tampilan Gunung Anak Krakatau (GAK) |
Ajakan
ikutserta Jelajah Krakatau dalam rangka event
Lampung Krakatau Festival 2016, saya
dapat dua hari menjelang keberangkatan. Adalah Oom Yopie – admin akun Keliling
Lampung yang mengajak saya. Ajakan yang disampaikan via ponsel itupun saya setujui tanpa banyak pertanyaan. – mumpung pas tak ada acara. Beberapa hal yang saya tahu, bahwa Oom Yopie sebagai pribadi yang kerap di
beri jatah untuk mengikutsertakan pihak pihak yang kiranya berkenan terlibat
langsung dalam gelaran Festival Krakatau dan kemudian menyebarluaskan hal hal
menarik dan terbaik dari gelaran tersebut. Itulah sebabnya Oom Yopie mengajak
serta para Blogger. Yang kemudian saya
tahu, Oom Yopie mengajak para blogger dari luar provinsi Lampung, mereka adalah
; @Travelerien dan @ariepitax – Blogger dari Jakarta, lalu @dieend18 dan @linawati – blogger dari Batam, lalu
@mamaniss dan @omnduut – blogger dari Palembang, @atanassia_rian – blogger dari
Jogja, @RosannaSimanjuntak – blogger dari Balikpapan - Kalimantan, dan @HariJT –
blogger dari Bangka Belitung. Lengkaplah 9 orang dari 10 jatah blogger perintah
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung pada Oom Yopie. Nah untuk
melengkapi kursi peserta yang ke 10 – Oom Yopie mengajak saya. Suatu keberuntungan bagi saya – satu satunya
Travel Blogger amatiran di provinsi Lampung. Sebagai seorang pejalan tentu
saya tidak menolak ajakan tersebut, apalagi jalan jalan ke Gunung Anak Krakatau
(GAK), meski sudah pernah sebelumnya, tetap saja perjalanan memiliki cerita
yang berbeda meski lokasi tujuannya sama.
saya (bertopi) diantara 9 blogger yang resmi diundang sebagai peserta oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung |
Jadi,
-yang perlu dipahami, bahwa jelaslah 10 orang yang diajak Oom Yopie bukan atas
ide ide asal pribadi Oom Yopie, tetapi
merupakan pelaksanaan dari mandat yang Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
provinsi Lampung berikan sebagai satuan kerja pemerintah provinsi Lampung
terhadap berlangsungnya event Lampung Krakatau Festival 2016. Dan apa yang Oom Yopie lakukan juga telah
terjadi pada tahun tahun sebelumnya. Jadi, sangat jelas bahwa saya beserta 9
orang yang diikutsertakan oleh Oom Yopie dalam rombongan menuju Gunung Anak
Krakatau itu adalah peserta tour
resmi. Bukan peserta Selundupan!!!.
KETERLIBATAN EVENT ORGANIZER
Pagi
Sabtu, 27 Agustus 2016. Saya dan 9 rekan rekan blogger yang telah berakrab diri
sejak sehari sebelumnya datang ke lapangan Korpri – komplek perkantoran
Gubernur Lampung – tempat berkumpulnya peserta Jelajah Krakatau, pukul 06.00WIB
(on time!!). Seperti tahun tahun
sebelumnya – Oom Yopie selalu mengarahkan rombongan yang diajaknya untuk tepat
waktu sesuai jadwal yang ditentukan panitia. Meski pada kenyataan di pagi pukul 06.00 WIB, lapangan masih lengang. Hanya
beberapa panitia yang terlihat dan 3 bis telah tertata rapih di pinggir jalan.
Oh ia, soal pengaturan perjalanan ke
Gunung Anak Krakatau, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung
melibatkan Event Organizer (EO) sebagai
pelaksana dari rangkaian kegiatan Lampung Krakatau Festival 2016, termasuk
aktivitas Jelajah Krakatau. Jadi, pagi itu saya tidak melihat satupun orang
dinas di sekitar lapangan Korpri. Tidak seperti tahun tahun sebelumnya. EO yang
handle event pun tak tanggung tanggung. EO dengan nama
besar dan telah berpengalaman meng-handle
banyak event event besar skala
Nasional.
