Apa rasanya jika kamu diajak trip ke Kepulauan Seribu?. Hoping island, bermalam di pulau, membaur dengan masyarakat lokal hingga nantinya mengukir beragam kisah seru barsama penyuka wisata bahari selama 2 hari. Gratis!!. Mau?, simak kejadian nyata yang telah saya rasakan.
Dulu, saya pernah bertandang ke
Kepulauan Seribu – Jakarta bersama teman
teman kuliah, meski kemudian hanya tinggal rencana karena kendala biaya. Hah!, nasib dah.!. Meski sebenarnya
jarak tempuh dari Lampung ke Kepulauan Seribu – Jakarta, tidaklah terlampau
sulit.
Keinginan mendatangi langsung Kepulauan
Seribu tetap saya pelihara, --sama
seperti memelihara anak sendiri, Wheekss!!. Hingga melalui akun Facebook mba Donna Imelda dari
Indonesia Corner yang telah beberapa kali jadi travelmate saya tersebut mengajak serta dalam trip ke Kepulauan
Seribu. Seneng dooong…. Terlebih
acara tripnya berlangsung pada Kamis dan Jum’at, jadi gak benturan dengan
jadwal ngMC Wedding dikala weekend, hehehe. Selain itu tentu
kelak saya akan bertemu teman teman blogger yang tergabung dalam tim perjalanan.
Sudah kebayanglah serunya!.
PERJALANAN
YANG NYATA
Bunyi klakson bis Damri membangunkan
saya dari tidur pulas sepanjang malam dalam perjalanan dari Bandar Lampung ke
Jakarta. Pak sopir memberi tanda bahwa
bis yang saya tumpangi tiba dengan selamat di stasiun kereta api Gambir. Suasana
temaram terlihat dari balik jendela bis, meski beberapa pemakai jasa kereta api
telah terlihat. Saya sempat melempar pandangan
ke Tugu Monas yang kokoh menjulang diseberang stasiun Gambir. Semburat
cahaya bergantian warna masih menyelimuti Tugu Monas. Pukul 05.30 WIB saat itu. Saya pun bergegas
menyiapkan diri dan perlengkapan hingga menghubungi gojek, seusai gosok gigi
dan melupakan mandi. heheheh.
pagi di dermaga 16 Marina Ancol jelang keberangkatan |
Ibu Neneng memberikan arahan pada semua peserta pelayaran |
Tak butuh waktu lama bagi Gojek
mengantarkan saya menuju dermaga 16 dalam kawasan Marina Ancol sebagai meeting point kami pagi itu. Meski sebelum masuk bagian dermaga saya sempat
berdebat dengan mba mba penjaga karcis yang mematok tiket masuk saya dan tukang
ojek hingga Rp.40.000,-!! – padahal si
ojek kan cuma nganter saya aja!. Sudahlah, anggep anggep sedekah sama si
Mba loket depan yang berlindung pada peraturan dari godaan sayton terkutuk!!. Kudu di Chebox deh si mba loket itu.hah!!
kehebohan dalam speedboat |
Saya tiba di Dermaga 16 Marina Ancol lebih
awal dari waktu 07.30 WIB yang ditetapkan dalam jadwal. Beberapa rekan telah
berkumpul diantara ramainya aktivitas pengelola kapal dan pengunjung lainnya.
Termasuk mba Donna – sosok mba kesayangan yang paling saya rindu karena telah
lama tak bertemu. – tetiba lagu ‘my heart
will go on –nya tante Celine Dion’ berpendar disekitar dermaga.
Tak lama berselang, beberapa wajah
bloger bloger kece berdatangan. Wajah sumringah mereka memudahkan saya memulai
interaksi. Selain karena sosok yang dipilih ID_Corner melalui akun facebook ini
pandai melebur dalam kelompok. Beberapa diantara mereka telah saling kenal dan
pernah bertemu di event sebelumnya. Beberapa juga ada yang pasangan suami
istri. Kesan pertama seru dech sama semua.
Sungguh trip ini terwujud nyata. Bukan sekedar obrolan dalam group ponsel
semata.
