Jika kamu mengenal keindahan bahari provinsi
Lampung, sempatkan juga untuk menengok pesona bentangan alam sekaligus warisan
budaya luhur yang Lampung miliki di kabupaten Tulang Bawang. Pagi penyuka
wisata Sejarah, khasanah adat istiadat dan kearifan lokal yang kental, Tulang
Bawang wajib kamu jadikan tujuan kunjungan. Awalnya, kabupaten Tulang Bawang menempati 22%
dari total luas wilayah provinsi Lampung sebelum akhirnya dilakukan pemekaran
wilayah menjadi kabupaten Mesuji, kabupaten Tulang Bawang Bawat dan Tulang
Bawang itu sendiri.
Akses
menuju Tulang Bawang terbilang mudah. Pengunjung dari Jakarta dapat
mengaksesnya dengan perjalanan darat, melalui pelabuhan Bakauheni, sebelum
kemudian melanjutkan perjalanan 5 jam
dengan akses lintas timur atau lintas tengah menuju kabupaten Tulang Bawang. Bagi yang melakukan
penerbangan, setelah tiba di Bandara Radin Inten II – Lampung Selatan –
Lampung, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan via darat dengan
waktu tempuh 2,5 jam. Jarak 120 km dari pusat kota Bandar Lampung
menuju kabupaten Tulang Bawang dapat dilalui pengunjung dengan kondisi jalan
yang baik dan lalu lintas yang terbilang lancar.
Apa
saja yang dapat kamu temui di kabupaten Tulang Bawang ?, yang kemudian menjadi
keistimewaan tersendiri dari Tulang Bawang yang patut kamu ketahui secara
langsung?.
Simak
ulasan saya berikut ;
Tiyuh Paradewa |
1. TIYUH TOHO (DESA TUA) MENGGALA HINGGA
PAGAR DEWA
Bagi kamu penyuka nilai nilai sejarah dan kandungan
budaya daerah, kunjungan ke Tiyuh (desa) Toho (tua) Menggala adalah pilihan
tepat. Dalam sejarah, yang disebut Tiyuh Toho adalah kawasan Pagardewa,
mengingat Pagardewa adalah kawasan pertama yang ada di Tulang Bawang sebelum
kemudian bermunculan nama nama desa lainnya. Hal ini ditandai dengan adanya makam makam
keramat yang bisa kamu jumpai di dalam desa Pagardewa yang dalam catatan
prasasti, para mendiang yang wafat tersebut telah mendiami Pagardewa sejak abad
ke 5 dan ke 6 sesudah masehi. Jadi jika
kamu berkunjung ke Tulang Bawang jangan lupa untuk mendatangi kawasan Pagardewa
yang masih sangat terjaga keasriannya. Meski secara administratif, Pagardewa
kini masuk dalam bagian wilayah Tulang Bawang Barat, namun Pagardewa tidak bisa
dilepaskan dari cikal bakal terbentuknya kawasan Tulang Bawang. Dalam Tiyuh
Pagardewa, kamu dapat melihat secara langsung aktivitas masyarakat setempat, menikmati
aliran sungai yang terletak di sisi kiri
dan kanan Tiyuh Pagardwa, juga bisa melihat rumah rumah panggung yang usianya
mencapai 200 tahun serta dapat menjumpai tetua adat yang dengan senang hati bila diajak berbincang banyak hal seputar sejarah,
silsilah kekerabatan, kisah kerajaan hingga tata adat istiadat secara lengkap.
khasalah Pasar Lama Menggala |
puing kejayaan Dermaga Menggala |
puing puing kejayaan Dermaga |
Kondisi Dermaga saat ini |
2. PASAR LAMA DAN DERMAGA SUNGAI TULANG
BAWANG
Melihat tata laksana kehidupan masyarakat daerah, tak lengkap rasanya
jika tidak mengunjungi pasar tradisionalnya. Nah, di Menggala – pusat kota dari
kabupaten Tulang Bawang, terdapat sebuah pasar tradisional yang disebut Pasar
Lama. Penyebutan Pasar Lama bukan tanpa alasan. Pasar ini sudah ada sejak
aktivitas perdagangan di Tulang Bawang sejak dahulu. Bahkan ditengarai sejak
masa Belanda menjajah nusantara. Letak Pasar Lama tak jauh dari kawasan kampung
Bugis dan Dermaga sungai Tulang Bawang.