Rundown karya Dyandra Promosindo |
Dan
pagi itu pula, saya mendapat selebaran jadwal yang diberikan oleh salah satu
kru didalam bis yang saya dan teman teman blogger tumpangi. Tak salah, jadwal
rundown tertera pukul 05.00 – 06.00 WIB – Peserta berkumpul di Lapangan
Gubernuran dan registrasi. Well… satu
point yang membuat saya mencium aroma kurang disiplin waktu. Entah apalah
alasannya. Setidaknya saya dan teman teman dalam satu group bersama Oom Yopie sudah datang tepat waktu. Uniknya, di
selebaran berisikan rundown yang saya
terima itu ada aktivitas berkeliling ke Pulau Sabesi – cukup menggelitik saya – bisa
jadi EO membuat jadwal ini tidak survey lokasi atau mengalami secara langsung
terlebih dahulu. Saya yakin point
berkeliling di Pulau Sabesi tidak akan terwujud. Mana Cukup Waktu genks!!!. Tapi setidaknya saya tersenyum senang
ketika melihat point Mini Game
setelah aktivitas Tour Krakatau. Menarik
sih…., meski tak yakin juga point
ini terwujud.! Ngana Fikir setelah Tour Krakatau peserta tetap segar bugar!!!. Hah.!
Ya sudahlah saya tetap optimist saja jadwal benar benar terlaksana. Yes, The Rundown Presented by Dyandra Promosindo.
Pukul
07.55 barulah bis bergerak menuju lokasi acara. Itupun setelah dijelaskan
menunggu Bis 4 yang isinya Blogger Pemenang Lomba Blog dan Juri Lomba Blog dengan
Blogger yang merupakan guest list
sang Juri. Saya dan teman teman ada di Bis 1.
Dermaga pantai Sari Ringgung - Pesawaran - Lampung |
START FROM SARI RINGGUNG
Saya
sangat senang ketika Oom Yopie menjelaskan bahwa rute perjalanan ke Krakatau
tahun ini akan dimulai dari pantai Sari Ringgung. Itu artinya, jarak tempuh via
jalan darat dapat dipercepat. Tetapi tentu jarak tempuh via laut menjadi
panjang.
Pada
tahun 2014 – jelajah ke Gunung Anak Krakatau dimulai di Dermaga Boom Kalianda –
Lampung Selatan. Jalur darat yang ditempuh 2 jam perjalanan dari Bandar Lampung
ke dermaga Boom Kalianda. Sebelum mengarungi lautan selama 2 jam dengan kapal
kapal kayu. Pada tahun 2015 – jelajah ke Gunung Anak Krakatau dimulai dari
Kalianda Resort. Dan tahun ini, jelajah ke Krakatau dimulai dari pantai Sari
Ringgung – akses darat terbilang cepat dari pusat kota Bandar Lampung – hanya 40
menit, tetapi jalur laut yang dilalui lebih panjang – memakan waktu 3 – 4 jam.
Ibu Kepala Dinas disamping pak Adeham (bertopi hitam) - assisten Gubernur Lampung |
Oom Yopie tetep update status |
Kapal kecil berhias ornamen Lampung dan bendera bendera inilah yang mengantar penumpang ke tengah laut - untuk naik ke Kapal Besar. |
Perjalanan
4 bis berwarna biru itupun lancar jaya menuju pelabuhan pantai Sari Ringgung –
Pesawaran. Seorang Bapak yang berasal dari Himpunan Pramuwisata Indonesia – HPI
– Lampung, menjadi pemandu Bis kami yang jumlahnya hanya 17 orang. Banyak kursi
lengang yang bisa dimanfaatkan untuk selonjoran manja!. Saya pun tertidur
sepanjang perjalanan menuju Sari Ringgung akibat bangun terlalu pagi. Beta Masih Ngantuk,Mama!!.
Tak
begitu tahu apa yang terjadi dalam bis selama perjalanan, hingga akhirnya Arie
membangunkan saya dan kami semua telah tiba di pantai Sari Ringgung.
nampak kapal kapal kecil mengantar ke kapal besar di tengah lautan |
JENIS KAPAL YANG TAK SAMA!!
Kala turun
dari Bis, saya fikir kami semua dapat langsung menaiki kapal kapal kecil yang
telah berbaris di dermaga. Ternyata tidak.!, ada rangkaian ceremonial yang harus kami ikuti. Itupun menunggu pejabat datang. Tunggulah sesaat, Ndra!. Sempat buang air besar, sempat ngopi di warung pinggiran
pantai sambil cerita cerita lucu dan hal hal konyol hingga akhirnya pengeras
suara memanggil seluruh peserta Jelajah Krakatau berkumpul. Setelah dibariskan
dan di data ulang, barulah acara ceremonial
dimulai setelah pak Asisten yang mewakili Gubernur Lampung dan Ibu Kepala Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif hadir. Sempat memberikan arahan dan doa bersama,
peserta yang sepertinya tak lebih dari 200 orang diarahkan menuju kapal kapal
kecil di bibir dermaga. Kapal kapal kecil yang isinya tak boleh lebih dari 10
orang itulah yang kemudian membawa kami ke tengah laut untuk selanjutnya
bertemu kapal yang ukurannya lebih besar. Sempat melihat hal hal janggal dalam
proses pembagian kapal dan penataan keberangkatan. Uniknya, bis 4 yang telat
justru diberi kesempatan lebih dulu naik kapal kecil, meski kemudian kapal
kapal kecil seolah berlomba merangkak cepat ke kapal besar tanpa ada komando
yang jelas dan terarah dari EO. Alhasil, pembagian kapal besar pun tidak rata.
