Salah Satu penampilan peserta festival Gitar Tunggal Lagu Tradisional Lampung se Provinsi Lampung 2016. |
Pengembangan
Seni dan Budaya asli daerah merupakan kewajiban
bagi seluruh lapisan masyarakat. Mengingat seni dan budaya daerah merupakan
salah satu identitas yang harus terus menerus dilestarikan. Berlangsungnya Festival Gitar Tunggal dan Lagu
Tradisional Lampung se Provinsi Lampung di Bundaran Tugu Adipura (Tugu Gajah – Bandar Lampung)
pada
15-17 April 2016 yang merupakan kerjasama antar Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung
dan Kepolisian Daerah (POLDA) Lampung, berhasil menarik perhatian ragam lapisan
masyarakat. Tercatat sebanyak 162 musisi
Gitar Tunggal dengan rentang usia 11
tahun hingga 70 tahun menjadi peserta Festival Gitar Tunggal Lagu Tradisional
Lampung se Provinsi Lampung yang memperebutkan piala Kapolda dan piala Walikota
Bandar Lampung tersebut.
Kepala
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung – Yus Amri Agus, S.Sos,
M.IP menyebutkan bahwa pelaksanaan Festival Gitar Tunggal dan Lagu Tradisional
Lampung merupakan momentum bangkitnya seni dan budaya asli Lampung yang nyaris
dilupakan banyak pihak. Gitar tunggal dan Lagu Tradisional Lampung merupakan
suguhan musik dengan harmonisasi tinggi, dengan perpaduan sajian nada yang
indah dan lantunan syair bermakna dalam.
Berdasarkan hal tersebut, - jelas pak Yus Amri, tak berlebih kiranya
jika petikan gitar tunggal dan sajian lagu tradisonal Lampung dapat sejajar
dengan musik jazz – sebagai jenis musik internasional.
Pak Walikota dan KAPOLDA memetik Gitar sebagai tanda dibukanya gelaran festival Gitar Tunggal Lagu Tradisional Lampung se Provinsi Lampung 2016. |
GITAR TUNGGAL LAGU TRADISIONAL
LAMPUNG
Sesungguhnya
ada banyak jenis seni dan budaya asli Lampung. Soal jenis gitar klasik, tak
hanya Gitar Tunggal tetapi juga ada Gitar Gambus yang juga bagian dari kekayaan
seni khas Lampung. Gitar Tunggal khas Lampung pun memiliki ragam irama atau
model petikan yang dikelompokkan dalam beberapa jenis irama.
Jenis
irama Gitar Tunggal Lampung, terdiri dari ;
·
Kembang kacang,
·
sai kres,
·
wo kres,
·
tego kres,
·
Hawaian,
·
Stambul Naturil,
·
Pal,
·
Tiga Serangkai.
Dari jenis
irama petikan Gitar Tunggal yang terurai diatas beberapa diantaranya
dipengaruhi oleh budaya masyarakat luar adat Lampung bahkan budaya asing.
Seperti jenis irama Hawaian yang terinspirasi oleh petikan gitar musik ala hawaian. Pal adalah jenis irama Gitar Tunggal yang
nyaris sama dengan petikan gitar dalam irama keroncong. Sedang jenis irama Sai
(satu) Kres, Wo (dua) Kres, Tego (tiga) Kres merupakan tingkat ketukan atau
petikan Gitar Tunggal itu sendiri.
Adapun
jenis lirik yang melengkapi ragam irama petikan Gitar Tunggal Lampung biasanya
berisi kalimat tutur penuh makna yang biasanya berisi pesan pesan moral, pesan
orang tua pada anak, tutur rindu dan puja puji sepasang kekasih hingga persoalan kehidupan sosial
bermasyarakat.
Dalam
masyarakat suku Lampung – baik Pepadun maupun Saibatin, Gitar Tunggal Lagu
Tradisional Lampung telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari hari hingga
kerap menjadi bagian dari sebuah perayaan adat hingga pesta pernikahan. Bahkan seorang maestro Gitar Tunggal Lampung
yang juga Budayawan Lampung legendaris bernama Cik Din Singamelintang
menuturkan bahwa lirik yang menjadi satu kesatuan dalam petikan gitar tunggal
Lampung merupakan penuturan yang mengandung filosofi masyarakat Lampung nan agung.
Bapak Walikota Bandar Lampung dan KAPOLDA memberi piagam penghargaan pada salah satu partisipant asal America |
Maulana Ilyas - salah satu peserta muda yang berhasil meraih gelar Juara Harapan Gitar Tunggal Lagu Tradisional Lampung |
KEBERPIHAKAN PEMERINTAH
Gelaran
Gitar Tunggal Lagu Tradisional Lampung mulanya atas inisiasi bapak Drs. Hi.
Herman HN, MM selaku Walikota Bandar Lampung dan bapak Brigjend.Pol. Ike Edwin, SH, MH selaku Kapolda Lampung dan juga merupakan Perdana Mentri Kerajaan
Skala Brak Lampung Barat yang memang peduli terhadap kelestarian dan
pengembangan nilai nilai Seni Budaya dan Pariwisata. Tak pelak, acara yang berlangsung meriah selama 3 malam di bundaran gajah – Bandar
Lampung disebut pak Kapolda sebagai perayaan para pejuang dan pahlawan Seni Budaya
Lampung.
Jauh sebelum
terlaksananya Festival Gitar Tunggal Lagu Tradisional Lampung, Pemerintah
Daerah Kota Bandar Lampung telah memiliki ketetapan akan keberpihakan pada seni
dan budaya khas Lampung melalui Peraturan Walikota (PerWali) Bandar Lampung,
Nomor 19 Tahun 2011 tentang ‘Pelestarian
Kebudayaan Lampung Dalam Hal Penampilan Musik Hidup/Live Music Tradisional
Lampung Serta Pemutaran Musik Instrumen Lampung Pada Usaha Kepariwisataan di
Wilayah Kota Bandar Lampung’. Dalam rumusan Peraturan Walikota tersebut
dijelaskan secara rinci mengenai kewajiban para pelaku usaha kepariwisataan di
kota Bandar Lampung berkenaan dengan pelestarian seni dan budaya asli Lampung.
Itulah sebabnya melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung
gencar mengawasi pelaksanaan pemutaran Lagu dan Musik tradisional Lampung pada
jam jam tertentu di seluruh jada usaha kepariwisataan di Bandar Lampung. Karena
dengan menggaungkan jenis musik maupun lagu khas Lampung adalah upaya nyata dalam
melestarikan dan mengembangkan salah satu
identitas Lampung nan agung. Jangan sampai kita baru bergerak peduli
ketika suatu saat nanti Gitar Tunggal Lagu Tradisional Lampung di klaim pihak
lain.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung patut diberi apresiasi tinggi karena kepedulian terhadap tradisi diujudkan melalaui even seperti ini. Semoga semakin banyak generasi muda lampung kembali menengok tradisi mereka yang agung
BalasHapus