Ketika Islam memasuki kawasan nusantara bahkan masuk ke Tulang Bawang pada abad ke 15 setelah masehi,
Menggala dan alur sungai Tulang Bawang mulai di telusuri bangsa bangsa Eropa
yang tertarik dengan hasil kebun berupa Lada Hitam yang mahsyur dengan kualitas
unggul dan kamoditas pertanian masyarakat Tulang Bawang lainnya. Dermaga lama yang dekat dengan pasar lama
Menggala tersebut, dahulu merupakan sasaran bersandarnya kapal kapal dagang se-nusantara yang menghidupkan denyut perdagangan di Tulang
Bawang. Dermaga sungai Menggala juga menghubungkan
akses ke pulau Jawa bahkan hingga Singapura.
Kini, kisah perdagangan tersebut tinggallah kenangan bersama runtuhan dermaga yang puing
puing kejayaannya masih dapat kita lihat.
bentangan rawa rawa di Tulang Bawang |
3.
WISATA SUNGAI TULANG BAWANG
Secara keseluruhan, kabupaten Tulang Bawang merupakan
kawasan yang memiliki bagian rawa atau sungai lebih banyak dibanding kabupaten
lain di provinsi Lampung. Tak heran jika
bentangan rawa atau sungai di kabupaten Tulang Bawang menyimpan banyak potensi,
tak hanya potensi keindahan wujud sungai atau rawa tetapi juga potensi hasil
sungai yang melimpah. Sebut saja kawasan Rawajitu yang kini telah menjelma
menjadi kawasan industri pengolahan hasil sungai lengkap dengan tambak/keramba.
Selain Rawajitu juga ada Kuala Teladas yang menyajikan bentangan sungai yang
memikat dan hasil sungai yang melimpah.
Saya yakin, penyuka aktivitas memancing, tentu menyukai kegiatan memancing di
tataran sungai yang tenang dengan pesona flora nan asri, sungai sungai di
kawasan Tulang Bawang.
rawa rawa dengan potensi fauna yang memukau |
4.
KERBAU RAWA DAN MIGRASI BURUNG LANGKA
Pada bagian kecamatan Menggala dan kecamatan Menggala
Timur – Tulang Bawang, kamu bisa melihat sekumpulan kerbau rawa yang telah
mendiami rawa rawa di kawasan tersebut sejak dulu. Kerbau kerbau rawa tersebut
berkembangbiak setiap tahunnya. Konon
kini, jumlahnya mencapai lebih dari 3.000 ekor kerbau. Sekumpulan Kerbau ini
mendiamui kawasan Padang Pemukou dengan akses ke lokasi dapat di capai melalui
sepeda motor sekitar 2 kilometer dan di
lanjutkan dengan berjalan kaki melalui bentangan rawa.
Kerbau rawa |
Selain itu, di Menggala juga terdapat Rawa Pitu yang
merupakan kawasan konservasi bagi beragam fauna yang di lindungi termasuk
kawasan Rawa Pacing yang merupakan bentangan rawa yang luas dengan aktivitas
migrasi burung langka dari Australia yang
datang hanya pada saat musim hujan setiap tahunnya. Bagi kamu penyuka
aktivitas Photography alam dan satwa, mengabadikan kerumuman kerbau rawa dan
keindahan satwa satwa liar yang dilindungi termasuk burung langka dari
Australia tersebut, kawasan Padang Pemukou, Rawa Pitu dan Rawa Pacing adalah
tempat yang tepat.
kuliner lezat Tulang Bawang |
Jangan lupa berkunjung ke RM AROMA menyajikan Seruit Lampung |
5.