penumpang yang diletakkan di Kapal Polisi Air |
Jenis kapal Kayu yang saya dan teman teman tumpangi tanpa dilengkapi Life Jacket!! |
Suasana bagian dalam badan kapal kayu yang kami tumpangi mengarungi laut bebas. Lihat, TAK ADA LIFEJACKET!!! |
....ingin tahu Tour Krakatau 2014 yang berkesan?, klick ini ....TOUR KRAKATAU 2014
Dibagian
tengah laut, telah bersandar kapal polisi air dengan ukuran besar – bagai bentuk kapal pesiar. 2 kapal polisi
air ukuran sedang dan 1 kapal kayu!. Saya
lagi lagi mencium aroma aneh. Mengapa jenis kapal berbeda beda?. Saya tanya
pada salah satu kru EO, mereka tidak menjawab dengan jelas – hanya senyum manis
seperti receptionis. Pada 2 kegiatan
kunjungan ke Krakatau di tahun sebelumnya, semua jenis Kapal dibuat sama!.
Semua kapal Kayu dan jumlahnya banyak.
Sudahlah,
saya dan teman teman menerima saja ketika diminta mengisi Kapal Kayu. Dengan
alasan jumlah penumpang pada kapal jenis lain sudah mencukupi batas muatan. Meski
saya sempat bergumam jengkel dengan penataan EO yang tidak sama rata begini.
Seolah ada yang kelas VVIP dan kelas Teri Nasi seperti saya. Untungnya saya dan
rekan rekan tak sendiri. Kapal Kayu khas nelayan menjala ikan di samudera itu
juga ditumpangi oleh para Juri lomba Blog dan rekan rekan guest list mereka dengan beberapa kru dari EO. Baiklah, setidaknya
kami tak sendiri merasakan nasib dapat kapal kayu nelayan.
Satu
persatu kapal bergerak. Setelah dilepas oleh Ibu Kepala Dinas dan pak Asisten
Gubernur Lampung. Yah, tentu sudah tahu
kan?, ketika pergerakan kapal dimulai, kapal kapal Polisi Air bergerak
lebih lincah dibanding kapal kayu yang saya dan teman teman blogger lainnya
tumpangi. Bisa jadi 2,5 jam saja waktu yang dibutuhkan kapal kapal polisi air
itu ketimbang kapal kayu yang kami tumpangi -
butuh waktu 4 jam coy!!. Itu belum
termasuk uji nyali dengan hempasan ombak
laut lepas!!. Matek Ngana!!!.
Saya dan Mba Dian yang rebahan di atap kapal berteman angin kencang, ombak laut gahar dan sengatan sinar matahari yang aduhai. |
Teman teman rebahan di bagian badan dalam kapal |
ENJOY THE MOMENT.
Well, secara pribadi saya menyayangkan
tindakan EO yang membeda – bedakan jenis kapal. Dan tak satupun kru EO yang
sekapal dengan saya bisa menjawab dengan logis ketika saya tanya mengapa jenis
kapal berbeda-beda. Jika alasannya Kapal Polisi Air Cuma ada 3, mengapa
sediakan kuota peserta banyak. Harusnya kurangi saja jumlah peserta. Atau buat
semua jadi kapal kayu. Baru adil.! toh
semua peserta yang berangkat tidak ada pejabat, tidak ada orang dinas
pariwisata. Yang ada hanya Tim EO, Jurnalis, Blogger dan undangan lainnya yang
bukan pejabat.
Ya sudahlah.
Terima saja.
berpose bersama mas Adis (@Takdos yang berdiri paling belakang) |
Mas Adis (@Takdos) yang membaur bersama kami |
Saya,
Mba Dian dan Mba Lina langsung mengambil tempat diatap kapal sebagai tempat
beristirahat selama pelayaran dengan kapal kayu bau amis itu. Dari dua
pengalaman sebelumnya saya memang lebih suka naik di bagian atap kapal
ketimbang dibagian dalam badan kapal.