Registrasi kehadiran dan absensi adalah
aktivitas pagi kami selanjutnya setelah beberapa panitia dari Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan Kepulauan Seribu datang di kawasan dermaga 16. Setelah melengkapi data administratif, kami
diberi kaos biru berkerah sebagai seragam peserta Perjalanan Komunitas Pecinta
Bahari yang selain jajaran blogger juga ada komunitas pecinta bahari bernama SeaSoldier. Aaahhh …tak sabar rasanya seseruan bareng temen temen baru.
MENEMUI BIDADARI, CIPIR, ORNUST DAN KELOR
pulau Bidadari |
MENEMUI BIDADARI, CIPIR, ORNUST DAN KELOR
Setelah perkenalan jajaran Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu yang disampaikan oleh Ibu Neneng
selaku Kasubag Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu termasuk
pengarahan dan rangkaian acara selama kegiatan kami pun bersiap memasuki Speedboat
yang telah bersiap dibibir dermaga. Eiittsss…
Jangan lupa Photo bersama!!. Kurang lengkap rasanya jika moment pertemuan
perdana belum diabadikan. Termasuk niat buat mannequin challenge yang akhirnya gagal!! Nah, soal photo bersama, menyebut kata ‘Ibu Neneng’ jadi slogan resmi yang nantinya
akan terus kami ucapkan setiap photo bersama agar tercipta ekspresi wajah yang
sumringah melalui penyembutan kata ; ‘Nenengggggg….” Yess,
Ibu Neneng langsung jadi top of the top
on chart!!. Selamat bu Neneng!. Hehehe.
prasasti sejarah |
puing puing benteng Martello |
Kelar urusan photo dan cek barang bawaan
masing masing, kami semua memasuki 2 Speedboat yang telah disiapkan. Satu
speadboat untuk rombongan blogger
yang diusung oleh Indonesia Corner dan satu speedboat lagi di isi oleh rekan
rekan dari komunitas SeaSoldier, beberapa photographer
dan videographer. Tim dari Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu pun turut dibagi mendampingi dalam
dua speedboat yang tersedia.
Cuaca cerah dan gerak ombak yang cukup
bersahabat menemani pelayaran kami dari Marina Ancol. Soal hujan lebat dan
cuaca buruk yang kerap ditakutkan pejalan dalam beberapa hari terakhir tidak
terbukti pada perjalanan kami. Suasana ceria antar blogger menambah hangat kebersamaan dalam pelayaran mengalahkan hempasan ombak dan
video concert Westlife yang diputar
selama speedboat melaju.
Patung wanita cantik bagai bidadari dengan
hamparan pasir halus dan pepohonan rindang menyambut kedatangan kami setelah 20
menit berlayar dengan speedboat dari Marina Ancol. Pulau Bidadari adalah kunjungan pertama kami.
Saya langsung mengagumi penataan Pulau Bidadari yang jaraknya dekat dari
dermaga Marina Ancol. Sebuah konsep wisata bahari yang telah ditunjang dengan
ragam pilihan fasilitas yang dapat dimanfaatkan wisatawan.
Setelah menikmati welcome drink dipintu masuk utama dan mendengar penjelasan singkat
seputar pulau Bidadari, kami diarahkan
oleh guide pada beberapa spot menarik selain mengenal lebih dekat
hal hal yang juga mengandung sejarah yang ada dalam kawasan pulau Bidadari.
Kami kemudian diajak menyusuri jalan
berpasir kebagian dalam dari pulau Bidadari. Hingga tertambat pada sebuah
benteng Martello yang sebagian bangunannya telah runtuh akibat dampak
meletusnya gunung Krakatau pada tahun 1862. Benteng yang merupakan bagian dari
kedigdayaan kolonial Belanda itu seolah menjadi saksi bisu terhadap aktivitas
VOC dahulu.
Cukup lama saya dan teman teman
mengabadikan diri di kawasan benteng yang pada beberapa bagian,- menurut
saya, masih menyimpan daya magis.
wujud biawak di pulau Bidadari yang berhasil saya abadikan melalui kamera saya |
rusa totol di dalam kawasan pulau Bidadari |
Sungguh menarik menyusuri kawasan pulau
Bidadari, selain keasrian pulau, pengunjung juga dapat melihat habitat biawak
yang masih bergerak bebas dalam rimbunnya pohon mangrove termasuk rusa totol
yang bergerak lincah diantara pepohonan. Tak lupa mengabadikan diri dalam
labirint pulau Bidadari, photo group dan selpik sesukahati termasuk photo di
pohon jodoh – konon, bagi yang jomblo akan lekas dapet jodoh bila berphoto di
pohon ini! yang jomblo, yang jomblo….!!
