3 besar Puteri Indonesia 2016 - photo by akun Puteri Indonesia. |
Pada 19 Februari 2016 lalu, Lampung bergaung di
ajang Pemilihan Puteri Indonesia 2016. Felicia Hwang berhasil mencatatkan diri
sebagai Puteri Runner Up 1 (juara 2) dalam ajang tersebut sekaligus bergelar
Puteri Intelegensia II 2016.
Sebagai personal, saya tidak mengenal begitu dekat
sosok Felicia. Hanya bertemu langsung
kala usai memandu perayaan 50 tahun Bank Lampung di Novotel beberapa hari
sebelum keberangkatannya jelang karantina Puteri Indonesia 2016. Untuk keberhasilan Felicia, saya telah
menyampaikan ucapan selamat secara langsung padanya, meski tidak memposting
ucapan selamat tersebut di akun social
media personal saya, mengingat menghindari anggapan miring dari pihak pihak
yang nantinya akan menuduh saya cari perhatian atau numpang terkenal – walau
saya sudah cukup dikenal tingkat kelurahan,hahahah.
Tulisan ini, saya rangkai tak lebih dari sebuah
opini personal saya tanpa perlu kemudian diperdebatkan dan akhirnya jadi
pemboikotan atas diri saya kelak. Hahahha.
Semoga tidak. Karena saya yakin tahun
2016 ini semua pihak sudah dapat berfikir jernih dan bersikap pandai. Amin.
Sebelum rangkaian kata mengurai panjang, berkenan
kiranya saya simpulkan terlebih dahulu secara singkat apa itu Puteri Indonesia,
berdasarkan akun resmi Puteri Indonesia.
Puteri Indonesia adalah kontes kecantikan di Indonesia yang telah diselenggarakan
sejak tahun 1992 oleh Yayasan Puteri Indonesia yang diketuai oleh Mooryati
Soedibyo dan disponsori oleh perusahaan kosmetik Mustika Ratu. Selanjutnya pemenang Puteri Indonesia akan
menjadi wakil Indonesia atau duta bangsa pada kegiatan-kegiatan yang bertaraf
Internasional dan ikut serta dalam memajukan komoditas-komoditas ekspor Indonesia,
terutama seni, budaya dan pariwisata Indonesia. Puteri Indonesia juga melakukan
berbagai aksi sosial ke daerah-daerah yang membutuhkan serta turut memberikan bantuan
dan hiburan.
Sebelum
kejayaan Felicia di tahun 2016 ini. Sosok gadis periang dan pintar bernama
Laras Maranatha Tobing berhasil mengumandangkan Lampung di malam puncak
perhelatan Puteri Indonesia 2015. Baik Laras maupun Felicia – dipilih mewakili
Lampung dalam ajang Puteri Indonesia berdasarkan keputusan Yayasan Puteri
Indonesia setelah mereka mengikuti sistem audisi terlebih dahulu di kantor
Yayasan Puteri Indonesia, karena tidak ada ajang pemilihan Puteri Indonesia di
Lampung.
Atas
keberhasilan Laras. Saya, tentu bangga dan mengucap syukur atas pencapaian Laras
kala itu, - mengingat Laras adalah juara 1 Muli Kota Bandar Lampung 2015. Meski
kemudian ada beberapa pihak yang merasa saya mendompleng ketenaran atas
keberhasilan Laras tersebut karena tidak terlibatnya saya secara langsung dalam
persiapan dan pembekalan Laras jelang ke ajang Puteri Indonesia. Padahal, jika
dirunut – Laras Maranatha bertemu saya di ajang Muli Mekhanai Kota Bandar
Lampung tahun 2015, lalu bersama peserta lainnya di tempa dalam ragam pembinaan
dan pemantapan personal oleh keluarga besar Ikatan Muli Mekhanai Kota Bandar
Lampung (IMKOBAL), ingat ya, oleh
IMKOBAL – bukan saya pribadi. (siapalah diri ini.!!!). Nah, sampai pada titik
ini sesungguhnya tidak salah jika saya turut bahagia atas capaian Laras, dan
kemudian – kala itu, turut posting ucapan selamat pada capaian
Laras di media social saya. Pertama – Laras Muli Kota Bandar Lampung yang
memang telah saya jumpai sejak awal keterlibatannya dalam ajang pemilihan Muli
Kota Bandar Lampung. Kedua, Laras dikenal pihak pihak personal dan agency hebat di provinsi Lampung pun
karena Laras mewakili kota Bandar Lampung di ajang Pemilihan Muli Mekhanai tingkat
Provinsi Lampung. Meski dalam tahap persiapan saya memang menahan diri untuk
tidak terlibat langsung karena menghormati pihak pihak dan agency agency yang sudah jauh lebih professional dibanding saya
tersebut.
