Sungguh
beruntung tinggal di Lampung. Soal jenis destinasi wisata, Lampung memiliki
segalanya. Mulai dari wisata alam, sejarah, wisata religi, seni budaya, kuliner
hingga beragam wisata bahari. Secara
pribadi, bukan pekara sulit untuk saya ketika memilih spot wisata terbaik
sebagai destinasi wisata bersama teman maupun keluarga. Beruntungnya lagi, saya
tinggal di Bandar Lampung salah satu kota dalam provinsi Lampung yang letaknya
strategis untuk akses wisata pantai.
Meski secara teritori beberapa pantai yang jarak tempuhnya relatif dekat itu bukan lagi masuk dalam wilayah administratif kota Bandar Lampung. Tapi menjadi menyenangkan ketika hasrat ingin ‘Vitamin Sea’ tuntas terbayarkan karena keberadaan pantai bukanlah sesuatu yang sulit untuk didatangi.
Meski secara teritori beberapa pantai yang jarak tempuhnya relatif dekat itu bukan lagi masuk dalam wilayah administratif kota Bandar Lampung. Tapi menjadi menyenangkan ketika hasrat ingin ‘Vitamin Sea’ tuntas terbayarkan karena keberadaan pantai bukanlah sesuatu yang sulit untuk didatangi.
Dermaga Ketapang - akses menuju pulau pulau cantik didepan sana. |
Selain
pantai Puri Gading, pantai Tirtayasa dan pantai Duta Wisata yang masuk dalam
garis administratif kota Bandar Lampung, terdapat pula beberapa nama pantai
yang jaraknya tak terlampau jauh dari kota Bandar Lampung dengan jangkauan
mudah meski tidak banyak kendaraan umum tersedia untuk pelancong. Tetapi dengan
mengendarai kendaraan pribadi berupa mobil atau motor, wisatawan dapat mudah
menemukan pilihan spot wisata bahari. Mulai dari pantai Queen Artha yang
letaknya berada di perbatasan antara kota Bandar Lampung dengan kabupaten
Pesawaran. Pantai Sari Ringgung dengan beragam fasilitas pendukung dan sarana
rekreasi keluarga. Begitupun dengan pantai Mutun yang mengetengahkan fasilitas
lengkap sebagai tujuan pelesiran ditambah dengan kemudahan akses menuju pulau
Tangkil.
gugusan perbukitan di kawasan Pahawang - bagai lukisan masa kanak kanak |
PERMASALAHAN PAHAWANG KINI.
Kunjungan
ke spot wisata pantai tak terhenti di beberapa pilihan yang telah terurai
diatas saja. Bagi penyuka wisata bahari dengan beragam pilihan dapat pula
menikmati beberapa pulau dengan sekali pelayaran.
Adalah
dermaga Ketapang yang aksesnya satu arah dengan pantai pantai yang telah saya
uraikan sebelumnya, merupakan pintu menuju pulau pulau cantik. Diantaranya,
pulau Kelagian Besar, Kelagian Kecil, pulau Balak, Tanjung Putus hingga pulau
Pahawang yang mahsyur di kalangan pecinta wisata bahari.
pelayaran menuju Pahawang |
Pahawangmemang menjadi destinasi favorite pelancong luar kota. Selain akses yang tak
begitu sulit, Pahawang juga memiliki pesona yang sayang untuk dilewatkan. Meski
ada beberapa pulau yang letaknya tak begitu jauh dari posisi pulau Pahawang,
tetap pahawang menjadi urutan atas dalam daftar kunjungan para pelancong.
Terlebihnya banyaknya paket paket kunjungan ke Pahawang yang ditawarkan oleh
para tour operator, baik yang
homebase-nya di lampung maupun di luar provinsi Lampung.
Kunjungan
saya ke pulau Pahawang pun tak terhitung.
Sejak masa berseragam putih abu abu hingga kini telah beranak tiga saya
tetap tak bosan bertandang ke pulau Pahawang. Meski Pahawang kini tak seindah dahulu.
Permasalahan
di pulau Pahawang pun muncul dengan semakin banyaknya jumlah kunjungan. Disatu sisi, meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan ke pulau Pahawang menjadi dampak baik bagi pamor wisata provinsi
Lampung secara keseluruhan. Tapi dilain sisi, meningkatnya jumlah kunjungan
juga mendatangkan permasalahan, diantaranya ; ketidakpedulian sebagian besar pengunjung
dalam menjaga lingkungan pantai hingga dengan mudahnya menginjak batu karang
ketika melakukan snorkeling, termasuk membuang sampah sembarangan pada lokasi
wisata pantai menjadikan Pahawang semakin komplek dengan masalahnya. Permasalahan lain juga kurang gencarnya para
pelaku bisnis usaha kapal maupun pelaksana dari usaha pantai atau pulau yang
melakukan sosialisasi pada wisatawan soal menjaga lingkungan pantai. Misalnya, sebagai warga yang tinggal di
Bandar Lampung, saya jarang mendapat penjelasan dari para pengemudi kapal yang
saya sewa menuju Pahawang soal mana bagian yang layak snorkeling mana yang
tidak. Hingga tak jarang sebagian besar karang di dasar perairan menjadi rusak
oleh kaki kaki yang sembarangan menginjak atau bahkan mereka yang hanya sekedar
snorkeling tanpa peduli dengan kelestarian karang di perairan.
