|
Curup Tenang - Desa Bedegung - Muara Enim - Sumatera Selatan |
Hujan
deras menemani kami selepas singgah di Baturaja. Sore itu, saya dan rombongan yang seyogyanya
beristirahat di hotel di kawasan Baturaja
memanfaatkan waktu untuk tandang ke sebuah kawasan wisata berupa air terjun.
Tak ada penjelasan soal air terjun yang hendak kami kunjungi. “ayoo,
kita jalan jalan dulu sore ini ke air terjun, mumpung sudah di sini.” begitu
bang Eddy – ketua rombongan menyampaikan pada kami . Soal ajakan jalan, saya
sih, seneng banget!!. Lets Go genks!!.
Jadilah
sore itu, dengan guyuran hujan lebat, kami menyemangati diri untuk mendatangi
air terjun. Saya pribadi tak ada expektasi apapun soal air terjun yang akan
kami datangi. Dengan di bimbing oleh Noven – adiknya Derry, bis yang kami
tumpangi menuju lokasi air terjun tersebut berada.
|
area parkir kendaraan yang luas |
Selama
perjalanan, saya menyimak beberapa penjelasan dari Noven soal air terjun yang
akan kami kunjungi sore itu. Air terjun tersebut bernama Curup (air terjun)
Tenang. Sebagian orang juga kerab menyebutnya air terjun Bedegung – karena letaknya
di desa Bedegung. Soal penamaan, pemerintah daerah kabupaten Muara Enim, resmi menamakan kawasan tersebut dengan nama
Curup Tenang atau Air Terjun Tenang. “emang
ada yaa, air terjun yang tidak tenang?” tanya saya pada diri sendiri.. Aaahh, sudahlah, apalah arti sebuah nama, mari lihat rupanya si air terjun – itu yang utama!.
Hehehe.
|
perjalanan dari areal parkir menuju ke air terjun |
|
tangga yang telah tertati rapi |
Bis
yang kami tumpangi sempat kesulitan ketika melalui jalan berkelok dalam kawasan
perkampungan menuju air terjun. Pasalnya, bentuk mobil bis cukup besar untuk
mengikuti alur berbelok dan menukik diantara jajaran rumah panggung perkampungan dan ukuran
badan jalan yang tidak terlalu besar. Meski
kontur jalan yang dilalui terbilang baik. Beruntung pengemudi bis berpengalaman.
Akhirnya kami tiba di kawasan air terjun dengan selamat.
|
jembatan penghubung antar sisi kiri dan kanan kawasan air terjun |
|
volume air Curup Tenang yang deras |
Kami
tiba di kawasan parkir nan luas sore itu. Tak ada kendaraan lain selain bis
yang kami tumpangi. Hanya beberapa
sepeda motor terparkir di sekitar kawasan. Tak terlihat jumlah pengunjung. Beberapa
anak anak asal perkampungan terdekat tampak sedang bermain bola kaki. Sore sabtu yang lengang. Dari areal parkir kami
berjalan menuju letak air terjun. “kurang lebih 300 meter” ujar
Noven. Selama perjalanan menuju letak
air terjun, saya menikmati suasana sore yang asri dengan tumbuhan hijau sejuk disepanjang
jalan yang kami susuri. Akses menuju air terjun telah ditata dengan baik. Tapak
jalan beraspal menjadi pijakan nyaman para pengunjung. Pada sisi kiri kami
berjalan, sungai Enim mengalir deras diantara bebatuan dan rerumputan hijau menghias
dibibir sungai. Undakan menanjak menjadi
rute perjalanan kami selanjutnya. Dengan
anak tangga terbungkus semen permanen memberi kenyamanan pengunjung.
|
jajaran warung penjaja makanan di bibir sungai |
|
jenis pondokan permanen untuk pengunjung bersantai |
Selepas bagian menanjak, wujud air terjun menampakkan sebagain pesonanya. Saya
pun dibuat kagum dan langsung ingin menuntaskan perjalanan menapaki anak tangga
menuju bagian bawah. Pandangan mata tak
pernah salah. Sontak saya tercekat kagum ketika melihat wujud air terjun Curup
Tenang dengan lengkap. Sebuah sajian alam yang memesona. Yang menyenangkan, sore itu tak banyak
pengunjung datang, jadi hanya saya dan rekan rekan rombongan saja yang ada di
sekitaran air terjun selain beberapa warga setempat dan pekerja yang tengah
membenahi beberapa bagian sekitar air terjun. Pembangunan irigasi dan perbaikan
bibir sungai sedang berlangsung. “untuk
mencegah longsor dari atas tebing, mas” sahut salah seorang pekerja yang
saya tanyai.
|
pembenahan bagian bibir sungai |
|
pesona Curup Tenang yang menyenangkan pandangan. |
Wujud
Curup Tenang pun begitu anggun. Dengan menempati paruh pertama dibagian puncak
mencapai 10 meter dan aliran curam yang merupakan bagian utama air terjun
hingga titik dasar mencapai lebih dari 95 meter. “total hampir 120 meter lah, mas” jelas seorang pekerja sekitar
yang saya tanyai soal tinggi air terjun Curup Tenang. Setiap orang tentu bisa saja menafsirkan soal
tinggiinya air terjun. Tapi pesona dari air terjun tidaklah bisa di tapikkan
oleh siapapun yang memandangnya. “kalau musim hujan, jatuhnya air terjun
semakin deras.” ucap Noven menjelaskan pada saya
yang terpana menyaksikan derasnya air jatuh dari ketinggian dan bebatuan
besar di bagian dasarnya.