official photo shoot Felicia - photo by Yayasan Puteri Indonesia |
Saya,
tidaklah begitu ahli di bidang Beauty Pageants. Namun saya punya
beberapa pengalaman mengawal proses acara dan atau menjadi bagian dari tahapan
event Beauty Pageants meski hanya dalam tataran tingkat provinsi Lampung saja.
Pemain Lokal.
Tahun
2012 saya menjadi pekerja (mohon dicatat ; saya sebagai Pekerja) dalam gelaran
acara Pemilihan Puteri Indonesia wilayah Lampung. Kala itu acara digelar oleh
EO Tamara Production – berdasarkan izin / license
pelaksanaan dari Yayasan Puteri Indonesia yang berbayar dan berlaku per tahun
bukan seumur hidup. Untuk sebuah pelaksanaan event Pemilihan Puteri Indonesia di provinsi Lampung, Tamara
Production sukses besar dengan dukungan pihak terkait dan memperoleh animo
ragam pihak – khususnya jajaran pelaku dunia entertain dan beauty pageants
se Lampung. Jauh sebelum kiprah Tamara Production, telah ada beberapa EO yang
melaksanakan perhelatan Puteri Indonesia Lampung dan terbilang cukup sukses
untuk penyelenggaraannya. Keterlibatan
saya di tahun 2012 kala itu kemudian memunculkan protes keras dari para pihak
termasuk agency agency terbaik di provinsi Lampung tersebut, lantaran diduga
memiliki andil dalam menentukan juara yang kelak akan cenderung ke peserta
peserta jebolan pemilihan Muli Kota. Padahal, jika pihak pihak dan agency terbaik di provinsi Lampung itu
berkenan meluangkan berfikir jernih saja, tidaklah mungkin saya punya andil
sejauh itu. Siapalah diri ini?. Hanya pekerja yang membantu karena dimintai
bantuan saja. Tidak lebih!. Apalagi punya kuasa menentukan gelar juara. Hahahhaha. Jelas jelas penjurian dilakukan langsung oleh
pihak Yayasan Puteri Indonesia yang didatangkan khusus dari Jakarta. Al
hasil, Sisca Indah Pratiwi dinobatkan sebagai juara dan berhak bergelar
Puteri Indonesia Lampung 2012/2013. Sisca beruntung. Sosok hoki. Jika saja agency di Lampung yang protes itu tidak
menarik mundur anak anak didiknya dalam jajaran peserta, mungkin yang juara
kala itu bukan Sisca.
Photo bersama Felicia dengan Ibu Yustin Ficardo dan Ibu Kepala Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung seusai acara. Photo sumber Ist. |
DUA HAL PENTING.
Oke, kita
kembali lagi ke tahun 2015 dengan capaian Laras Maranatha yang luar biasa.
Menurut
saya, menjadi yang terbaik dengan capaian cemerlang di ajang Puteri Indonesia
tidaklah cukup hanya bermodal fisik cantik dari sang kontestan saja. Karena
jika bicara cantik tentu semua yang terlibat sebagai peserta cantik cantik
semua. Secara nyata, penilaian Puteri Indonesia bahkan acara acara Beauty Pageants lainnya menitikberatkan
pada kriteria 3B ; Brain, Beauty and
Behavior. Dalam pengamatan saya, ada dua hal khusus yang membuat seseorang
berhasil di ajang pemilihan Puteri Indonesia. Pertama bahan bakunya dan Kedua
dukungan pihak terkait.