Buat penyuka wisata pantai dengan sajian
alam yang memikat, kandungan sejarah dan ragam fasilitas penunjang wisata
hingga aneka jenis sarana bermalam, pulau Bidadari wajib masuk dalam daftar
kunjungan kamu.
puing puing bangunan bekas rumah sakit di pulau Cipir |
Pulau
Cipir atau yang kerap juga disebut pulau Kahyangan adalah kunjungan kami
selanjutnya seusai dari pulau Bidadari. Pulau Cipir merupakan pulau penunjang
dari aktivitas di pulau Onrust yang letaknya tak begitu jauh dari posisi pulau
Cipir. Itulah sebabnya kolonial Belanda membangun dermaga penghubung dari pulau
Cipir ke pulau Onrust. Meski kini dermaga dan jembatan penghubung tersebut
tidak lagi berfungsi.
Memasuki
pulau Cipir, saya langsung takjub dengan reruntuhan bangunan tua dengan pepohonan
hijau menjulang, diantara beberapa rumah warga yang mendiami pulau sekaligus bertugas
mengurus kebersihan dan kelestarian lingkungan pulau Cipir. Saya langsung mendekat ke beberapa sudut bangunan tua yang menyisakan puing dengan suasana
lembab di beberapa dinding bangunan.
Tergambar bentuk rumah sakit dan asrama haji yang dahulu pernah berdiri kokoh
di kawasan pulau Cipir.
makam makan belanda di dalam kawasan pulau Ornust |
Setelah
menyambangi Cipir yang penuh nilai sejarah, kami diajak bertandang ke pulau
Onrust.
Nilai
sejarah di pulau Onrust tak kalah menarik dengan pulau Cipir. Pulau yang berjuluk
‘pulau yang tak pernah tidur’ ini menjadi pusat keramaian di bagian pesisir
Jakarta pada zaman Belanda. Jejak keramaian dan ragam aktivitas di jaman
Belanda itu masih membekas melalui puing puing bangunan yang tersisa memenuhi
lahan huni diantara jalur kendaraan dan pejalan kaki.
Ketika
pemandu menuturkan soal pulau Onrust, saya dan Bernavita langsung bergegas
mendatangi beberapa sudut pulau Onrust untuk mengabadikan puing puing kejayaan
bangunan masa lampau lengkap dengan makam belanda yang berada di sudut pulau.
….Soal Pulau Bidadari, Cipir dan
Onrust, kelak akan saya uraikan dalam ulasan tersendiri, mengingat letak kedua
pulau tersebut – Cipir dan Onrust berdekatan dengan kisah yang saling
bertautan.
Meski cuaca siang semakin terik dan
kunjungan pulau demi pulau mendatangkan letih, tapi semangat kami menuntaskan kunjungan pulau tetap terpelihara.
Walau rasa lapar menghadang, kami masih antusias melanjutkan kunjungan ke pulau
Kelor sebagai jadwal kunjungan terakhir sebelum makan siang dimulai.
Hamparan pulau Kelor telah nampak dari
kejauhan. Pulau yang tidak begitu luas ini semakin kontras dengan bangunan
benteng Martello yang menjulang di bibir pulau. Bentuk benteng melingkar
merupakan jenis yang sama dengan benteng yang terdapat dalam kawasan pulau Bidadari.
Selain benteng Martello, dalam pulau Kelor juga terdapat galangan kapal yang dibangun VOC untuk
menghadapi serangan Portugis di abad ke 17. Di sini juga terdapat kuburan Kapal
Tujuh atau Sevent Provincien serta awak kapal berbangsa Indonesia yang
memberontak dan akhirnya gugur di tangan Belanda.
Lagi
lagi saya merasakan getaran magis ketika mendekatkan diri pada bangunan
benteng. Sayapun tak banyak mengabadikan diri dalam kawasan pulau Kelor. Selain
merasa mual akibat merasakan getaran magis, rasa lapar yang saya rasa semakin
kuat. Nasi mana nasi?!!...