Sebuah
jembatan besi telah berdiri kokoh tepat di depan air terjun. Menghubungkan antara sisi
kiri dan kanan kawasan air terjun. Pengunjung pun dapat leluasa menikmati
pesona air terjun dari dua sisi yang berbeda.
Ada hembusan partikel air mengenai saya dan rekan rekan pengunjung kala
berada diatas bentangan jembatan. Bagai sapaan lembut si air terjun. Di setiap
bagian sisi air terjun terdapat beberapa warung yang menjajakan panganan bagi pengunjung
yang ingin bersantai pada kursi kursi kayu dan bilah bambu sederhana selain
pondokan pondokan permanen yang letaknya berdekatan dengan toilet umum. Sayang sore itu, warung warung tidak
beroperasional. Kedatangan kami terlalu
sore, sehingga seluruh warung penjaja
makanan telah tutup.
|
kawasan Curup Tenang. |
|
akhirnya Selpik Sukaesih !! |
Diantara
rombongan kami, terlihat beberapa remaja putera terlihat sedang mandi dibawah
guyuran air terjun. Ingin rasanya ikut
mandi, tapi tidak bawa baju ganti – eh,
maaf saya cukup tau diri kok, tak pandai berenang!! Takut terseret air sungai yang deras!!. Hahahaha.
Rekan rekan rombongan menyebar, mencari
sudut photo terbaik. Beberapa diantaranya duduk menikmati alur air terjun. –
saya pun ikut selfie sendiri saja
karena sungkan meminta bantuan pada orang lain untuk mengabadikan diri saya
dengan wujud air terjun Curup Tenang, hehehehe,
mayan selpik aja!!.
|
salah seorang pria dengan hasil pancingannya |
|
wujud Ikan Piluk |
Disela
menikmati suasana sore disekitar Curup Tenang, saya tertarik mendatangi pria pria yang terlihat
memancing di aliran sungai tepat dibagian bawah jembatan. Beberapa diantaranya sedang mengumpulkan
hasil pancingan. Saya pun tertarik melihat lebih dekat jenis ikan yang mereka
dapat. “namanya ikan Piluk” ucap seorang pria yang saya tanyai jenis ikan
yang ia dapat. Menurutnya, jenis ikan Piluk banyak dijumpai di sekitar aliran
air terjun hingga sungai Enim. Bentuk ikan Piluk seperti Belut. Berkulit lembut
dan licin tanpa sisik, tapi berbadan lebih pipih dari bentuk ikan Lele. “kalau mincingnya seharian, kami bisa dapat hampir
8 kilo ikan Piluk, mas.”jelas seorang pria pada saya. Wah mayan juga ya!.
Menyaksikan
pesona alam memang tak pernah membosankan. Seindah apapun kawasan wisata kriya
dan rekayasa manusia, tetap karya sang Pencipta tiada tandingannya. Curup
Tenang adalah salah satu contoh dari beberapa keindahan alam yang membius
saya. Betah rasanya berlama lama
memandangi air terjun Curup Tenang. Bagi kamu yang berada di kawasan Muara Enim
atau melintas di Muara Enim dalam perjalanan dari atau ke Palembang, singgahlah
sesaat ke kawasan wisata Curup Tenang yang terletak di desa Bedegung Kecamatan Tanjung
Agung kabupaten Muara Enim – provinsi Sumatera Selatan. Berjarak sekitar 56 km
arah selatan Muara Enim berbatasan langsung dengan kabupaten Ogan Komering Ulu.
|
pesona wisata ciptaan tuhan dan bentangan alam yang mengagumkan |
Selain
air terjun, pengunjung juga bisa menikmati pondokan bersantai di sekitar
pelataran parkir sebelum menuju ke bagian air terjun. Pesona alam dan
perbukitan di bagian kiri dan kanan kawasan juga memanjakan pandangan mata. Terdapat
juga beberapa penginapan sederhana bagi yang ingin bermalam di sekitar kawasan
air terjun. Dan yang terbaru, ada aktivitas arung jeram yang bisa di manfaatkan
pengunjung menyusuri sungai Enim nan deras. Meski begitu, tidak ada angkutan umum menuju
ke kawasan air terjun Curup Tenang. Hanya
kendaraan pribadi baik roda dua atau roda empat saja yang dapat digunakan untuk
mencapai kawasan Curup Tenang dengan penunjuk arah dan infrastruktur jalan yang
cukup memadai. Tak begitu banyak
informasi yang saya dapatkan seputar kawasan air terjun Curup Tenang, mengingat
kantor informasi yang pengelolaannya dibawah Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan
dan Pariwisata kabupaten Mura Enim – UPTD Air Terjun Curup Tenang itu sedang tutup. Sungguh keindahan sore yang menyenangkan
dapat menyaksikan langsung Curup Tenang, sebuah pesona wisata yang tak saya
ketahui sebelumnya.
Dulu aksesnya ga sebagus ini. Jembatan di atas aliran air itu juga belum ada. Sekarang makin baik fasilitasnya. Syukurlah.
BalasHapusmari mbaaa eksplorasi sum sel bareng ajak aku hehehehe
HapusEmangnya mbak Rien ke sana tahun berapa? hahaha. Soalnya aku pertama kali ke sana 5 sd 6 tahun lalu udah ada jembatan aksesnya. Tapi benar yang di foto bang Indra ini jauh lebih bagus dan sekarang pinggirannya dikasih dinding semen gitu. Gak sabaaaaar buat main ke sana lagi.
Hapus