Bahan
baku yang saya maksud bagai sebuah Roti yang di jajakan toko toko roti. Mengapa
kita bisa dengan mudah menentukan pilihan Roti di sebuah merek toko roti
tertentu meski dengan harga jual mahal sekalipun? Tentu karena cita rasa. Cita
rasa yang enak dan cocok dilidah tentu berasal dari bahan baku membuat roti
hingga menghasilkan roti yang berkualitas. Meski roti dihias secantik mungkin
jika bahan baku tidak berkualitas tetaplah bercita rasa rendah.
Nah,
sosok personal yang dikirim ke ajang Puteri Indonesia tentu haruslah memiliki
bahan baku yang berkualitas. Sebagai seorang pemangku gelar Puteri Indonesia,
bahan baku tubuh yang ideal, berpenampilan menarik dengan tinggi badan sesuai
ketentuan adalah syarat utama. Tidaklah mungkin badan cebol bantet jadi juara Puteri
Indonesia. Bahan baku selanjutnya untuk jadi Puteri Indonesia ialah keindahan
fisik ; dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kehalusan dan mulusnya kulit, tidak
berjerawat, sehatnya rambut, gigi dan mata dengan tubuh yang sehat dan bugar
secara keseluruhan. Kepandaian seseorang juga faktor utama bahan baku dalam
kompetisi. Luasnya wawasan, pemahaman akan ragam persoalan lingkungan serta
memiliki ide ide cemerlang terhadap permasalahan plus menguasai bahasa asing agar tidak jadi patung ketika
berkompetisi di taraf international nantinya. Setelah postur, keindahan fisik dan kepandaian
yang memadai, jangan lupa bahwa ada sifat, sikap dan perilaku yang juga tak
kalah penting dan harus memenuhi standar baik. Sosok Puteri Indonesia harus
berhati bersih, memiliki perilaku yang menyenangkan, smiley face, bersikap empathy,
sympathy dan enthusiasm selain aura kecantikan batiniah. Kesemua hal tersebut
saya anggap sebagai bahan baku yang HARUS
di miliki oleh seorang peserta sebagai syarat capaian cemerlang di ajang Beauty Pageants. Selain tentu dukungan
dana yang memadai dari orang tua, kerabat atau sponsor untuk menyokong
kebutuhan personal, make up, kostum, dan keperluan tampilan lainnya.
Berkaca
dari sosok Felicia yang meraih capaian cemerlang tahun 2016, tak bisa di tapik
bahwa mobal dasar – bahan baku seorang anak bernama Felicia sungguh memadai.
Dengan postur tubuh yang ideal, keindahan fisik yang memesona dan tentu isi
kepala yang tidak perlu diragukan sebagai alumni salah satu universitas terbaik
di negeri singa. Yang paling utama, Felicia punya kerendahan hati dan
kehangatan jiwa – saya merasakan langsung ketika kesan pertama bertemu
dengannya seusai memandu acara 50 tahun Bank Lampung. Bahkan saya sempat
mengemukakan firasat saya pada Felicia akan peluangnya masuk dalam 3 besar kala
itu. Jauh sebelum Felicia, Laras , Sisca dan banyak sosok sosok Puteri Lampung terbaik yang
di kirim ke ajang Puteri Indonesia tetapi masih ditemukan ‘minus’ di satu atau
dua sisi. Contoh – bahan baku fisik sudah baik, tetapi behavior nya minus. Ada
yang behavior bagus, fisik oke eh, ternyata kurang smart. Ada yang udah smart,
fisik oke, eh kelakuannya cenderung ‘liar’.Jadi semua saling berkaitan.
