|
Puteri Malu berselimut bebatuan eksotik - photo by Mba Dian @adventurose |
Sarapan
pagi buatan istri pak Ali di kampung wisata Gedung Batin jadi bekal energi
tubuh kami pagi itu. Setelah sempat singgah di pasar Baradatu untuk membeli
beberapa makanan dan minuman ringan dalam perjalanan, kami – masih dengan
formasi ; Oom Yopie, Mba Katerin, Mba Dian, Mba Rian, Mba Ross dan saya, siap melanjutkan eksplorasi Way Kanan dengan
menyambangi Air Terjun Putri Malu.
|
Tim Ekspedisi - Keluarga Ibu Ibu Ceria. |
Perjalanan
menuju Air Terjun Putri Malu akan kami tempuh lebih kurang 1 jam dari pasar
Baradatu atau berjarak 46 km dari Blambangan Umpu - Way Kanan. Papan penunjuk arah ke objek wisata Putri Malu terletak jelas
dipinggir jalan lintas. Jalan utama Baradatu memang merupakan salah satu akses
yang lancar bagi mereka yang hendak bepergian hingga ke Sumatera Selatan dan provinsi
lain di luar Lampung. Rumah rumah
penduduk dengan aktivitas yang harian mereka menjadi pemandangan dari balik
kendaraan yang dikemudikan Oom Yopie.
Sesekali senda gurau mewarnai kebersamaan kami. Kurang seru rasanya jika jalan jalan tanpa
canda tawa. Dalam perjalanan beberapa kali Oom Yopie dan Mbak Katerin
menghubungi bang Yazed. Berharap bang Yazed dan kawan kawan di Gedung Batin
kemarin ikutserta dengan kami. Laju kemudi terus mengikuti rute jalan meski
ponsel bang Yazed sulit dihubungi.
|
Rute jalan menuju Banjit |
|
beberapa pematang sawah di sepanjang perjalanan |
|
Suasana pedesaan di bagian kecamatan Banjit |
Secara
khusus, Oom Yopie pernah bertandang ke Putri Malu, itulah mengapa tidak
terlampau sulit mengikuti rute jalan menuju lokasi tujuan. – meskipun
beberapa kali Oom Yopie berlagak tidak tau arah jalan. Sepanjang jalan,
kami melihat aktivitas warga dengan rumah rumah berbaris rapi khas pedesaan.
Ketika berlalu dari pasar Banjit, saya merasakan Dejavu ketika memasuki perkampungan dengan rumah rumah panggung
tertata rapih. Seolah kembali pada masa kecil dahulu. Tumbuhan kopi, coklat dan
jenis tanaman kebun menghiasi sepanjang jalan. Sesekali kami melalui area
persawahan dan rumah rumah pondok.
|
Area Desa Jukuhbatu - kecamatan Banjit - kabupaten Way Kanan. |
Setelah
menempuh perjalanan cukup panjang, kami tiba di Desa Jukuh Batu dan singgah disebuah
rumah yang menurut oom Yopie – rumah tersebut adalah rumah pak Lurah yang juga
sekaligus rekan Oom Yopie dalam kunjungan sebelumnya. Sayang, si pemilik tidak
ada dirumah. Kami sempat bersantai sejenak dibagian belakang rumah nan asri dan
saya sempat memetik jeruk purut yang berbuah lebat. Sempat juga niat memetik
papaya matang di pohon – namun dilarang Oom Yopie. Karena tak ada pemilik
rumah, kami bergegas menyiapkan diri
menuju Putri Malu yang merupakan tujuan utama kami. Pengendara sepeda motor telah siap berkumpul
mengantarkan kami kearah tujuan. “Butuh 40 menit berkendaraa melalu medan jalan
yang tak selamanya mulus”.- ujar salah satu dari 6 pengendara motor yang akan kami tumpangi.
|
Mba Rossana dengan driver andalannya |
|
kontur jalan yang kami lalui |
|
Kondisi medan terjal menuju Putri Malu |
Kami
pun sigap bersiap dengan kondisi hujan mulai rintik. Karena rute tujuan yang terjal, kami pun menyiapkan bekal seperlunya agar
tidak terlalu merepotkan selama perjalanan.
Motor motor modifikasi khusus pun kemudian beriringan mengantarkan kami.
Jiwa jiwa pengendara yang mahir mengendalikan kemudi. Jalan terjal, berbatu,
tanah merah basah dan berlumpur menjadi tantangan tersendiri selama perjalanan
menuju Putri Malu. Hamparan ladang kopi menjadi akrab dimata kami. Aroma
kembang kopi pun seolah menghantarkan perjalanan kami ke air terjun Putri Malu
siang itu. Cuaca cukup bersahabat. Pasalnya, rintik hujan yang semula datang
kini berubah mendung dengan sedikit bias cahaya matahari dari balik awan.
|
Photo dulu di titik istirahat untuk penyegaran |
|
Beberapa rumah panggung warga dibagian areal perkebunan kopi |
MENCUMBUI PUTRI MALU.
