Sebagai
upaya melestarikan nilai nilai Budaya Lampung, pemerintah daerah Kota Bandar
Lampung menggalakkan pemasangan dan penempatan lambang Siger. Mengingat, pemasangan Siger dibeberapa lokasi
jasa usaha dan sarana di bidang kepariwisataan di Bandar Lampung saat ini masih
dirasa keliru. Hingga perlu menyamakan persepsi.
Melalui
Surat Edaran Walikota Bandar Lampung Nomor : 503/618/IV.39/2016 tanggal 18 Mei
2016 – tentang Siger Lampung. Dengan dasar Surat Edaran ; a) Undang – Undang Nomor
11 Tahun 2010, Bab I (satu) Pasal 1 (satu) ayat 2 (dua) tentang Cagar Budaya. b)
Peraturan Daerah Provinsi lampung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pemeliharaan
Kebudayaan Lampung, c) Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 65 Tahun 2010
tentang pelaksanaan ketertiban, keamanan, kebersihan, keindahan dan kerapihan
bagi tempat usaha di wilayah Kota Bandar Lampung.
Lampiran gambar Siger di dalam Surat Edaran yang disebar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung |
Dalam
rangka menciptakan keindahan, keasrian dan pemasangan atau penempatan Siger
sebagai upaya mewujudkan pelestarian Budaya di wilayah Kota Bandar Lampung,
maka diminta WAJIB bagi seluruh
pemilik bangunan, Hotel, Ruko, Rumah Makan, Reso/Café, Rukan, Kantor dan Bank
untuk memasang ornamen Siger sebagai mahkota perlambang keagungan Adat Budaya
Lampung. Kewajiban memasang Siger juga berlaku untuk seluruh Sanggar dalam
setiap penampilan kesenian yang sesuai dengan bentuk Siger yang telah ditentukan.
Bentuk Siger Pepadun yang menjadi kewajiban di dalam Surat Edaran Walikota bandar Lampung. |
SIGER LAMPUNG.
Siger
adalah bentuk mahkota pengantin di masyarakat Lampung. Dalam bentuknya, Secara
umum Siger dibagi menjadi dua jenis. Siger Pepadun dan Saibatin. Secara kasat
mata, perbedaan bentuk Siger Pepadun dan Saibatin terletak pada jumlah lekuk
gerigi di setiap bentuk Siger tersebut. Jika lekuk Siger Pepadun berjumlah 9,
maka jumlah Lekuk Siger Saibatin berjumlah 7. Konon, jumlah lekuk tersebut mengandung nilai luhur dari jurai
(adat) baik Pepadun maupun Saibatin.
Kandungan
Siger Pepadun yang menjadi contoh dalam Surat Edaran Walikota Bandar Lampung,
adalah :
1.
Lekuk gerigi Sembilan – melambangkan 9 aliran
sungai besar (way) yang mengalir di Lampung.
2.
Kembang
Melur (bunga melati) didalam bidang Siger berjumlah 4 buah kuntum bunga dan setiap kuntum bunga memiliki 4 daun bunga yang
berkelompok 5.
Diharapkan
dengan himbauan pemasangan bentuk Siger bagi pelaku dan penyedia jasa Sarana
dibidang kepariwisataan di Kota Bandar Lampung dapat memberi wawasan kebudayaan
dan kecintaan masyarakat pada nilai nilai Budaya Lampung.
Apa ya bang pertimbangannya Mengapa kewajiban memasang Siger harus dari pepadun dan bukan dari saibatin?
BalasHapusIya saya juga setuju dengan komentar kak evi di atas🙏
BalasHapuspasang dua-duanya
BalasHapuspasang dua-duanya
BalasHapus