Marcia Margareta (2005) dan Felicia (2016) - photo collage by akun IG Ardan Koko |
Di
tahun 2015, Laras mencatatkan dirinya dalam Top 5 Puteri Indonesia 2015 dan
diganjar sebagai Runner Up 3. Untuk hal ini, saya berpendapat bahwa Laras bukan
hanya sekedar beruntung. Tetapi merupakan gabungan dari bahan baku yang
berkualitas, kesiapan diri, team work yang ‘mengemasnya’ tapi yang tidak bisa
dipungkiri adanya keterlibatan Ibu Yustin Ficardo – First Lady provinsi Lampung yang tidak hanya sekedar mendukung
melalui kata kata saja tetapi juga berkenan ‘turun gunung’ mengumpulkan
dukungan yang meneguhkan.
Tahun
2015, adalah tahun pertama Lampung ‘menancapkan’ prestasi gemilang dalam
gelaran Pemilihan Puteri Indonesia setelah sebelumnya tak pernah diperhitungkan
oleh para pengamat Beauty Pageants.
Bagaimana tidak, terakhir prestasi Lampung terwakili oleh gadis manis bertubuh
jenjang bernama Marcia Margaretha – lulusan SMA BPK Penabur Bandar Lampung yang
berkuliah di Ibukota, yang berhasil berada di Top 5 di tahun 2005. Setelah itu,
ada banyak sosok sosok yang sebenarnya baik secara bahan baku tetapi minim
dukungan dari pihak terkait. Pihak yang saya maksud adalah adanya keterlibatan
Pemerintah Daerah dalam hal ini Istri dari Gubernur Lampung – ibu Yustin
Ficardo.
Bukan
sebuah sanjungan tanpa alasan. Sejak 2005 hingga 2015, ada rentang waktu selama
10 tahun. 10 Tahun!!. Berarti telah ada 10
utusan terbaik dengan bahan baku yang tentu berkualitas pernah membawa nama
Lampung dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia. Namun apa yang terjadi?,
dukungan pemerintah daerah hanya sekedar dukungan. “selamat berjuang ya, lakukan yang terbaik, kamu pasti bisa!!!.”
Begitulah kira kira kata kata klise dukungannya. Meski sosok sosok terbaik yang
mewakili Lampung sebelumnya juga mendapat dukungan dari agency agency atau jajaran pelaku dunia hiburan Lampung yang
kompeten, tapi tetap saja, tanpa dukungan maksimal first
lady bagai upaya tiada arti.
Ibu Yustin Ficardo dan jajaran ibu ibu Forkopimda berkenan duduk diantara kerumunan penonton lain di JHCC. Sumber Photo by. Ist. |
2015,
pucuk kepemimpinan tertinggi Lampung berganti. Ibu Yustin Ficardo sebagai istri
Gubernur tampaknya memanfaatkan posisinya sebagai First Lady – untuk aktif mengurus ‘ranah perempuan’ yang memang
selayaknya di handle langsung oleh
sosok istri Gubernur. Mulai dari kampanye kesehatan perempuan dan anak, bidang
seni budaya dan pariwisata termasuk kerajinan khas Lampung hingga membidani
terbentuknya Bioskop Anak. Sampai pada perkenannya memberikan dukungan pada
Laras Maranatha di tahun 2015 secara langsung – masa pertama pucuk kepemimpinan
suaminya. Bukan sekedar audiensi ceremonial,
tetapi langsung memberi dukungan, arahan bahkan berkenan datang langsung
menyimak perhelatan malam puncak Pemilihan Puteri Indonesia yang digelar di
Plenary Hall Jakarta Convention Center.
Sesuatu yang belum pernah terjadi setidaknya dalam kurun waktu 10 tahun
sebelumnya. Bukan semata karena usia beliau sebagai istri Gubernur terbilang
muda, tetapi lebih pada kesadaran personal.
