Selain
mengikuti briefing bersama Soul Stories jelang keberangkatan ke
Thailand, kedatangan saya ke Jakarta pada 11 – 12 September 2016 silam juga
mempertemukan saya dengan beberapa pihak baik sekaligus menjalin silaturahmi
kembali.
Sosok
pertama yang saya temui adalah Agung –
sahabat baik saya yang dahulu menyelesaikan gelar Sarjana Tehnik nya di
Universitas Lampung. Agung berkenan
menjemput saya pada pagi buta di terminal induk Bekasi hingga jamuan makan pagi
dan perkenan istirahat sepanjang siang dikamarnya. Tak hanya itu, disore hari, Agung pun berkenan mengantarkan
saya mencari alamat Kafe D’Broer – lokasi pertemuan Soul Stories.
Malam
itu, seusai pertemuan Soul Stories, tentu terlalu larut bagi saya untuk langsung
kembali ke Lampung. Terlebih angkutan bis Damri sudah tidak ada lagi. Pukul 22.30 kala itu. Setelah menaiki GoCar
dari Bekasi bersama mba Sari dan mba Ruth, jadwal saya selanjutnya adalah bertemu dengan Arie – rekan jelajah Gunung
Anak Krakatau beberapa bulan silam yang telah menunggu saya di Pejaten Village.
Tujuan saya menemui Arie tak lain adalah
merepotkan Arie, dengan menumpang
bermalam di kost-an nya. Jadilah malam itu, dalam kondisi flu berat, Arie
menemui saya di Pejaten Village sebelum saya diajak menuju kamar kost nya yang
letaknya tak jauh dari Pejaten Village.
Obrolan malam di kost-an Arie seputar kisah percintaannya bersama alunan
musik dari program Spotify seolah
menjadi ajang perbincangan hangat
diantara kumandang takbir jelang hari raya kurban keesokan hari. Ya, esok – 12 September 2016, perayaan Idul
Adha.
Soal hari raya di luar kota, ini bukan yang
pertama. Saya pernah merayakan
moment Idul Adha jauh dari keluarga. Tak
apalah, asal kala Idul Fitri kumpul
keluarga kembali.
SAJIAN AROMA SEDAP HINGGA JELAJAH
MALL
Pengingat
digital yang kami setting
sejak malam membangunkan kami dengan sempurna dipagi hari. Sebagai pengingat kami melaksanakan shalat ied Idul Adha.
Dengan segera kami bersiap menuju masjid
yang letakknya tak jauh dari rumah kost Arie.
Tampak
bagian dalam dan pekarangan masjid telah padat jamaah. Kami kurang pagi. Alhasil,
saya dan Arie memutuskan menggelar kertas bekas famplet iklan di bagian badan
gang sempit yang terletak di samping masjid. Tak hanya kami, beberapa pria muda
dan bapak bapak juga ikut serta menggelar koran dan sajadah di sekitar kami.
Runutan
Shalat Ied idul Adha pun berjalan lancar. Kemudian khotbah berlangsung seusai shalat.
Diawal khotbah berlangsung, beberapa
pemuda di samping Arie tertawa. Cukup mengganggu. Terlebih bujang bujang
tanggung itu sudah mulai terkekeh sejak akhir rakaat shalat. Penasaran apa yang
ditertawakan oleh para bujang di samping Arie, saya menoleh kearah bujang
bujang tersebut. Belum sempat saya melempar pertanyaan, para bujang bujang itu
menunjuk ke tanah didepan Arie yang duduk tepat di bagian kanan saya. Pantas saja
bujang bujang itu tertawa, selama aktivitas shalat berlangsug, rupanya ada
seonggok kotoran kucing menumpuk di depan bentangan kertas tepat di depan Arie.
Aromanya sungguh semerbak!!. Bau tai kucing!!. Sayang Arie tak menyadari jika di depannya terdapat
tai kucing!!. Sungguh serangan flu yang Arie alami menyumbat aroma kotoran kucing yang
menyengat!!.
Ngopi Pagi |
Balada
Shalat Ied Idul Adha di gang senggol!. Sudahlah lupakan, anggap saja setumpuk
kotoran kucing tadi sebagai bonus dari kejadian alam. Hahahah.
