Kue Tart karya kolaborasi Istri dan anak Gadis saya. |
Sungguh
saya sumringah. Tersenyum renyah bercampur gaket ketika sosok gadis kecil
kesayangan menyapa kedatangan saya di ruang tamu kala sore tiba di rumah.
Lelah
bekerja sepanjang siang langsung hilang ketika melihat senyum manis si gadis
yang menghantarkan kue kecil kehadapan
saya melalui dua telapak tangan mungilnya.
“buatan mbak…” ujar si gadis kecil polos.
“apa?” tanya saya sembari berjongkok mendekati
si gadis.
“itu kue buatan Bunda dan mba Yara siang ini,
Yah.” ucap Istri saya menyela dari ruang tengah.
“sepanjang siang Bunda dan mba Yara kerjasama
buat kue itu”. jelas Istri saya mendekat.
Sungguh
terharu melihat kue karya dua wanita terbaik yang saya miliki dalam rumah sore
itu. Kue tart bentuk mungil tertata
apik diatas piring kue rumahan berukuran sedang. Hiasan dan warna kue yang sederhana.
Tidak begitu meriah layaknya karya toko toko kue ternama. Tapi tentu memiliki
kisah cinta yang tak biasa dalam proses pembuatannya. Terbayang betapa istri
saya dan anak gadisnya bekerjasama mengolah bahan bahan kue sehingga menjadi
bentuk kue tart ala ibu dan anak yang
kini tersaji dihadapan saya. Ada ketulusan cinta dibalik kue tart itu.
Tanpa
berlama lama saya memutuskan untuk memotong kue dan mencicipinya setelah
mengabadikan bentuk kue tersebut dan mencium anak gadis dan istri saya sebagai
tanda terima kasih. Soal rasa, kue olahan istri saya tak bisa diragukan. Bukan
karena saya suaminya. Tapi istri saya memang menerima pemesanan kue kue jajanan
pasar dan bolu dari beberapa kerabat dekat. Berdasarkan antusias beberapa pihak
sudah barang tentu cita rasa kue olahan istri saya tak bisa dianggap biasa.
“kok lilinnya angka Nol?.” tanya saya
sebelum memotong kue menanggapi tampilan kue yang berhias rapih dengan letak lilin
ulang tahun angka ‘NOL’ di tengah kue.
“sengaja” ucap istri saya.
“biar Ayah introspeksi lagi. Mulai dari Nol, ya.” sahut sang istri sejurus
kemudian.
Sungguh
sebuah jawaban yang sesaat menyentak jantung saya.
Seutas
jawaban yang sarat makna. Benar benar sosok istri yang memahami suaminya.
Sebagai
pelaku banyak peran dalam aktivitas harian, ada upaya keras bagi saya untuk
menghidupi diri dan keluarga kecil yang saya cintai. – maklumlah, tidaklah saya
punya saudara berkuasa yang bisa memudahkan jalan karier saya. Berstatus
sebagai seorang Suami dengan tiga anak bukanlah pekara mudah membagi waktu
dengan ragam aktivitas harian yang saya lakoni. Sebagai pekerja kantor – buruh
negara, menuntut kesiapan saya menjalani beragam tugas yang diberikan. Sejak awal tahun 2016, saya dialih fungsikan
menjadi Staf Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi setelah lebih dari 8 tahun
sebelumnya berjibaku sebagai staff Promosi. Tugas baru tersebut memberikan
celah penyesuaian yang tidak mudah. Apakah saya Bahagia dengan penempatan tugas
baru tersebut?. Tidak terlalu. Saya hanya bertekad menjalani segalanya dengan
tekun saja. Jika merunut salah satu motto hidup saya ; ‘I Do What I Love, I Love What I Do’, maka sudah dipastikan saya
tidak begitu mencintai porsi tugas baru yang diberikan pada saya. Karena sejujurnya,
saya tidak menyukai pekerjaan yang sebagian besar waktu saya tersita dibalik
meja, menghitung, menganalisa, bergelut dengan angka angka dan kalkulasi yang
artinya mengurangi porsi besar kecintaan saya pada interaksi ‘dunia luar’.
Ketika pada posisi sebagai staff Promosi lalu saya diuntungkan dengan kerap bersinggungan
pada pihak pihak yang ‘memperkaya’ pemahaman saya akan sudut pandang dan
wawasan baru. Tidaklah berarti saya mengecilkan tugas yang saya emban saat ini.
Karena memang menjalankan tugas dalam kedinasan adalah sebuah kewajiban tanpa
ada kesempatan untuk memilih atau mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuan
personal. Meski saya awam dan cenderung
buta dengan bidang Perencanaan ini, bukan berarti saya menepis tanggungjawab
tersebut. Terlebih ada pihak yang berkenan mengarahkan saya.
Meski
saya tidak pernah meminta ada di dalam urusan Perencanaan tapi saya berfikir
ini adalah masa dimana saya belajar hal baru. Sebuah bidang yang tidak saya
ketahui sebelumnya yang saya yakini dapat memperkaya diri dikemudian hari.
Tidaklah kemudian saya mengeluh pada lapak social
media,- meski itu bisa saja saya lakukan seperti rekan rekan saya lainnya
yang suka mengeluh kesusahan dalam menjalani pekerjaan. Pantang Mengeluh –
adalah salah satu prinsip hidup saya. Bagi saya, bidang baru yang diserahkan
pada saya ini adalah ladang pembelajaran. Masalah penilaian orang bahwa saya kurang piawai, biarlah itu jadi
penilaian orang. Tidaklah terlampau saya fikirkan. Biarlah waktu yang menjawab.
Karena pada akhirnya saya memahami, bahwa dunia kedinasan yang saya selami kini
memang tidak benar benar ada penampatan yang sesuai dengan kemampuan individu
seseorang.
Beruntung,
Istri dapat jadi sosok pelipur gundah gulana yang selalu tercurah dalam diskusi
berkualitas menjelang tidur malam. Istri saya adalah partner diskusi terbaik
sekaligus ‘rem’ terhadap keputusan buru buru dan emosional yang kerap melanda
diri ini.
Beruntung
lagi, saya masih punya bidang pekerjaan lain di luar tugas kedinasan yang
kemudian dapat saya jadikan sarana hiburan personal. Membawakan ragam jenis acara,
menyanyi di aneka panggung hiburan adalah pelampiasan ekspresi yang tepat dan
menguntungkan buat saya. Ditambah kegemaran saya menulis juga sebagai saluran
paling mujarab mengeluarkan opini dan mengurai kisah kisah yang kadang kala
tidak berkenan saya utarakan secara langsung.
36
tahun usia diri ini. Alhamdulilah pada Allah SWT atas kesempatan hidup sejauh
ini. Sungguh sebuah catatan hidup yang menarik dan menjadikan diri saya sosok
yang beruntung dalam tuntunan terbaik sang Pencipta dan banyak pihak menyokong
langkah hidup saya. Belumlah saya berpuasdiri dengan apa yang kini telah
diraih. Masih panjang rentetan harapan terangkai dalam perjalanan hidup
mendatang. Tidaklah saya meminta lebih, selain kesehatan saya dan keluarga
tercinta, kebahagiaan yang selalu tercipta dalam kebersamaan serta capaian
capaian kecil yang kelak akan tercatat sebagai bukti sejarah bahwa saya pernah
berbuat sesuatu yang sekiranya bermanfaat bagi beberapa pihak yang berkenan.
InshaAllah.
0 comments :
Posting Komentar