KULINER LEZAT
Tak lengkap rasanya mengunjungi sebuah kawasan tanpa
memanjakan selera bersantap. Ada beragam pilihan kuliner lezat khas Tulang
Bawang. Salah satu yang khas dari provinsi Lampung tentu adalah Seruit, tetapi
Seruit di Tulang Bawang memiliki cita rasa yang khas. Bagaimana tidak, aktivitas
Nyeruit atau makan bersama dengan jenis hidangan atau makanan olahan yakni
Seruit yang menjadi menu utama telah menjadi tradisi masyarakat Tulang Bawang
sejak dulu. Beragam pillihan tempat makan dengan sajian
sajian Seruit lezat di kota Menggala – Tulang Bawang. Salah satunya adalah
Rumah Makan Seruit Aroma yang sempat saya datangi dengan sajian istimewa.
Pindang Baung, ikan Tomang bakar berpadu lezat dengan sambal terasi khas
menggala dan beragam lalapan lengkap. Sungguh cita rasa yang istimewa. Bagi
yang tiba di Menggala singgahlah ke Rumah Makan Seruit Aroma yang letaknya dipinggir
jalan persis di sebelah kampus MegouPak dan di depan Rumah Sakit Umum Daerah
Tulang Bawang.
Ikan Kering dan Delan Menggala yang bisa jadi Oleh Oleh |
penjaja Ikan Kering dan Terasi Menggala di kawasan Cakat |
6.
DELAN, BAUNG, TOMANG DAN
IKAN KERING
Delan (terasi), Baung (jenis ikan air tawar) dan Tomang (sebutan jenis
ikan berwujud seperti ikan Gabus).
Terasi Menggala memiliki keunggulan dari campuran bahan baku yang
merupakan olahan rumahan dengan kualitas baik. Sebenarnya, olahan Terasi
Menggala bertempat di Kuala Teladas dan Lampung Timur. Tetapi jika berkunjung
ke Tulang bawang sempatkanlah singgah di kawasan Cakat yang letaknya berdekatan
dengan jembatan Menggala yang menjual beragam jenis Ikan Kering dari jenis ikan
air tawar, kerupuk ikan, hingga jenis terasi basah dan kering yang bisa kamu
jadikan oleh oleh untuk keluarga di rumah. Sedangkan ikan Baung dan Tomang
banyak di jajakan di pasar pasar hingga kios atau warung warung beberapa rumah
warga di Menggala.
Bangunan Nusantara di Kawasan Wisata Cakat Raya |
Miniatur Candi Prambanan - sebagai simbol keragaman etnis di Tulang Bawang |
7.
KAWASAN WISATA NUSANTARA CAKAT RAYA
Kabupaten Tulang Bawang tak hanya didiami oleh suku
Lampung Pepadun saja tetapi juga merupakan tempat tinggal dan kawasan
transmigrasi bagi banyak suku. Sebut saja suku Minangkabau, Jawa, Sunda, Batak,
Bali hingga etnis Tionghua hidup berdampingan di Tulang Bawang. Itulah sebabnya
sebagai pewujudan penghargaan terhadap keberagaman yang ada di Tulang Bawang
dibangunlah kawasan wisata Cakat Raya yang mengetengahkan bangunan adat dari
suku suku yang ada di Tuang Bawang hingga miniature candi prambanan. Kawasan ini
ditujukan juga sebagai lokasi wisata dan tempat penyelenggaraan perayaan adat. Sayang,
kawasan ini tidak begitu terpelihara dengan maksimal. Saat kunjungan saya pada
26 Oktober 2016 silam, sebagian besar dari rumah panggung yang ada dalam
kawasan wisata Cakat Raya nampak rusak.
pasar Satwa di pinggir jalan Lintas |
burung gagak di Pasar Satwa |
Sepasang Ayam di Pasar Satwa seharga 300 ribu rupiah (sepasang) |
8.