BERSANTAP
DI UNTUNG JAWA
Aktivitas masyarakat perkampungan
nelayan jelas terlihat ketika saya dan teman teman perjalanan tiba di pulau
Untung Jawa.
Untung Jawa?, unik ya penyebutannya, hehehehe.
Saat
Indonesia dikuasai Hindia Belanda, pulau-pulau di wilayah pulau Untung Jawa
sudah dikuasai oleh orang-orang pribumi yang berasal dari daratan Pulau Jawa. Itulah
sebabnya Untung Jawa jadi nama pulau.
Pulau
“Untung Jawa” memiliki arti
keberuntungan bagi orang orang dari daratan pulau Jawa yang mendiami pulau saat
itu.
Kami
bergegas menuju gedung terbuka yang letaknya dekat dengan rumah warga. Ternyata
hidangan lezat beragam pilihan sayur dan lauk pauk terhidang di meja prasmanan.
Sebagai pendatang pertama, saya dan Bernavita (lagi lagi kami berdua jadi yang pertama sampai ditempat) tanpa
sungkan mengambil hidangan terlebih disilakan oleh ibu ibu yang menyambut
kedatangan kami. – selain faktor lapar
maksimal!!!.hahaha.
Jangan
tanyakan soal rasa pada hidangan yang tersaji. Nikmatnya luar biasa. Bukan
karena saya merasa lapar, tapi memang masakannya lezat. Lauk pauk yang terdiri
dari ayam, ikan, udang, cumi hingga sop ikan tersaji memikat. Lengkap!!. Hingga
saya tak sungkan untuk nambah! Hahahaha…
bahkan saya berhasil menghabiskan 4 gelas es dugan yang terhidang!. Lapar dan Rakus jadi satu yaa!!!
Hahahahhaha.
kuliner lezat di Untung Jawa |
Usai
santap siang, kami diajak untuk mengitari bagian belakang pulau Untung Jawa
yang menyajikan hamparan hutan Mangrove yang telah ditata pijakan beton untuk pejalan kaki yang terhubung pada
dermaga kapal nelayan di ujung hutan Mangrove. Namanya juga pejalan, tak lengkap
rasanya jika tidak mengabadikan diri meski dalam hutan mangrove sekalipun.
Jadilah photo photo narsis plus beberapa kali pengambilan video mannequin callenge yang tak pernah
berhasil akibat kehadiran bebunyian yang tak hanya mengganggu tapi juga
berbau!!. Brooott!!!. Bubaaarrr!!!!
Hari
semakin petang, kami pun di boyong menuju
home stay setelah sepanjang siang bertandang kebeberapa pulau lengkap
dengan hal hal seru dan menyenangkan. Pulau Untung Jawa memang layak dikunjungi
bukan hanya sekedar pesona bahari semata tetapi juga aktivitas warga yang
menarik lengkap dengan pilihan kuliner lezat. Tak salah bila kemudian pulau
Untung Jawa menjadi desa wisata nelayan dan destiasi wisata dengan fasilitas
permainan pantai yang memadai.
MENIKMATI MALAM PULAU HARAPAN
Sore yang tenang menyambut kedatangan
kami di pulau Harapan. Meski gelombang laut cukup kencang menghadang selama
pelayaran dari pulau Untung Jawa menuju Pulau Harapan. Sebagai pulau yang didiami masyarakat
nelayan, pulau Harapan terbilang hunian ramai
dengan karakter masyarakat pulau yang ramah dan terbuka pada kehadiran
pendatang. Hal ini terlihat sejak kami
tiba di gerbang utama pulau hingga lorong jalan yang kami lalui menuju home stay.
gerbang utama memasuki pemukiman warga Pulau Harapan |
Rumah warga yang saya dan teman teman
blogger tempati sebagai home stay
terletak persis di bibir pulau hingga bagian belakang rumah berhadapan langsung
dengan hamparan pulau. Beranda yang
menghadap bentangan pantai seolah jadi tempat kumpul santai dan bercerita banyak
hal antar personal hingga ragam kelakar.
