kalung jukum – kalung yang menyerupai
buah pinang. Ryan juga melengkapi tampilannya dengan kain yang berbentuk
kerucut sudut sebatas dengkul dan penutup kepala – tumpal dengan bagian ujung
depan yang runcing. Persis dengan perlengkapan khas petinggi Skala Brak – Lampung Barat. Tak kalah
menarik dengan penampilan Ryan, Diar – sang mempelai wanita juga tampil memesona
dengan balutan kebaya kurung berwarna merah menyala dan songket tenun khas
Lampung Pesisir. Tak lupa aksesoris mempelai wanita sama bentuk dengan yang
dipakai mempelai pria, tetapi lebih meriah dan bertumpuk. Bentuk siger mempelai
wanita pun mengusung siger khas Lampung Pesisir dengan 7 sudut melengkung lekat
menutup kepala. Tampilan mewah dan memukau tak terbantahkan.
Susunan kursi tamu, panggung hiburan dan pelaminan di bagian depan rumah yang lebih modern dengan sentuhan nuansa Lampung Pesisir. |
bentuk alap alap yang akan dibawa pengawal pengantin dalam prosesi arak arakan |
Yang membuat
saya takjub selanjutnya ialah tata ruang khas pengantin Lampung Pesisir yang nampak
melalui dekorasi penuh filosofi.
Pelaminan tradisional khas pengantin Lampung Pesisir tertata apik dibagian
dalam rumah. Bentuk pelaminan yang
berasal dari kasur yang ditumpuk
berbalut kain kain songket khas Lampung Pesisir. Beberapa tapis motif pucuk rebung dan jung sarat bersanding diantara juntaian bunga bunga hias disekitar
pelaminan. Begitu juga kain warna warni
dan berpayet juga tertata rapih di bagian dinding dan langit langit bagian dalam rumah. Sungguh
sebuah upaya keras menghadirkan ke-khas-an Lampung Pesisir dengan ragam warna
untuk melengkapi kemeriahan suasana pesta.
Ucapan Selamat Datang yang terbuat dari jahitan manik manik terbentang di depan pintu rumah. |
Bentuk Dekorasi dari Pelaminan Pengantin Lampung Pesisir. |
Salah satu dekorasi di pintu kamar pengantin dibagian dalam rumah. |
Selain
bentuk pelaminan yang unik dan khas tersebut terdapat juga kain kain batik khas
Lampung yang tertata apik dibagian kiri pelaminan. Menurut seorang ibu yang
saya tanyai - kain kain yang tersusun rapih tersebut merupakan hadiah dari para
kerabat terdekat yang kelak harus dijaga oleh kedua mempelai sebagai bagian
dari persembahan turun temurun. Persis di dekat susunan kain batik pemberian
kerabat tadi terdapat pula Tua Lelama
– sebuah hantaran sesembahan yang berisikan sirih dan lampit (alas duduk
pengantin) yang memang biasa dihadirkan dalam pernikahan Lampung Pesisir.
Kain kain pemberian tetua dan kerabat pengantin. |
Tak hanya
bagian dalam rumah. Bentangan kain kain dekorasi warna warni dan ucapan ‘Selamat
Datang’ yang berasal dari sulaman manik manik cantik menghias bagian luar rumah
– perwujudan ketekunan tehnik sulam hias tingkat tinggi. Terdapat juga Alap Alap – berupa bilah bambu setinggi
3 meter dengan bentangan kain batik khas Lampung Pesisir dibagian atasnya yang
kelak akan diusung dalam arak arakan oleh para pengawal pengantin.
ARAK-ARAKAN DAN BUTETAH
Prosesi arak-arakan pengantin dilaksanakan sebelum acara ceremonial resepsi pernikahan dimulai. Bermula dari
ujung kampung hingga memasuki lokasi pesta. Bertindak sebagai pembawa acara,
membuat saya tidak dapat leluasa mengabadikan moment arak-arakan. Terlihat oleh
saya 12 Alap Alap – 6 di sisi kiri
dan 6 di sisi kanan – diusung oleh 12 para pengawal pengantin. Dalam proses
perjalanan arak arakan dengan iringan tabuh klenongan,
kedua mempelai diapit oleh sepasang pendamping yang berbusana nyaris sama
dengan pengantin utama. Dibagian belakang pengantin, turut kedua orang tua dan
keluarga inti mengiringi perjalanan arak-arakan tersebut.