PASAR SATWA
Pada jalan lintas di dekat kawasan cakat Menggala –
Tulang bawang juga terdapat pasar hewan hewan hasil berburu yang dijual legal. Diantaranya
Aym hutan yang sepasangnya dijual mulai harga 300 ribu, atau monyet monyet
hutan yang di jual mulai harga 200 ribu per ekor hingga 700 ribu rupiah. Selain
itu ada pula aneka jenis burung mulai dari murai, jalak, hingga Gagak seharga 1
juta rupiah per ekor. Buat yang tekun
memelihara hewan hewan jinak dirumah, tak
ada salahnya bertandang ke pasar satwa legal di Menggala ini.
bentuk kerajinan sulam Maduaro |
9.
SULAM MADUARO
Penggunaan kain kain khas dalam aktivitas adat istiadat masyarakat
Lampung adalah sesuatu yang lazim sejak zaman nenek moyang dahulu. Mulai dari
kain tapis hingga ragam jenis kain khas masyarakat Lampung lainnya. Di Tulang
Bawang, ada sebuah kerajinan sulam khas yang disebut Maduaro.
Sesungguhnya, Maduaro merupakan
kerajinan sulaman tangan dari beragam bahan manik manik pilihan yang sejak dahulu kerap dikenakan oleh pengantin wanita sebagai
penutup kepala pada saat prosesi akad nikah berlangsung. Adalah benang
Silingkap yang merupakan jenis benang yang digunakan dalam proses menyulam
beragam bentuk motif.
Kini, sulam Maduaro teraplikasi dalam beragam bentuk kerajinan tangan,
mulai dari selendang, kerudung, peci/kopiah, dompet, tas hingga wujud busana
yang elegant. Soal harga, sulam Maduaro yang memakan proses pembuatan cukup
lama ini dibandrol dengan harga 100 ribu hingga 2 juta rupiah, sesuai bentuk
dan tingkat kesulitannya.
Tertarik mengetahui Sulam Maduaro yang telah menjadi kerajinan khas dari
Tulang Bawang atau ingin membeli beragam produk nya silakan hubungi Ibu Nirwana
Indah – 085379088262, atau dapat kunjungi kantor Dekranasda Kabupaten Tulang
Bawang yang letaknya persis di depan Masjid Islamic Center Menggala – Tulang
Bawang.
aku dulu punya temen dia dinas di tulang bawang, cari2 gak ketemu akhirnya tau di lampung tapi jauh.. ntah sekarang temenku itu kemana hilang kabarnya.
BalasHapusya udah Kakak jangan sedih, kan ada aku yang sekarang juga temen mu di Lampung yang gak perlu di cari cari kok...selalu ada siap sedia.
HapusKalau nginap di rumah kawan di Menggala, aku selalu titip makan siangnya pakai ikan seluang goreng / sambal. ngotak amat ya, hehe..
BalasHapusDari dulu sudah membayangkan berburu foto di sungai dan rawa2 sekitar Menggala, sampai sekarang belum kesampaian.
siap menemani oom..hayokk..aku udah tau tempat tempat rawa rawa yang banyak burung burung kerenn.... kerahkan team Cheboooxxx Oom buat kita trip ke Menggala....
HapusFoto rumahnya kece-kece abiiiiis. Aku yang aslinya nggak narsis, kayaknya bakalan kelepasan narsis kalo ke sana bang. ;)
BalasHapusKampung andalas cermin, kecamatan rawa pitu, disana tempat tinggal saya hhaha jadi penngen mulang yai... hahaaha
BalasHapusKlo aku setiap kmenggala pasti tidak pernah membeli ikan asin asap di pinggir jalan itu om in..
BalasHapus