pemandangan belakang rumah Ryan - kecamatan Lemong - Pesisir Barat - Lampung |
Saya
langsung setuju kala mba Dewi mengajak saya ikut serta dalam perjalanan ke
Pesisir Barat.
Terlebih,
kunjungan ke Pesisir Barat kali ini dalam rangka gelaran pernikahan rekan kami
– Ryan, selain menengok keindahan Pesisir Barat yang memesona.
Tak
berlebihan kiranya, jika saya menyebut Pesisir Barat sebagai salah satu
kabupaten di provinsi Lampung yang menawan hati saya dan selalu ada rasa rindu
untuk kembali lagi dan lagi. Meski rute perjalanan menuju ke Pesisir Barat
tidaklah singkat. Butuh waktu 6 jam dari kota Bandar Lampung. Tapi saya tetap
bersemangat jika diajak serta menuju kawasan Pesisir Barat.
Mba
Dewi dan Ryan adalah dua sosok yang pertama kali saya kenal dalam sebuah
perjalanan menapaki Gunung Anak Krakatau bersama rombongan trip kala media 2014
silam. Sejak pertemuan perdana, kami langsung klik dan kemudian beberapa kali
melakukan kopi darat hingga akhirnya merasa ada keseruan antara pertemanan yang
terjalin.
***
Jadilah
pada Jum’at siang,, rencana keberangkatan menuju Pesisir Barat terwujud nyata. Pada
lokasi yang telah disepakati, saya di jemput oleh mba Dewi. Tak hanya mbak
Dewi, telah ada beberapa rekan mba Dewi yang juga turut serta dalam perjalanan
tersebut yang merupakan rekan rekan mba Dewi dan Ryan di Kampus UTB. Seiring
perjalanan saya pun mengenal mereka –
mba Rara (sosok periang yang telah saya kenal sebelumnya), Lucky, Ilham, bang
Imron dan bang Decky,. Mengapa saya sebut mereka ‘Bang’ ? – selain sapaan baru
kenal , secara tampilan mereka tampak lebih dewasa daripada saya....hahahah…. Ooopss.!!! (kampak saya!!).
Ilham
mengendalikan kemudi siang itu. Melaju dengan kecepatan cukup baik diantara
cuaca cerah dan rute perjalanan yang lancar. Meski sempat berhenti dibeberapa
titik perjalanan. Biasalah, ada yang kurang rasanya jika melakukan perjalanan
tanpa berhenti di beberapa tempat – warung waralaba – belanja camilan hingga
minuman penambah gairah dan semangat, berhenti di pom bensin – isi bensin
dan pipis, dan sebagainya. Selama perjalanan terjadi ragam perbincangan
diantara lantunan music yang berpendar apik sebagai pelengkap suasana. Tak
perlu waktu lama untuk saya dapat akrab dengan beberapa personal yang belum
pernah saya temui sebelumnya tersebut. Well.
Untuk sebuah permulaan perjalanan, segalanya berlangsung menyenangkan.
Jelang
sore, kendaraan memasuki kabupaten Tanggamus. Sempat berputar cukup lama dalam
upaya mencari mesin ATM yang rata rata mengalami error. Beruntung kami telah
menyempatkan makan siang (yang kesorean) dengan hidangan lezat dan khas di
rumah makan sederhana beberapa saat sebelumnya. Setidaknya kekesalan pencarian
mesin ATM yang berfungsi tidaklah begitu membawa emosi karena perut telah
terisi.
Sore
terus beranjak. Kendaraan melaju gagah
menuju Pesisir Barat. Memasuki kawasan Taman Bukit Barisan Selatan selepas
kabupaten Tanggamus jadi moment tersendiri. Mulai dari kisah kisah seru, lucu,
pengalaman personal hingga cerita mistis yang konon pernah dialami sendiri,
orang lain maupun fiksi agar gelak tawa tercipta. Aahhh… tidaklah asik jika suatu perjalanan terlalu dibawa serius.
Beruntung saya dan seisi mobil tidak ada yang begitu serius. Hahaha.
karena Selpik adalah sebuah keharusan dalam perjalanan |
Sore
semakin beranjak ke peraduan. Kami beruntung dapat menikmati matahari terbenam
di areal pantai Mandiri – kawasan pantai yang dekat dengan area Surfing Tanjung
Setia – Pesisir Barat. Tak ada pengunjung lain, selain kami sore itu. Matahari
boleh terbenam, tapi semangat kami tak pernah padam. Malah semakin menyala dan
super lincah kala mengabadikan diri di sepanjang bibir pantai yang lengang
dengan ombak besar.
Aktivitas
photo photo narsis dan mencoba aplikasi video slow motion harus segera di sudahi mengingat malam segera datang.
Kemudi bergegas menuju Hotel Janitra – hotel yang telah di booking sebelumnya oleh mba Dewi untuk melepas lelah kami
serombongan malam ini.
Hotel janitra - recomended buat para pelancong bermalam di kawasan Krui Pesisir Barat |
Bersantai malam di Food Court khas pasar Krui. |
Setelah aktivitas berbenah diri , mandi dan
meluruskan tubuh di kamar hotel kami sepakat keluar hotel untuk mencari menu
makan malam sebelum tidur pulas nantinya. Saya langsung menyarankan rekan rekan
menuju area pasar Krui yang saat malam menjadi arena berkumpul muda mudi dan
keluarga menghabiskan waktu malam sembari menikmati aneka pilihan hidangan.
Nyaris setiap ke Krui, saya selalu menyempatkan bertandang makan malam di area
Pasar kota Krui ini. Suasana ramai dengan interaksi masyarakat yang khas
sungguh menarik minat pengamatan saya. Begitupun malam itu. Makan malam,
menuturkan banyak kisah sembari menyusun rencana rencana esok hari.
Sebelum
tidur, malam itu kami sepakat untuk siap pukul 06.00 WIB. Karena butuh 1,5 jam
perjalanan dari pusat kota Krui menuju kediaman Ryan – sang pengantin yang
berbahagia.
…. Berlanjut ke Part 2 …..
Paling aman memang ke ATM itu pas di Bandar Lampung, Pringsewu ada bbrp tapi tetep aja deg2an kalau kelupaan :D
BalasHapusBenar oom.... Rata Rata ATM di kawasan Tanggamus ber masalah Kemarin. BRI dan BNI ... Bisa jadi Saldo dalam mesin HABIS Karena long weekend
BalasHapus