Gambaran arak arakan dengan petugas pengawal pembawa alap alap. |
Ketika
rombongan arak-arakan tiba didepan halaman rumah, terjadi pertunjukan pencak
khas Lampung Pesisir yang dilakukan oleh pria pria paruh baya lengkap dengan iringan rabana dan syair syair islami. Saya yang saat
itu berada di atas panggung sangat terhibur oleh sajian dari rombongan arak-arakan
sebelum akhirnya kedua mempelai dan orang tua naik ke pelaminan yang ditata
lebih kekinian namun tetap bernuansa Lampung Pesisir, di bagian depan rumah – berjarak
dekat dengan panggung hiburan dimana saya berada sebagai pemandu acara.
Petugas pembaca Butetah yang merupakan pemuka adat di dalam masyarakat Lampung Pesisir/Saibathin |
Untuk
susunan acara resespi tidaklah terlampau berbeda dengan acara resepsi lain yang
pernah saya pandu. Yang berbeda adalah adanya ‘Butetah’ – yakni sebuah prosesi
penyampaian adokh (adat) dalam
masyarakat Lampung Pesisir. Sebelum gelar disampaikan, penyampai Butetah yang
merupakan pemuka adat dalam keluarga tersebut menyampaikan runutan kata kata
petuah yang khas. Layaknya pesan pesan kehidupan yang diberikan oleh tetua adat
pada kedua mempelai dalam mengarungi kehidupan baru kelak.
Suasana Joget bersama tetamu yang hadir. |
Rentetan
acara berakhir tanpa ada kendala berarti.
Seperti
biasa, diakhir acara para tamu dipersilakan memberikan ucapan selamat dan doa
restu secara langsung pada kedua mempelai dan dua keluarga di pelaminan plus photo bersama sebelum akhirnya dipersilakan
menikmati hidangan prasmanan yang telah dipersiapkan keluarga. Sembari
menikmati santap siang, para tamu disuguhi sajian lagu – lagu Lampung dalam balutan
musik dangdut klasik yang cukup familiar ditelinga saya. Lengkap dengan pemandangan joged bersama dari tetamu
yang hadir. Bagai sebuah sajian yang menghibur khas masyarakat Lampung.
Sungguh
sebuah gelaran acara pernikahan yang menarik disimak. Meski telah mendapat
sentuhan modern namun tata laksana dari adat istiadat khas Lampung Pesisir
tidaklah dihilangkan. Dan saya selalu kagum dengan pelaksanaan pernikahan yang
masih memberi sentuhan kasanah adat istiadat daerah didalamnya. Itulah salah
satu alasan utama saya berkenan menjadi bagian dari gelaran pernikahan Ryan di
Pesisir Barat.
Bagusnya kedepan yg hadra maupun yg maen silat, menggunakan pakaian adat & yg sambutan menggunakan bahasa asli lampung
BalasHapusHelau nihan
BalasHapusthankyou for sharing :) ijin mengutip untuk dijadikan referensi untuk makalah saya ya?
BalasHapussilakan jangan lupa sebutkan sumbernya dari blog saya yaaa hehehehe
HapusMakasih banyak bang atas artikel nya, kebetulan saya lagi nulis cerita memuat keatifan lokal Suku Lampung Pesisir
BalasHapusTerima kasih menambah wawasan tentang adat Lampung
BalasHapusKalo mau beli hiasan adat lampung nya dimana
BalasHapusAssalamualaikum, tabik pun, izin menyampaikan masukan, kalo bisa posting nama nama perlengkapan dekorasi dan perlengkapan adat Lampung hususnya saibatin, semeprti lelamak, leluhokh, lelansi kebok khangok dan item item dekorasi yang lainnya 🙏🙏🙏
BalasHapusBoleh izin mengutip foto untuk artikel saya untuk mengikuti perlombaan membuat artikel?
BalasHapus