Mengingat guncangan pada bagian atas tidak terlalu keras di banding pada bagian
dalam badan kapal. Jadilah kala itu, saya, mba Dian dan mba Lina bersantai
diatap kapal kayu beratap awan yang cukup bersahabat. Bergabung pula dengan
kami, beberapa kru EO yang juga duduk duduk di dekat kami termasuk seorang pria
berperawakan kecil, tinggi, berambut lebat dan berkacamata – yang belakangan
saya tahu dialah @Takdos – salah satu Juri Lomba Blog dengan rekan rekan wanita
usia belia yang belakangan saya tahu mereka adalah adik dan sepupu sepupu
kesayangan mas Adis. Sepanjang perjalanan, mas Adis (@Takdos) menyempatkan bertegur sapa
dengan mba Lina dan mba Dian – secara mereka
sudah lama jadi blogger dan traveler ketimbang saya yang amatiran ini. Jadi
tak ada istilah eksklusifitas saya dan teman teman blogger bersama saya. Btw, jika dapat perlakuan eksklusif kok
kebagian kapal kayu nelayan?!.hahahha. Selain bertegur sapa, mas Adis -
@Takdos juga sempat ikut dalam photo bareng yang diprakarsai oleh kamera canggih
milik Maman.
membunuh bosan dengan rebahan - 4 jam dengan kapal kayu -sedang rombongan lain 2,5 jam dengan kapal polisi air. |
Empat jam
mengarungi lautan lepas kami isi dengan hal hal seru. Mulai dari bertukar
cerita dan pengalaman hingga photo photo bareng di beberapa sudut yang semuanya
sama ; hamparan langit dan air!.
Sesekali
godaan lincah ombak menyapa kapal kayu yang kami tumpangi. Dan parahnya lagi,
kapal kayu yang kami tumpangi tidak dilengkapi oleh Life Jacket!!!. Mungkin EO nya yakin kami akan tegar dan tetap
selamat meski ditelan samudra sekalipun!. Edan!!
. Bila kami lelah berkisah, kami merebahkan diri dengan buaian angin laut dan
terpaan matahari yang semakin siang semakin menusuk kulit. Tak apalah, anggap saja
sedang tanning gratis. Biar makin
Eksotis.
Oh
ya, mengingat selonjoran diatas atap kapal kayu itu sungguh sayang jika tidak
dinikmati, maka izinkan saya meneruskan penuturan berdasarkan kisah nyata ini
pada paruh kedua dengan judul yang sama yaaa…
Bersambung….
Wow langsung tayang tulisannya. *Kasihjempol. Bagi teman-teman yang baca tulisan ini, sebagai orang yang ikut langsung di perjalanan yang sama, aku mau bilang bahwa tulisan ini 100% akurat. Gak sabar nunggu bagian kedua :)
BalasHapusterima kasih brother.
Hapuscurhat abis :D
BalasHapusWoow keren banget ceritanya, pengen juga sy jadi seorang Blogger.. oh ya hanya memberi tahu kalau yang memberi pengarahan foto di samping ibu kepala dinas itu ketua HPI namanya Pak Agus Salim.
BalasHapusWoow keren banget ceritanya, pengen juga sy jadi seorang Blogger.. oh ya hanya memberi tahu kalau yang memberi pengarahan foto di samping ibu kepala dinas itu ketua HPI namanya Pak Agus Salim.
BalasHapuscheboooox
BalasHapusCUCUXXX...LAH...!!!
HapusBusyeeeettt aturannya kendaraan air yang mengangkut penumpang wajib ada life jacket... jadi inget naik kapal beginian 2 jam dari kalianget ke gili labak di Madura. Ombaknyaaaa booookkk... berangkat kering sampai pulau basah kuyup asin haha... eh tapi ada life jacketnya loh. Itu EO abal-abal ya mainin nyawa orang?
BalasHapusEh semacam sinetron ya ada bersambungnya... BILANGIN OM YOPIE BUAT NGAJAK SELEB BLOGGER JOMBANG bhuahahaha
Emang ada seleb blogger Jombang? oh yang suka DRAMA itu ya?
HapusJangan suka ngomong "No Drama" ya kalo faktanya malah bertindak sebagai penulis skenario, aktor dan juga sutradaranya :)
Salam chebox
Ngalir banget ceritanya mas Indra.