Sebuah
wacana pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism) hanyalah menjadi
wacana jika tak ada kesadaran segenap pihak untuk menjaga lingkungan. Tourism Suitability
dalam Piagam Pariwisata Berkelanjutan diuraikan
bahwa, pembangunan pariwisata harus
didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat
didukung secara ekologis dalam jangka panjang sekaligus layak secara ekonomi,
adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Dan hal tersebut hanya dapat terlaksana
dengan sistem penyelenggaraan kepemerintahan yang baik (good governance) yang melibatkan partisipasi aktif dan seimbang
antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan
berkelanjutan tidak saja terkait dengan isu isu lingkungan, tetapi juga isu
demokrasi, hak asasi manusia dan isu lainnya yang lebih luas.
beberapa terumbu karang yang rusak di Pahawang |
Pembangunan
pariwisata berkelanjutan juga merangkul segenap pihak yang merupakan
partisipasi aktif diantanya keikutsertaan para pelaku dalam kepariwisataan
tersebut. Mulai dari pemerintah, pemilik tempat wisata, pelaku kepariwisataan
hingga wisatawan itu sendiri. Tak hanya sebatas menciptakan event event pendukung semata, pemerintah
juga memiliki andil dalam men-sosialisasikan konsep pariwisata berlanjutan
dengan menjaga kelestarian lingkungan. Para
pemilik tempat wisata hingga pelaku kepariwisataan ; mulai dari pemilik kapal,
penyedia fasilitas penunjang wisata
hingga penduduk lokal juga harus memiliki komitmen yang kuat dalam menggaungkan
kelestarian lingkungan demi pariwisata yang berkelanjutan. Letak dermaga
Ketapang yang bersinggungan langsung dengan rumah warga saja menurut saya sudah
merupakan bagian yang tidak mendukung terhadap kelestarian lingkungan. Karena dalam masa mendatang akan berdampak
pada masalah sanitasi, kebersihan lingkungan dermaga hingga kesediaan air
bersih bagi warga maupun pengunjung.
salah satu sudut di Pahawang |
Pahawangdahulu dan kini sungguh berbeda. Sebagai pengunjung, saya merasakan perbedaan tersebut justru pada berkurangnya
kelestarian lingkungan dan rendahnya kesadaran masyarakat lokal termasuk
wisatawan yang datang untuk menjaga lingkungan. Terlebih kebutuhan wisatawan
dalam mendapatkan photo yang ‘instagramable’
dan ‘lovable’ di sosial media sehingga
menyampingkan keharusan menjaga lingkungan. Tak sedikit pula pengunjung yang
kemudian menjadi leluasa tanpa merasa bersalah menginjak-injak terumbu karang
demi mendapatkan photo underwater terbaik.
salah satu sudut Pahawang |
Uraian
saya ini tentulah bukan sebuah uraian ilmiah. Hanya pemikiran sederhana sebagai
pengunjung yang nyaris setiap dua pekan sekali mendatangi Pahawang dan pulau
pulau lainnya dalam bentangan teluk pesisir Lampung. Hanya berharap agar segala
pihak berkenan menjaga lingkungan demi terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan.
Demi mengetangahkan sajian alam dan wisata bahari yang memesona pada generasi
anak cucu nanti. Karena jika kesadaran tersebut tidak hadir sejak dini, bukan
tidak mungkin pulau pulau cantik dalam garis pesisir Teluk Lampung hanyalah
tinggal nama nantinya. Semoga tidak.
Setuju dengan ini: pemerintah, pemilik tempat wisata, pelaku kepariwisataan hingga wisatawan itu sendiri punya kewajiban menjaga.
BalasHapusWah, saya sekalipun belum pernah mengunjungi Pahawang, hehe. Sayang sekali kalau tempatnya harus jadi rusak justru karena ulah wisatawan. Tapi ya, kalau saya lihat-lihat fenomena ini pasti terjadi di tempat wisata yang baru booming (dan kebanyakan objek wisata di negeri ini kan seperti itu). Mungkin karena paradigma pariwisatanya juga, masih beraliran eksploitasi alih-alih mencari lestari yang berkelanjutan. Agak susah bagi semua pihak di saat tempat wisatanya masih dieksploitasi. Kalau saya berpendapat ekstrem, biar saja dulu itu tempat wisatanya rusak. Nanti pasti semua pihak akan sadar, dan baru deh mencari jalan keluar bersama untuk memulihkan kerusakan itu. Haha, jahat ya.
BalasHapusTerima kasih oom Yopie... mari kita trip bareng lagi.... ke laut, danau, perkampungan, gunung, lembah, sawah sampe hutam belantara,
BalasHapusmari mas Gra, tandang ke Lampung... ada banyak potensi wisata menarik di Lampung yang kelak akan bikin mas Gara terpesona.... jika ke Lmapung jangan sungkan hubungi saya yaaa...
BalasHapus