Lepas
Subuh saya sudah bersiap berangkat menuju titik kumpul dimana sebuah perjalanan
panjang akan dimulai. Sebenarnya, jauh hari, saya sudah menyusun sebuah rencana
perjalanan untuk waktu beberapa hari
dengan tujuan yang tak hanya pada kawasan Baturaja saja, tetapi hingga ke Palembang. Apa daya, rencana yang
telah saya susun dengan brother Yayan
- @omnduut, terpaksa batal dan mungkin akan dilakukan lain kesempatan mengingat
sulitnya saya mengatur jadwal kantor dan pekerjaan dunia panggung.
Sabtu
pagi itu, saya bersama sekitar 25 orang lainnya yang tergabung dalam rombongan
keluarga pengantin wanita bernama Tammy.
Lho?, kok melibatkan pengantin
segala?. Ya, ini
adalah perjalanan keluarga besar pengantin perempuan bernama Tammy – menuju kawasan
Ogan Komering Ulu dalam rangka gelaran Ngunduh Mantu dari sosok yang telah saya anggap adik (ading – bahasa Ogan) – Derry dengan kekasih yang sudah resmi menjadi
istrinya – Tammy. Ijab Kabul antara Derry dan Tammy sudah berlangsung pada 17
September 2016 silam, hanya saja ketika gelaran resepsi pada 18 September nya saya tidak bisa bertugas menjadi pemandu acara
dikarenakan jadwal keberangkatan saya ke Thailand. Jadilah sebagai ganti dari
janji saya untuk jadi pemandu acara bersejarah Derry dan Tammy, saya mengambil
peran sebagai pemandu acara di kampung halaman Derry – di Ogan Komering Ulu.
Pukul
06.30 WIB, setelah seluruh rombongan kumpul, barulah bis yang saya dan rombongan keluarga
bapak Taufik Sayuti – Papa nya Tammy berangkat menuju Ogan Komering Ulu. Namanya juga keluarga besar, mulai dari anak
usia 4 tahun sampai orang tua berusia 40 tahun keatas ada. Semua Lengkap!. Dalam rombongan juga terdapat mba Imah – senior
saya, MC terkenal Lampung yang juga merupakan saudara dari keluarga Tammy, juga
bang Deddy – sosok baik yang telah lama saya kenal. Jangan tanya soal suasana
dalam bis. Namanya juga perjalanan keluarga, mulai dari hiruk pikuk obrolan
hingga segala jenis lelucon jadi penyemarak perjalanan. Tak ketinggalan bekal
dalam perjalanan yang sangat komplit, mulai dari buah-buahan sampai empek-empek
hingga nasi kotak, semua lengkap!! Bagai dapur umum berjalan. Mau makan apa aja
ada!, termasuk kopi dan teh anget pun siap diseduh jika penumpang butuh!. Berasa
mau jalan jauh banged, hahahaha.
Bang Deddy dan Mba Imah - plus saya dan Farrah - selpik di keramaian acara |
KISAH PEMANDU YANG SOK TAU.
Perjalananpun
terbilang lancar. Dari Bandar Lampung melewati
beberapa kabupaten dalam wilayah provinsi Lampung hingga memasuki wilayah
paling selatan dari provinsi Sumatera Selatan.
Dalam perjalanan, kami sempat beberapa kali singgah di pom bensin untuk
buang air hingga sempat beristirahat sejenak di masjid seusai menunaikan Shalat
Dzuhur dilanjutkan makan siang bersama. Tak sulit melebur dalam rombongan perjalanan.
Selain saya telah mengenal mba Imah dan bang Deddy, setiap sosok dalam
rombongan juga tidak terlalu menjaga jarak. Obrolan hangat dan seru mewarnai
perjalanan. Hingga tak terasa 7 jam perjalanan mengantarkan kami tiba di
kawasan Baturaja – Ogan Komering Ulu.
Saat
di Baturaja, sempat diarahkan ke lokasi hotel tempat rombongan keluarga akan
bermalam sebelum kemudian perjalanan berlanjut menuju air terjun. Rupanya
keluarga Papa Tammy memanfaatkan kesempatan perjalanan dengan mengunjungi kawasan wisata. Ya, namanya juga jalan jalan
keluarga jadi sekalian berwisata. Hehehe.