Malam datang terasa cepat. Secepat
persiapan saya dan teman teman yang diarahkan oleh panitia untuk mengikuti
makan malam yang telah terhidang disalah satu rumah warga. Ternyata malam itu
panitia menyiapkan hidangan prasmanan di halaman terbuka. Suasana kebersamaan
segera tercipta. Terlebih orgen tunggal dan perangkap musik penunjang lainnya
telah disiapkan. – kebayang joged bareng
akan jadi sarana seseruan, nih!
Seusai makan, ibu Neneng mengambil alih
suasana dengan menyampaikan perkenalan Pulau Harapan lengkap dengan peta
administratif Kepulauan Seribu. Sungguh pandai Ibu Neneng menghidupkan suasana.
Saya pun terhibur dengan penjelasan Ibu Neneng.
Sama terhiburnya ketika penyanyi
dangdut tampil dengan kata kata tambahan yang tak beraturan. –sontak saya teringat dengan ulah biduan yang
mengucap kata ‘Shebookk’ atau ‘Chebboooxxx’, hahahhahaha.
Tidaklah kehadiran penyanyi dangdut
pulau Harapan menjadi soal, hingga sajian ikan bakar terhidang menjadi sesi barbeque menambah akrab suasana.
Jelajah pulau sepanjang siang sangat
menyenangkan. Dan saya menikmatinya, tanpa perlu saya pertanyakan ‘buat
apa acara ini digelar?’, karena sudah jelas, sebagai penyuka wisata
bahari atau pun sebagai pihak yang (katanya)
peduli terhadap kelestarian dan kebersihan lingkungan, mendatangi pulau pulau
dalam wilayah Kepulauan Seribu adalah wujud memahami lingkungan secara
langsung. Siapapun kita, apapun jabatan kita, orang biasa seperti saya, artis ternama atau road manager artis idola, bukanlah
pekara, tapi sejauh apa tindakan langsung untuk mendukung upaya promosi wisata
bahari dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kepulauan Seribu.
Dipenghujung malam, saya berdo’a agar
keesokan harinya saya diberi kesehatan dengan jadwal kunjungan ke pulau pulau
yang tentu akan lebih menyenangkan dengan kegiatan snorkeling. Aaahh….perut kenyang dengan makan ikan
bakar bersama di home stay. Mari tidur dulu tanpa perlu mengajukan
pertanyaan “Jadi acara ini buat apa, ya
bu?”. Hah!!.
BERSAMBUNG
… biar penasaran sama lanjutannya.
Baca ini perasaan gue campur aduk, dari takjub karena lihat biawak segede anak komodo dan kecantikan rusa tutul, lalu terbit liur lihat udang segar gede2 nan lezat itu, sampai perasaan bungah melihat keindahan kelor dan martello serta sejarah di setiap pulau.
BalasHapusSemua menjadi klimaks saat melihat foto icha saat brooot di mannequin challange. Ah.... Kangen kaliaaaaaan. Makasih Sudin Budpar Kep. Seribu!
Looohhhh saya gak tau kalau ada rusa totolnya. Sayang banget kelewat.
BalasHapusHaha...gini kak, saya ini kan road manager, jadi saya perlu tau, acara kakak ini tujuannya apa? Kira2 kakak-kakak pada nyampah nggak? Jangan lupa ya kak, sampahnya bawa pulang ke Jakarta jangan tinggalin di pulau. Oooyeeaaahh!
BalasHapusMba tuty...haha :D
HapusDitunggu lanjutannya, eh jadi gimana soaall, manequin chalengge itu...hihihi 😊 masih kah peristiwaa itu tersambung kembali?
BalasHapusFANAAAAAAAAA....
BalasHapusFANAAAAAAAAAAAAAAAAA BANGETTTTTTTTTTTTTTT.
JADI BUAT APA ACARANYA DI GELAR?
JADI UDAH BERAPA KALI BIKIN MANIKINCELENS?
UDAH BERAPA KALI DENGER BUNYI ANEH BROT BROT?
wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkkw video yang gak guna yaaa ada sound yang menggangguuuuuu
HapusAh seru acaranya y om.. Sayang aku ndak bisa ikutan ksana..
BalasHapusnext ikutan yaaaa....indonesia corner akan rajin buat trip yang bisa kita ikuti heheheheh
HapusHaiii uang masuk 40rb tetap yes jadi trending topik :D
BalasHapusGak bakal pernah lupa keseruan bersama kalian genks... :D
BalasHapus