Saya
sempat mengabadikan beberapa moment
perjalanan dari atas motor yang saya
tumpangi., meski sesekali merasa ngeri
dengan kondisi jalan yang dilalui. Bang Sultan – si juru kemudi motor
modifikasi yang membawa saya sesekali menjelaskan beberapa spot yang kami lalui. Mulai dari perkampungan warga, jalanan
mendaki, turunan terjal, jalan berkelok tajam mengikuti kontur perbukitan. Sesekali
saya jumpai pengendara motor pembawa karung kopi berpapasan dengan kami. Terlihat pula
aktivitas beberapa petani dan warga yang rumahnya berjarak dalam garis kebun
kopi dan coklat. Buat saya pribadi, rute jalan yang dilalui justru terasa indah
dengan hamparan kebun, perbukitan dan pepohonan rimbun khas lahan tropis. Meski
sesekali dibuat takjub dengan badan
jalan yang sempit dan kontur medan terjal berbatu. Wajar kiranya jika pengemudi
motor motor modifikasi tersebut mematok harga Rp.100.000,- /orang untuk
mengantar dan menunggu pengunjung di air terjun Putri Malu sebelum akhirnya
mengembalikan pengunjung degan selamat ke tepat semula.
|
Hamparan Kebun Kopi sepanjang rute jalan menuju Putri Malu |
|
bahagia karena tiba di tempat tujuan |
|
Photo bersama para pengendara yang telah selamat menghantarkan kami ke Putri Malu |
|
Kondisi jalan menuju Puteri Malu setelah area parkir kendaraan |
|
Setelah rute menanjak, kini giliran rute turunan bertanah basah. |
Setelah
menjalani konvoi dan sempat berhenti dibeberapa titik untuk penyegaran, kami
tiba di pelataran bagian dalam hutan
dengan rimbun pepohonan. Lega
rasanya tiba di lokasi tujuan. Suara gemericik air sungai yang terlihat
mengalir deras dibagian bawah jurang seolah penghibur bahwa kami telah tiba di
lokasi air terjun Putri Malu. Meski ternyata perjuangan belum berakhir. Saya
dan rekan rekan masih harus berjalan mengikuti jejak setapak dengan kondisi
licin. Yang menjadi perjuangan
selanjutnya adalah jalan menurun kebagian bawah air terjun dengan kondisi tanah
liat dan bebatuan dibeberapa bagian. Kami berpegangan dengan sebilah ranting yang
memang dipasang untuk penyangga bagi pengunjung. Kondisi Sungai yang lengang dengan air terjun yang tinggi seolah
menjadi obat bagi sukarnya perjuangan menuju ke lokasi. Terbayar tuntas ketika
melihat gelegar air menukik tajam dari ketinggian 70 meter tergolek indah dibalik bukit Punggur. Selain tingginya curahan air dengan debit air
yang cukup besar, dinding dinding bebatuan yang terletak melengkung seolah
mendekap jatuhnya air terjun lah yang menjadi daya tarik saya dan rekan rekan.
– Tetiba saya teringat dinding bebatuan
di film Jurassic park, hahahaha. Bisa jadi lengkungan bebatuan yang indah itu
seolah menjadikan air terjun bak seorang Putri berselimut permadani. Atau – bisa
jadi pula karena jarak tempuh untuk melihat air terjun yang tidak mudah dan terbilang
pelosoklah yang menjadikan namanya Putri Malu. Demikianlah kiranya beberapa pemikiran saya tentang asal muasal mengapa
sebutan air terjun yang kami datangi tersebut bernama Putri Malu, Hehehehe.
|
Penampilan Air Terjun Putri Malu |
|
Sungguh Anggun rupa Puteri Malu |
|
selain sebagai photographer handal, kini Oom Yopie pun merambah jadi model endorse. |
|
senda gurau di genangan air terjun putri malu. photo by Oom Yopie |
|
...Endorse..... We'll always Love You ...uuu..... photo by oom Yopie. |
Ajang
photo mengabadikan moment di sekitar air terjun dalam beragam sudut photo
menjadi aktivitas kami selanjutnya. Selain bahagianya kami mandi bersama dalam
kubangan air terjun yang dinginnya bagai es batu. – maklumlah, sejak pagi kami hanya gosok gigi saja, belum mandi karena
niat mandinya di genangan air terjun. Hahahahaha.
Setelah
mengabadikan diri di air terjun Putri Malu, - termasuk photo barang barang Endorse – “Endorse…..we’ll always Love You
….” … (nyanyikan seperti Whitney Houston dalam bagian chorus lagu : I Will
Always Love You), …. Bahkan Oom Yopie pun mulai pose dengan barang barang pesen
sponsor, hahahaha, ….. beberapa pengendara yang mengantar dan menunggu kami
di lokasi air terjun mengajak kami untuk ke lokasi air terjun lainnya yang
jaraknya tak jauh dari lokasi Air Tejun Putri Malu. Wujud air terjun tersebut telah terlihat dari
posisi air terjun Putri Malu berada. Hanya saja jatuhan air yang tidak sederas
air terjun Putri Malu. Air Terjun Batu
Duduk – namanya. Dua pengendara motor membantu kami menemukan jalan
setapak menuju air terjun Batu Duduk
yang talah lama pudar akibat jarang dilalui.
