Saya dan Trinity - salah satu penulis indonesia Favorite saya. |
Tentu tak ada yang akan menolak jika diberi
kesempatan untuk bertemu sang idola. Itulah yang terjadi pada saya siang itu.
Cuaca terik tak begitu terasa ketika kak Agung –
seorang produser film Air Mata Surga - yang juga Mekhanai Kota Bandar Lampung
2000 mengabari keberadaannya di Bandar Lampung bersama Trinity. Sesuatu yang
telah lama saya nantikan. Bertemu langsung dengan penulis buku laris dengan
karya tulis yang mengagumkan. Tak pakai
fikir panjang, saya langsung menuju lokasi dimana kak Agung dan Trinity berada
meski harus menunda sejenak pekerjaan kantor.
Dengan menyusuri rute tercepat menuju tempat tujuan,
akhirnya saya tiba di rumah makan Begadang II dan bertemu langsung sosok
trinity yang selama ini saya temui
melalui tulisan. Trinity yang sedang menyantap hidangan makan siang sempat
melempar senyum pada saya ketika saya menyapannya. “karena mba, saya jadi semangat
menulis dan menyebut diri sebagai Tukang Jalan Jalan.” bisik saya saat berdekatan dengannya. Senyumnya
begitu ramah menyambut kehadiran saya. Saya pun tak canggung mengungkapkan jika
buku The Naked Traveler bergambar sandal jepit itulah yang menjadi salah satu
pemicu semangat menulis saya. Dan kemudian lambat laun menjadikan salah satu
passion saya.
Mata saya terus tertuju pada Trinity yang sedang
menikmati hidangan makan siangnya. Berulang kali saya mengatur nafas – yang selain karena terengah-engah kala bergegas
menuju lokasi pertemuan, juga karena rasa gembiranya saya berhadapan langsung
dengan salah satu sosok penulis yang meng-inspirasi semangat menulis saya. Begitulah saya, kerap butuh penyesuaian beberapa detik ketika bertemu sosok yang karya dan personalnya menginspirasi saya.
Beruntung, seusai makan, Trinity berkenan membagi beberapa tip
pada saya seputar aktivitas menulis. Terlebih ketika saya melempar pertanyaan yang
selalu saya lontarkan pada setiap penulis handal yang saya temui. “penulis wajib
punya good mood sendiri.” begitu jawab
Trinity, ketika saya tanyakan bagaimana memelihara selera menulis yang
kadangkala dipengaruhi oleh ‘mood’.
“Mood itu kita yang cipta, bukan menunggu.
Mindset sangat punya peran dalam
menghadirkan mood” jelasnya pada
saya. “kalo gue biasanya punya waktu
khusus menulis, di jam 10-12 malam.” rincinya lagi.
Trinity juga mengungkapkan bahwa sebagai penulis
tidak perlu membatasi diri dan terlalu terpola. “bebas saja”. ucapnya. Sebagai
penulis perjalanan, tentu harus banyak melakukan perjalanan. Terlebih perjalanan
yang tidak terlalu diatur oleh jadwal atau terbelenggu oleh keharusan menulis. Pengalaman Trinity sebagai seorang pejalan
yang telah banyak mendatangi ragam tempat dibelahan dunia, membuat ia dapat
menceritakan pengalaman perjalanannya dari sudut pandang yang berbeda dari para
pelancong lain dengan sajian kalimat yang ringan, menyenangkan dan mudah
dipahami.
Bahagianya saya bertemu dengan Trinity - salah satu sosok yang menyemangati saya menulis dan serius ng-Blog. |
Sungguh beruntung saya dapat bertemu langsung dengan
Trinity siang itu. Bincang singkat yang terjadi pun bagai sebuah suntikan
semangat bagi saya yang masih harus terus menerus belajar dari para penulis
handal. Terlebih semangat saya untuk memiliki karya tulis yang dicetak dalam
sebuah buku yang semoga kelak dapat terwujud. Amin. Hehehe.
Trinity pun menyemangati saya untuk terus menulis
diakhir pertemuan kami. Meski sebenarnya ada banyak pertanyaan yang ingin saya
lontarkan. Tapi karena keterbatasan
waktu yang tidak memungkinkan saya bicara banyak bersama Trinity. Selain saya pribadi harus kembali ke tugas kantor - setelah 'kabur' puluhan menit. Semoga kelak
ada waktu yang cukup panjang untuk saya mencuri ilmu darinya. Meski ada yang
kurang rasanya, tidak bisa membawa serta buku karya Trinity yang saya koleksi
untuk ditandatangani si penulisnya langsung. Mengingat tak cukup waktu untuk
kembali kerumah dan membawa serta buku buku Trinity dalam pertemuan siang itu.
Setidaknya bincang singkat dengan motivasi dan photo bersama jadilah
penyemangat besar saya untuk terus menulis. Terlebih ketika trinity menyempatkan melihat laman Blog saya dan memberi saran atas tampilan Blog saya. Aaaah...senangnya dapat arahan dari sang ahli yang sangat berarti.
BUKU TERBARU
DAN PROJECT FILM.
Kabar menyenangkan dari Trinity yang saya dengar
langsung siang itu adalah progress menulis buku terbaru yang sedang ia lakoni.
Sebagai orang yang telah membaca buku buku karya Trinity tentu karya terbarunya
adalah hal yang saya nanti. Selain itu, melalui Tujuh Bintang Sinema – Trinity sedang
mempersiapkan sebuah film layar lebar yang kelak salah satu lokasi syutingnya
bertempat di beberapa destinasi wisata
menarik di provinsi Lampung. Belumlah saya
mengetahui detail seputar project film yang akan mengagkat kisah
perjalanan Trinity tersebut. Kedatangan Trinity dan kru Tujuh Bintang Sinema
lengkap dengan sutradara gaek Rizal Mantovani ke Lampung pun bertujuan untuk tinjau
lokasi syuting kelak. Setidaknya masuknya
Lampung dalam sajian sinematography film nantinya memberikan kebanggaan
tersendiri bagi saya, masyarakat Lampung dan gaung provinsi Lampung. Semoga saja saya dapat hadir di acara
pemutaran perdana film tersebut kelak, atau dapat jadi pemain figuran di salah
satu scene. hahaha. Semoga saja. Siapa tahu kan?. Ayoo dibantu Amin nya, ya.
Beruntungnya dirimu, Bang. Aku kapan ya bisa ketemu Mbak Trinity dan melihat dari dekat kepala yang melahirkan cerita-cerita perjalanan mempesona ituh?
BalasHapusbangeddd mbaaa... aku seneng banged sepanjang hari kayak salah satu wish list terwujud ehhehehehe..... bisa jadi rajin nulis itu di dekatkan dengan penulis penulis yaa mba....termasuk kenal mba Evi juga..tadi aku bilang juga ke mba Trinity kalo aku kenal dengan beebrapa blogger kece di jakarta.
HapusSeru banget ini pasti, semoga makin melesat menyusul sang idolanya, Kak.
BalasHapusamiiiinnn kang..maseh nak banyak belajah kudai....inshaAllah.
Hapus