Kesadaran akan peluang besar memperkenalkan Lampung ditingkat nasional
melalui ajang Pemilihan Puteri Indonesia. Ibu Yustin juga berkenan ‘bergerilya’
mempromosikan Felicia melalui akun media
social nya selain memberi motivasi yang tidak terlalu berorientasi pada
gelar juara. “Keikutsertaan dalam ajang
Pemilihan Puteri Indonesia, jangan dijadikan beban namun jadilah bagian dari
memperkenalkan kekayaan yang Lampung miliki” – begitu untaian kalimat teduh
yang ibu Yustin kerap utaran tak hanya pada Felicia secara langsung tapi
melalui caption postingan pada akun
Instagram resmi beliau. Pesan lain yang ibu Yustin sampaikan pada Felicia
adalah menguatkan kecantikan dari hati dan dalam diri. Bukan sekedar kecantikan
luar (fisik) semata. Kepercayaan diri dan rendah hati menjadi kunci agar dapat
memesona banyak pihak. Demikian kalimat nasihat dari Ibu Yustin Ficardo.
Standing Applause dari Ibu Yustin saat kemenangan Felicia - Sumber photo - Ist. |
Jadi,
meski sosok peserta Puteri Indonesia utusan Lampung memiliki bahan baku
berkualitas tapi jika tidak di ‘push’
oleh kesadaran diri dan berkenannya sosok first
lady, tentu bagai sebuah upaya maksimal yang sia sia. Ini pun berlaku pada
semua provinsi yang ingin nama provinsinya berjaya di ajang tingkat nasional.
Layaknya atlet berprestasi tanpa dukungan pemerintah daerah, bagai roti
berkualitas baik dengan cita rasa istimewa tetapi tidak diberi sarana promosi
dan pengemasan sehingga layak jual.
Semoga
semangat first lady Lampung dapat
terus terpelihara bukan hanya dalam ajang Puteri Indonesia tetapi juga turut
berkenan memberi dukungan bagi putera puteri terbaik pembawa nama Lampung dalam
ragam kancah seperti pertukaran pelajar dan pemuda, event perlombaan tingkat
nasional dan internasional, misi seni dan budaya, olimpiade pemuda, dan lain sebagainya.
Karena dukungan yang baik adalah kesadaran personal untuk membuat nama Lampung
lebih membumbung dalam hal capaian prestasi ditingkat yang lebih tinggi tanpa
perlu meributkan kesukuan, etnis, agama, latar belakang ekonomi, sekelik (saudara),
anak orang kaya atau bukan dan sebagainya.
SELAMAT
Felicia. Lampung bangga akan upaya maksimalmu.
Runner
Up 1 (Puteri Indonesia Lingkungan – Miss International Indonesia) plus Puteri
Intelegensia II adalah prestasi tertinggi yang Lampung pernah raih sejauh ini
dalam kompetisi Puteri Indonesia.
Semoga
tahun tahun mendatang perwakilan Lampung tetap terus menoreh prestasi
membanggakan. Kelak, utusan Lampung tidak lagi dipandang sebagai pelengkap
dalam ajang Pemilihan Puteri Indonesia. Ketika bahan baku berkualitas dengan
dukungan first lady langsung dapat
dikatakan sebagai dua bagian terpenting dalam mengusung nama Lampung berjaya di
ajang Puteri Indonesia.
Laras Maranatha Tobing dan Felicia memang berbahan baku bagus dan smart.
BalasHapusYang saya tahu juga, ibu Yustin Ficardo menggalang kawan-kawan media sosial untuk mendukung mereka berdua tahun 2015 dan 2016.
Tuit beliau pun masuk jajaran top tweet untuk tagar #puteriindonesia2016 :)
Sepakat. ulasan personal saya ini setidaknya merupakan pandangan personal saya atas upaya maksimal yang dilakukan oleh seorang First Lady yang layak di Apresiasi sebagai salah satu ujung tombak dari ragam persiapan untuk berjaya di ajang tingkat nasional.
HapusDukungan ibu gubernur sangat berarti. Selamat buat Felicia. Selamat buat Lampung...
BalasHapusSemoga dukungan dan bahan baku berkualitas selalu tersedia dan tetap seiring sejalan di masa-masa yang akan datang. Aamin
terima kasih mba Katerine....amin ..amin...aminnn....semoga selalu bersinergi yaaa..hehehe.thanks sudah mampir ke Lapak saya heheheheh. di tunggu kisah jalan jalan ke Lampungmu mba..h.eheheh
Hapus