Sebelum
menuju lokasi air terjun, kami berencana mendatangi kediaman keluarga Derry. Nah,
moment yang ini nih yang bikin saya nyaris mampus!. Pasalnya, mba Imah dan
bang Deddy mendapuk saya jadi pemandu arah menuju rumah Derry!. Matek Ngana!!. Padahal, sekalipun saya belum pernah tandang ke rumah
keluarga Derry. Saya memang sedikit tahu
kawasan Baturaja, tetapi tidak untuk letak persis dari kampung halaman Derry.
Karena
tak mau mengecewakan mba Imah dan bang Deddy yang memberi kepercayaan pada saya
sebagai penunjuk arah sekaligus tak mau mati gaya dihadapan seisi bis, saya pun
pindah ke bagian depan, Sok Yakin!!, duduk
dekat sopir dan mulai memberi arah kendali sopir bis. SoToy Marotoy dimulai!! Padahal sungguh saya tak tau. “ Oke, Indra, kamu harus tenang!!”. Kuasai
diri, jangan panik!. Hal yang saya lakukan pertama adalah mengingat-ingat jenis
obrolan yang dulu pernah saya tanyakan pada Derry seputar letak kampung
halamannya. Well, tak banyak yang bisa saya ingat, terlebih bis berjalan terus
dan saya bertugas mengarahkan laju
kendaraan bis. Kan gak lucu kalo
nyasar!hahahah. Mau ditarok kemana muka Ngana!!
Hahahah. Celakanya, paman google
yang kerap saya andalkan soal rute jalan pun tidak bisa berbuat banyak
mengingat signal dalam perjalanan yang kurang mendukung. Desa demi desa terlampaui. Bis terus beranjak
ke bagian barat Baturaja. Saya ingat sebuah kawasan yang pernah disebut Derry dengan nama Pengandonan.
Saya juga masih ingat postingan Derry di akun sosmed-nya soal letak kampung
halamannya tersebut. Cuma bermodal itu saja saya mengarahkan sopir yang juga
tak paham rute jalan!. Ketika signal stabil saya coba menghubungi Derry via
ponsel, meski pembicaraan tidak begitu stabil mengingat jangkauan signal yang
buruk. Beberapa petunjuk arah yang terpajang di sepanjang jalan yang kami lalui
cukup membuat saya yakin akan arah yang saya sampaikan pada sopir tidak salah. Meski
sisi lain dari diri saya tetap cemas. Mengingat bis terus melaju meninggalkan
kawasan Baturaja dan bergerak melalui jalan lintas sumatera yang menghubungkan
jalan ke Palembang – Sumatera Selatan. Kekhawatiran saya perlahan berkurang
ketika Derry – melalui pesan singkat, meyakinkan arah yang saya sampaikan pada
sopir adalah benar. Meski memang jarak dari Baturaja ke Pengandonan masih butuh
waktu 1 jam. Hhhmm … kadang yakin
sama diri sendiri itu ada manfaatnya juga! Hahahah.
Diiringi
hujan lebat, akhirnya bis yang kami tumpangi berhenti tepat di depan kediaman
Derry. Sungguh perjuangan yang membuahkan hasil dari Pemandu Arah yang Sok Tahu!!.
Selanjutnya Noven – adik kandung Derry ikut serta bersama kami memandu arah menuju Air Terjun yang hendak kami datangi sore itu
setelah keluarga Derry membekali kami dengan banyak kudapan lezat.
Kisah
Seputar Air terjun Curup Tenang yang kami datangi, dapat klik disini….
KENTAL SAJIAN BUDAYA LOKAL.
Saya
dan rombongan sempat di jamu makan malam yang telah disiapkan keluarga Derry
seusai kunjungan kami ke kawasan wisata Curup Tenang. Sungguh sore yang menyenangkan telah saya
alami. Desa Semanding adalah letak kediaman
keluarga Derry. Sebuah desa dalam kecamatan Pengandonan – bagian paling barat
dari kabupaten Ogan Komering Ulu yang berbatasan langsung dengan kabupaten
Muara Enim. Hidangan makan malam nan lezat mewarnai
kebersamaan kami malam itu. Wajah wajah ramah keluarga besar Derry menyambut
dan menerima kami dalam suasana hangat kekeluargaan. Selepas santap malam bersama, saya dan rombongan
diajak mendatangi tempat dimana gelaran pesta esok hari akan dilangsungkan. Meski
sisa hujan menghias malam, warga tetap ramai
berdatangan. Hiburan Keluarga segera dimulai. Suguhan musik dangdut hingar bingar siap
menghibur keluarga dan segenap panitia yang bertugas. Dalam hitungan menit,
suasana sekitar panggung musik dipenuhi pengunjung.
