Berkunjung
ke pasar tradisional selalu masuk dalam daftar kegiatan saya saat melakukan
traveling. Terlebih bila pasar tradisional yang dikunjungi itu memiliki kisah di
masa lalu. Di Baturaja – pusat keramaian dan pusat pemerintahan dari kabupaten
Ogan Komering Ulu itu memiliki pasar tradisional yang tak hanya menyenangkan
untuk dikunjungi tetapi juga memiliki kisah yang menjadi bagian dari perjalanan
hidup saya.
|
barisan Becak Motor (BENTOR) didepan Pasar Pucuk |
Adalah
pasar Pucuk – pasar tradisional di
Baturaja yang memiliki kisah tersendiri dalam diri saya. Pasar yang berada di
bagian barat Baturaja tersebut terbilang
pasar tradisional yang masih ramai dikunjungi masyarakat Baturaja meski kini ada beberapa pasar lain yang lebih
modern. Pucuk, dalam bahasa ogan artinya atas atau puncak. Karena posisi pasar
yang berada diatas dan menempati gugusan tanah tinggi itulah, masyarakat
Baturaja menyebutnya pasar Pucuk.
|
bagian dari pasar ikan dan bumbu dapur dalam Pasar Pucuk |
Menyambangi
pasar Pucuk bagai melempar diri kemasa lalu yang kerap tandang ke pasar hanya
untuk bermain sembari membeli beberapa jajanan pasar yang murah meriah.
Terlebih pasar Pucuk yang dulu menjadi lapak berjualan baju batam (baju bekas
layak pakai sisa import). Dulu, karena belum mampu beli baju yang dipajang di
toko baju maka salah satu solusi untuk tampil kece ya, beli baju batam!, hahaha.
|
lapak baju baju ....hhhmmm |
|
penjual ayam kampung dan ayam negeri siap potong |
Beberapa
kerabat juga kerap menyebut pasar Pucuk sebagai sentra barang barang loak yang
masih layak digunakan. Berlokasi dijalan Akmal – Baturaja Barat, pasar Pucuk kini
tetap menjadi jantung perdagangan masyarakat Baturaja.
|
jajaran ruko ruko sekitar pasar Pucuk dan ramainya kendaraan |
Setiap
ke Baturaja, sebisa mungkin saya sempatkan tandang ke pasar Pucuk, melangkahkan
kaki hingga kebagian paling dalam dari pasar Pucuk. Melihat aktivitas jual
beli, tawar menawar, transaksi kecil hingga skala besar, bahkan melihat dari
dekat beragam jenis barang dagangan yang belum tentu saya dapati di kota lain.
Kegemaran saya adalah melihat langsung beragam jenis bumbu dapur dan bagian pasar
basah yang menjajakan sayur mayur hingga ikan dan ayam potong.
|
masjid Besar (agung) Ash Sholihin |
Selain
itu, beberapa bangunan rumah masa lampau di sekitar pasar Pucuk jadi daya tarik
mata saya. Karena saya menyukai bangunan bangunan tua dan bersejarah, tidaklah
saya lewatkan untuk melihat bangunan tua tersebut lebih dekat. Termasuk mendatangi
masjid besar Ash Sholihin yang letaknya
di bagian atas dari pasar Pucuk yang juga memiliki nilai sejarah bagi
pergerakan agama Islam di Ogan Komering Ulu.
JAJANAN ENAK DI DEKAT PASAR PUCUK
Selain
mengunjungi pasar Pucuk, saya juga senang melangkahkan kaki menikmati lebih
dekat beberapa hal menarik di pusat Baturaja. Coba saja berjalan kaki di
keramaian yang tak jauh dari pasar Pucuk. Ruko ruko penjual beragam jenis
kebutuhan berbaris rapih di sepanjang kawasan Adiwarna. Bila malam, bagian
depan ruko ruko itu selalu jadi lokasi penjaja kuliner.
|
Bakso Yuk Yuyun depan gang sempit |
|
gorengan murah meriah enak samping gerobak bakso Yuk Yuyun |
Saya
sempat singgah ke sebuah penjaja bakso dan gorengan yang letaknya di depan gang
kecil yang banyak di singgahi pembeli. Penasaran karena ramai, saya pun memesan
semangkuk bakso. Bakso Yuk Yuyun namanya – setelah saya tanya. Jadi ramai
karena citarasa bakso pinggir jalan itu benar – benar lezat. Rahasianya
terletak pada kuah bakso yang mengandung kaldu kaki sapi. Lezatnyooo!!!. Yuk
Yuyun pun memperlihatkan pada saya kaki sapi dalam dandang kuah baksonya dan memberi
saya beberapa daging urat yang berasal dari kaki sapi tersebut.