Tak banyak orang berkunjung ke air terjun Batu Duduk. Mungkin karena
daya pikat Putri Malu lebih memesona daripada Batu Duduk. Tapi terlanjur telah
berada dilokasi dan saying untuk dilewatkan, hanya Saya, Oom Yopie, Mba Katerin
dan mba Ross saja yang menyambangi air terjun Batu Duduk. Setidaknya saya tahu
secara langsung kondisinya. Meski tidak se-anggun tampilan Putri Malu paling
tidak air terjun Batu Duduk memiliki keindahan tersendiri. Salah satunya
pepohonan yang tegak luruh menjulang dikiri
dan kanan air terjun selain bebatuan yang bersahabat untuk di tempati. Berphoto
tentu jadi tujuan saya. Selain menyaksikan
kegemaran mba Ross mengabadikan beberapa merek produk di sekitar lokasi air terjun. – Sungguh kagum saya pada pribadi visioner mba Ross. Maju terus mba Heli. Jangan ragu, apalagi
Horni pagi pagi.!!!.Oops.!!
|
Membuka Rute menuju Air Terjun Batu Duduk |
|
Menuju Air terjun Batu Duduk |
|
Tampilan Air Terjun Batu Duduk |
|
Photo untuk cover majalah Flora dan Fauna - photo by Oom Yopie |
Bagi
kamu yang tidak berkenan berpanas-panasan,
tergores gesekan rerumputan ketika melalui jalan terjal bebatuan, atau bahkan
tipikal anak mama, saya sarankan untuk tidak perlu bertandang ke Putri
Malu. Karena objek weisata air terjun
Putri Malu hanya untuk mereka yang gemar berpetualang dengan jenis wisata minat
khusus. Saya tidak berharap ada
pembangunan modern dikawasan air terjun Putri Malu. Justru kesederhanaan
menjadi daya tarik tersendiri. Hanya jika dapat, akses jalan diperbaiki lebih
rapih saja. sehingga tidak terlalu beresiko menimbulkan kejadian fatal kala
berkendara. Selebihnya, saya menyukai
semua yang ada di kawasan air terjun Putri Malu termasuk hamparan ladang yang
menyenangkan untuk dipandang, selain air terjun Putri Malu yang mengagumkan.
Sewaktu tiba di air terjun, aku tertegun melihat penampakan air terjunnya. Beda dari semua air terjun yang pernah aku lihat. Megah, gagah, tapi anggun.
BalasHapusPetualangan sangat berkesan dengan seribu rasa dan cerita di dalamnya.
BalasHapusMas Indra....aku kok pingin nangis ya baca cerita ini :(
Nangis kangen, nangis senang, nangis haru....
yok lah kita trip next kemana dmana kita ...
HapusKe Way Kanan lagiiii
HapusKapan2 kita nginap di Juku Batu ya.
BalasHapusmenikmati suasana sejuk daerah bebukitan sambil makan ikan bakar/goreng di belakang rumah mantan kepala desa.
btw, aku juga terharu nih baca tulisan ini...
nah aku suka tuh yang begitu ...biar bisa petik buah pepaya yang kemarin gak sempat dipetik ..hahahahahha.....segeralah kita datangi lagi. yoklaH. kita CHEBOOOXX semuaaa...
HapusMas Indra pingin banget tuh makan pepaya yang ga jadi dipetik itu haha
HapusMukanya melas banget. Pas dibilang jangan ama mas Yopie, langsung flat, kayak muka penyanyi dangdut ngarep saweran wkwkwk
Cukup melelahkan juga ya perjalanannya, tapi seru kayaknya
HapusAku mauuuu mas Yopieee... pengen ngerasain ngopi di tempat yang kemaren ituh
HapusSungguh benar adanya, banyak teman banyak rezeki. Sungguh aku sangat terberkati bisa berbagi kehangatan bersama sahabat di tempat eksotis ini. Ingin, lagi dan lagi...
BalasHapusYa ampuuun ternyata Lampung keren banget. Banyak tempat-tempat yang tersembunyi, hidden paradise.
BalasHapusWew! Bener-bener petualangan di pelosok Lampung. Bang, itu ojek ke air terjunnya memang senantiasa stand-by atau memang carteran?
BalasHapusuntuk tracking abisa berapa biaya ??
BalasHapusnaek ojek tril 100 per orang pulang pergi ... dari perkampungan ke air terjun yaaa
HapusKangen ya pingin ke air terjun putri malu lagi.
BalasHapuskapan yuk oom..