Hiburan
dimulai dengan memanggil jajaran keluarga dari pihak mempelai pria dan mempelai
wanita secara bergantian. Tak terkecuali saya sendiri yang sempat duet
lagu Gadis atau Janda dengan mba Ika!. Hajaarr!!. Lagu dangdut berkumandang. Meski
goyang Chebox tertahan, cukuplah saya
tahu diri pada keluarga besar kedua mempelai. Tidaklah diri ini berkenan menguliti
diri pada pertemuan pertama, hahahahha. Padahal aslinya, biduan total!!!.
Selayaknya
hiburan keluarga, malam itu sungguh ajang hiburan yang menyenangkan. Tak hanya
berlangsung persembahan lagu dari keluarga tetapi juga dari segenap panitia,
pembagian hadiah kejuaraan gaple’ hingga tampilan biduan-biduan supet hits se-antero Ogan Komering Ulu dengan lengkingan
suara super merdu dan liukan goyang nan aduhai.
hiburan malam keluarga |
MERIAH DALAM GUYURAN HUJAN
Suasana
semarak hiburan malam berlanjut ketika resepsi di siang keesokan harinya. Acara
Ngunduh Mantu dimulai. Dari prosesi arakan dengan iringan rabana hingga suasana
resmi layaknya resepsi pernikahan pada umumnya. Tak ketinggalan acara Saweran yang merupakan
bagian dari budaya masyarakat Muara Enim. Meski runutan acara resepsi di
tataran wilayah Ogan Komering Ulu masih kental dengan tradisi khas yang kerap
terjadi di wilayah tersebut. Mulai dari persembahan lagu kehormatan, sambutan
mewakili keluarga pria, mewakilil keluarga wanita hingga mewakili undangan,
sampai lagu persembahan mewakili beberapa pihak undangan hingga mencapai 5
pihak termasuk lagu persembahan dari pengantin!. Plus sajian tari yang bisa
mencapai 3 jenis tarian. Sebagai pemandu acara yang memahami budaya susunan
acara di Baturaja, gelaran yang terjadi di Pengandonan pada saat gelaran
resepsi ngunduh mantu Derry dan Tammy bukanlah sesuatu yang asing bagi saya.
Justru dengan memahami budaya masyarakat setempat memperkaya diri saya dalam
pemahaman seputar tata laksana memandu acara hingga melatih kesabaran
menghadapi banyak pihak yang memiliki banyak peran. Kebahagiaan saya lainnya adalah bertemu kak Aan - salah satu musisi Baturaja yang telah saya kenal sejak puluhan tahun dulu yang siang itu bertugas sebagai pemain musik dalam gelaran acara Derry.
bersama kak Aan |
Secara
keseluruhan gelaran Ngunduh Mantu di kampung halaman Derry berlangsung lancar
dan penuh berkah, termasuk berkah hujan deras yang menghias suasana gelaran
acara. Meski saat rombongan hendak
kembali ke Bandar Lampung sempat terjadi insiden bis yang mebawa kami sejak
kedatangan sulit bergerak karena
terhambat lubangan tanah basah seusai hujan lebat. Beragam cara dilakukan,
mulai dari menarik bis dengan mobil hingga mendorong bis secara gotong royong
sampai akhirnya dapat melaju kembali ke Bandar
Lampung dengan selamat, meski rencana kunjungan ke Goa Puteri saat rute kembali
harus batal mengingat hujan mengguyur kepulangan kami meninggalkan kawasan
Pengandonan sangat deras.
Bahagia
selalu untuk ading ku Derry dan Tammy.
Senang
bisa jadi bagian dari moment bahagia kalian berdua.
Langgeng
hingga akhir hayat. Amin.
0 comments :
Posting Komentar