Untuk
menghilangkan bau kotoran kucing dari ingatan, mari kita jelajah Jakarta.
Jelajah
Jakarta akan diawali dengan kunjungan ke Stasiun Gambir guna membeli tiket bis
Damri ke Lampung. Karena hari raya, tentu jalanan di ibukota tidaklah sepadat
sebagaimana biasanya. Warga Jakarta memang butuh lebaran setiap hari, sebagai
solusi menghilangkan kemacetan setiap hari, hehehehe. Berbekal sarapan di warteg dekat kost-an Arie
cukuplah memberi kekuatan kami jelajah pesona Jakarta ; Mall to Mall.
Video JAKARTA lengang... via Ponsel
Sebenarnya
saya tidak terlalu gemar bertandang ke Mall. Karena pada hakikatnya bentuk Mall
dimana mana sama saja. Tapi ya sudahlah, mumpung lagi di Ibukota.
Nikmati saja. hehehehe. Kunjungan
pertama kami pagi itu adalah Mall Senayan City. Kurang rajin apa saya dan Arie.
Pukul 9 pagi sudah nangkring di depan gedung Senayan City. Agar kelakukan
terlalu pagi kami tidak terlalu mencolok. Kami bersantai sejenak di gerai
Mcdonalds yang persis berada di seberang kawasan mall Senayan City, - pura pura jadi warga setempat!.
Belumlah
terlihat ada aktivitas kunjungan di Senayan City. Hanya beberapa pekerja dan
pegawai yang lalu lalang mempersiapkan gerai mereka. Selama menunggu gedung
Senayan City buka, saya menikmati segelas Kopi Mcdonalds yang tidak terlalu
istimewa sembari menyimak kisah kisah percintaan seorang Arie.
pertemuan singkat yang seru |
Usai
jelajah Mall Senayan City, saya dan Arie melanjutkan jelajah gedung Grand
Indonesia. Menjajaki lantai demi lantai
Grand Indonesia layaknya anak anak metropolitan. Tak belanja apa apa, hanya
sekedar melihat lihat barang yang lebel harganya tak sesuai dengan isi dompet bahkan
ATM saya, hahahahah. Sudahlah,
lupakan barang bermerek internasional yang menyilaukan mata itu. Mengisi perut
dengan makanan yang sesuai selera adalah aktivitas kami selanjutnya, sebelum
akhirnya saya dan Arie bertemu dengan Bli Adi Pratama – Ketua Umum ADWINDO dan Yudha
– Duta Wisata Kota Padang yang telah
berkarier di Jakarta. Pertemuan yang baru terrencana pada pagi hari itu
kemudian jadi moment perbincangan
hangat sekaligus merumuskan banyak hal diantara guyonan yang terjadi. Dalam pertemuan yang bertempat di gerai kopi
itu pun dihadiri oleh Timothy – blogger hits
sejagad hiburan kota Jakarta – meski saya tak begitu mengenal Timothy
sebelumnya. Sayang perbincangan tak berlangsung lama. Bli Adi dan Yudha memiliki
agenda lain, sedangkan Arie dan Timothy pun undur diri untuk keperluan mereka
masing masing. Nah, saya yang tinggal sendirian
tentu menghabiskan waktu dengan mengitari lantai demi lantai Grand Indonesia
yang luas itu sebelumnya akhirnya jam 9 malam menaiki bis Damri menuju Lampung
tercinta.
Setiap
perjalanan menyertakan ragam personal
didalamnya. Sosok baik harus diingat sebagai bagian pemberi warna dari perjalanan tersebut. Bisa jadi, sepenggal kisah ke Jakarta akan
menjadi biasa bagi meraka yang tak mampu memaknai waktu bersama orang orang
baik. Beruntung saya bertemu orang orang baik.
Semoga keberkahan tercurah pada mereka – jiwa jiwa baik yang saya temui
dan berkenan menjadi bagian dari kisah perjalanan saya.
Bahahaha ...! Amin, jadi blogger hits seantero nusantara kl gitu :p
BalasHapustentu bangedddd..... kapan kapan kita berjumpa lagi dan ngobrol lebih banyak yaaaa
Hapus