BalasHapusSebuah realita yang ingin saya kenang tapi tak ingin terulang.
yess. SEPAKAT.!!! hehehehhe
HapusSudah standard setiap kapal angkut manusia dalam penyebrangan di dunia ini harus menyediakan life jacket. Kita tidak bergambling dengan nyawa manusia. Ini perjalanan nyebrang 4-6 jam dan kita nggak pernah tau cuaca akan berubah seperti apa.sedangkan baru saja terjadi beberapa hari yang lalu 21 Agustus 2016 kapal penyebrangan Tanjungpinang ke Pulau Penyengat Kepri (lokasi yang dekat dengan tempat tinggal saya dan Dian)yang hanya 10 menit saja nyebrang telah menelan nyawa lebih dari 10 orang karena perahu terhantam ombak.
BalasHapussemoga jadi pelajaran buat semua pihak yaa mbaaa..
HapusHmmmm kaesang lelah ngebayangin kagak jelasan. Btw aku beberapa kali ke krakatau dan sempet terkena badai, itu veneran ombaak tinggi bikin mual dan takut tapi masih pegang life jacket tapi kalian tidak #Miris
BalasHapusSemoga tahun depan, segala nya jadi lebih baik. Semoga panitia nya banyK belajar
yaa gitulah kakak.... nama besar EO gak jaminan bisa urus acara perjalanan. hehehehe kapan kapan trip bareng sih kakak.
HapusBusyeeet acara sekaliber festival krakatau nyewa kapal gituan???
BalasHapusTenang bang,aceh juga pernah kejadian di tahun lalu hahaha
hahahhaha...kapan kapan Aceh undang aku dong...
HapusKapalnya kayak yang berangkat di pulau seribu kaaak, cuma saya lebih ramai.
BalasHapusBtw salam kenal ya
https://bukanrastaman.com/2014/09/02/menatap-jakarta-dari-sudut-wisata/
Waaaa bersambung
BalasHapusSaya mencium aroma ketegangan nih dipostingan berikutnya
Lanjut kakaaaaak
wakaka. curhat habis coi. Masukan yang bagus jika langsung disampaikan ke panitianya Mas. hihi. aku jg sering bgt kalau lagi trip dikejar2 waktu. dan itu lelah. kalau udah lelah, g bisa dipaksa buat nikmati perjalanan. jalan cerita di blog akhirnya ga MANJA (versi Cumi lebay). hehe. semoga kita selalu disayang Tuhan, meskipun lelah. tetap diberi umur panjang, sehat, rezeki berlimpah. aamiin. hehe. salam kenal nggih mas Indra
BalasHapusterima kasih ....saya sudah sampaikan ke panitianya kok. apapun mondisinya saya menikmati perjalanan tapi tidak dengan pelayaran tanpa life jacket. dan cara Eo range fam trip yang sungguh gak profesional. nama besar EO tidak menjamin bagus ternyata.
HapusEO selevel Dyandra gak safety first? Hemmm... kayaknya belum pernah pegang Famtrip, terbiasa pegang event pameran dan konser aja. Bisa kena pasal tuh..membahayakan. Kalau aku ada disana, akan komplain habis2an dengan EO dan Pemda. Seharusnya kalau tidak ada life jacket, ya tidak berangkat... Ini nyawa, bukan mainan..
BalasHapusTanpa life jacket dan toilet.. hahaha kasian yang udah kebelet pipis ato pup tapi kudu nahan sampe 6 jam kemudian :D
BalasHapusWah seru sekali ya Bang. Alhamdulillah ya berakhir denganbaik. Semoga tahun depan pelaksanaannya lebih baik. Eh tapi ini tahun ke 25 atau 26 kan ya?
BalasHapususia acara 25 tahun, tetep aja miss dari EO. soale EO gak pake survey kali buat event. cara range Rundown aja kayak hayalan negeri dongeng.
Hapusitu bukan kapal polisi air, itu kapal pemprov lampung yang baru, khusus buat wisata bahari.. teluk lampung ship namanya
BalasHapusHmmm, ikut prihatin atas insiden yang menimpa rombongan Om dan kawan-kawan blogger lainnya karena kekurangprofesionalan panitia (EO). Seharusnya pihak yang menghandle acara famtrip kayak gini adalah pihak yang paham lapangan, dan semestinya pemda lebih percaya diri untuk mandiri mengelola acara ini...
BalasHapusDi sisi lain, saya ikutan tegang baca ini.... :(
terima kasih mas rifqy berkenan simak kisah saya dan teman teman. begitulah adanya. EO memang sedang menguji kami. dan kami lolos dari reality show fear factor hahahahah
Hapus