Berat
rasanya meninggalkan puncak gunung Phantom. Saya dan beberapa rekan merasa malas berlalu dari hamparan alam super keren yang
tak pernah bosan untuk dipandangi. Tapi tentu ada aktivitas selanjutnya yang
juga tak kalah menarik. Menyusuri jalan pulang melalui kebun teh Munnar dan
tandang ke desa Tribal.
“…the view from top of Phantom
Mountain is one of Signature Landscape of Kerala, Proud to be
part of Kerala Blog Express Season 4.” - @duniaindra
menyusuri jalan pulang seusai berlama lama di puncak Gunung Phantom |
Sebenarnya,
pesona alam Munnar dengan bentangan kebun teh nan luas telah membius seisi bis
Kerala Blog Express tepat pada senja keberangkatan kami menuju Kalypso Camp. Saking tak kuasa menahan diri akan keindahan
bentangan alam Munnar, kami meminta paksa panitia dan Ronne – sang driver untuk
berhenti disatu titik perkebunan teh yang kami lalui agar dapat sekedar berphoto mengabadikan
moment sore nan sejuk kala itu.
Munnar
adalah kawasan yang masuk dalam Idukki District – Kerala. Suasana sejuk dalam
kawasan Munnar di pengaruhi oleh pertemuan 3 aliran sungai yang terdapat dalam kawasan Munnar ;
Mudrapazuha, Mallathanni dan Kundala. Jadi tak heran jika kawasan sejuk Munnar
menjadi kawasan perkebunan teh terbesar di Kerala.
bentangan alam yang memesona |
Perlahan
kami meninggalkan puncak gunung Phantom dan menyusuri jalan menuju sisi
perkebunan teh yang menyejukkan pandangan mata. Sejauh mata memandang, hamparan
kebun teh mendominasi. Pepohonan rimbun dibeberapa bagian menambah teduh
suasana. Meski kaki letih menapaki sepanjang jalan tapi hamparan hijau kebun teh
menjadi kebahagiaan tersendiri.
Sesekali saya bernyanyi menghibur diri diantara teman teman yang telah
merasa lapar. Waktu makan siang
memanggil. Tapi kami harus menuntaskan perjalanan melalui perkebunan teh menuju
desa Tribal sebalum akhirnya mendapat makan siang di Kalypso Camp tempat dimana
kami memulai perjalanan sepanjang siang ini.
Dalam
perjalanan melalui hamparan kebun teh, tentu
tak berlalu tanpa photo photo. Mulai dari selfie, wefie hingga photo
shoot bak super model semua terlaksana dengan seksama. Saya dan beberapa rekan
lebih memilih memacu langkah kaki lebih cepat agar dapat mencapai desa Tribal
yang dimaksud oleh panitia. Seorang pria dari tim Kalypso memandu kami dengan
sigap setalah kami ultimatum agar tidak lagi salah jalan seperti yang ia
lakukan sebelumnya dalam perjalanan mendaki gunung Phantom. Hahahah. Meski jalan bersamaan, tetap saja ada beberapa
anggota kelompok yang memang senang berlama lama mengabadikan moment di areal
perkebunan teh. Terlebih lekuk perkebunan teh Munnar sangat instagramable!.
THE EXCOTIC TRIBAL VILLAGES
Cukup
panjang rute jalan yang harus kami lalui. Mulai dari jalan mendatar hingga
turunan tajam. Hingga akhirnya setelah melewati beberapa areal perkebunan
diluar dari jenis kebun teh, kami sampai pada kawasan desa Tribal yang
dimaksud.
Tumpukan
kayu bakar dan beberapa kerbau melahap rerumputan di tanah berbatu menjadi
panorama menarik kala pertama memasuki areal desa Tribal. Menurut tim Kalypso,
Desa Tribal adalah salah satu kawasan adat yang masih memagang tata cara
kehidupan yang sederhana. Saat kami
memasuki bagian dalam dari kawasan desa Tribal, suasana kehidupan bersahaja tampak
jelas terlihat. Beberapa pria dewasa siang
itu nampak sedang bertugas menjaga balita. Ada pula sosok bapak yang sedang
membersihkan rumah ibadah. Bentuk rumah dalam kawasan desa Tribal terbilang
sederhana. Beberapa diantara bentuk bangunan rumah tampak khas dengan sentuhan
warna warna yang mencolok, meski beberapa ada pula yang masih beratap ijuk.
Kami sempat beristirahat sejenak dibawah pohon rindang dekat rumah ibadah warga desa Tribal sebelum akhirnya bergerak kembali menuju Kalypso Camp. Tak banyak warga yang dapat kami temui dalam desa Tribal siang itu. Tapi istirahat sesaat yang kami lakukan cukuplah buat kami mengabadikan moment desa yang memiliki pesona eksotik. Meski ingin juga rasanya ekplorasi kawasan desa lebih lama.
Perjalanan
paruh terakhir menuju Kalypso Camp, sungguh menguras tenaga. Pasalnya rute
jalan yang ternyata masih cukup panjang sedang kekuatan tubuh tidaklah se-prima
kala perjalanan ini dimulai. Beberapa teman bahu membahu memberi air minum. Tim
Kalypso pun masih membawa beberapa botol air mineral. Kami sempat beristirahat
di salah satu titik jalan dalam areal perkebunan ketika Evi – blogger kece asal
Polandia nampak terengah dan butuh asupan air lebih banyak. Sungguh perjuangan
tracking yang tak mudah.
we made it!! look the Top Phantom Mountan there... we did it!!! |
our way to back to Kalypso Camp |
Kami
masih memupuk semangat untuk terus mengayunkan langkah kaki tiba di Kalypso
Camp. Tak ada mobil penyelamatan atau bala bantuan datang. Meski letik maksimal
semangat untuk terus bergerak menuju lokasi asal adalah tekad yang tak
terkalahkan. Sekuat tenaga saya menikmati perjalanan sambil mengabadikan
moment sekitar jalan yang kami lalui. Sesekali saya dan teman teman merasa ajaib karena telah berhasil melalui rute jalan yang
tak mudah. Gugusan gunung Phantom yang menjulang di kejauhan adalah bukti bahwa
kami benar benar berhasil menaklukkannya.
Waktu
45 menit berjalan kaki dari desa Tribal
terasa tuntas ketika tiba di kawasan Kalypso Camp. Kembali dengan
selamat tanpa kurang satu apapun. Meski hidangan makan siang telah siap, saya
lebih memilih merebahkan diri dalam tenda yang nyaman. Saya butuh waktu
mengistirahatkan badan yang telah saya paksa menuruti keinginan untuk tiba di puncak ketinggian hingga kemudian menyusuri turunan tajam sebagai jalan
pulang.
Ah ini Munnar yg kemarin sempat di ceritain. Ah kece banget Om Munnar
BalasHapus