|
Yuk Yuyun memperlihatkan Kaki Sapi dalam dandang bakso nya |
|
Lezatnyoooo Bana Bana!!! |
Selain
menyantap semangkuk bakso lezat nan murah (hanya Rp.10.000,-) saya juga sempat
mencicipi beberapa gorengan dan empek-empek yang tersaji di dalam gerobak
gorengan yang letaknya disamping gerobak bakso Yuk Yuyun. Aaahhhh…emang jajanan
pasar gak ada tandingannya dah!! Enaknya beda!!. Citarasa tradisional selalu
sensasional!!.
|
rumah panggung di beberapa bagian Baturaja yang masih terpelihara dengan baik |
|
jembatan yang Instagenic di tengah kota Baturaja |
BERJALAN KAKI DI TENGAH KOTA BATURAJA
Ogan
Komering Ulu yang merupakan nama kabupaten di Sumatera Selatan tersebut diambil
dari nama dua sungai besar yang melintasi dan mengalir disepanjang wilayah OKU,
yaitu sungai Ogan dan sungai Komering. Jadi bila berkunjung ke Baturaja – Ogan Komering
Ulu jangan lupa untuk menikmati aliran sungai desar yang mengalir di tengah
kota dengan jembatan jembatan penghubung yang instagenic untuk diabadikan.
|
Bentor (Becak Motor) |
|
memotret diri saat naik Bentor - narsis dikit yaaahh |
Buat
kamu yang hobi jalan kaki, berjalan di pusat
kota Baturaja layak dicoba. Pasalnya, melihat beragam aktivitas masyarakat
lebih dekat bisa jadi bagian dari inspirasi. Beberapa Bentor (Becak Motor) lalu
lalang di sepanjang jalan. Beberapa
rumah panggung khas masyarakat Ogan masih menghias dibeberapa sudut jalan.
|
transportasi lokal yang hits |
Landmark
pusat kota Baturaja berupa taman dan alun alun kota juga wajib kamu kunjungi.
Saya sengaja berjalan kaki dari pasar Pucuk, ke bagian stasiun kereta api lalu
melangkah ke jembatan yang dibawahnya mengalir sungai Ogan yang deras sebelum
akhirnya bersantai di taman dan alun alun Baturaja yang selalu ramai dengan beragam
kegiatan.
|
alun alun - taman kota - Baturaja |
|
Stasiun Baturaja yang makin bersih dan terpelihara |
Menjelang
tengah hari, saya pun penasaran pada bakso dan es campur Sukowati yang
termahsyur di Baturaja itu, dan ternyata
letaknya di pasar Baru – tak jauh dari alun alun Baturaja. Di Baturaja ada banyak ojek dan juga Becak
Motor yang bisa kamu jadikan sebagai alat transportasi dalam kota. Tapi harus
nego harga dulu ya, kadang kadang harga awal dari si pengemudi lumayan tinggi
lho, hehehe.
|
penampakan bakso Sukowati |
|
penampakan es campur Sukowati |
|
jembatan ini Instagenic - tapi sayang ada brand Rokok yang Mengganggu keindahan jembatan itu |
|
kuliner malam bareng temen temen Bujang Gadis OKU |
Tanpa
terasa, aktivitas jalan kaki dari pasar Pucuk sampai ke tengah kota Baturaja sejak
pagi hingga tengah hari telah saya lakoni. Banyak hal yang saya dapatkan dan
menjadikan kisah baru tersendiri dalam perjalanan saya. Beberapa bangunan baru
terlihat sebagai bagian dari kemajuan zaman meski beberapa hal yang tradisional
dan bagunan masa lampau tetap dipertahankan. Selalu menyenangkan tiap tandang
ke Baturaja.
Alun-alunnya kecee..itu kaki sapinya luar biasa pantas lemak niaan..
BalasHapusini judulnya napak tilaaas ya Indraaa...tapi aku pun suka begitu..punya langganan di sana siniiii hehehehe
BalasHapuslebih banyakin fotonya dong kak, soalnya kangen banget sama baturaja
BalasHapuskeren kak, saya juga baru tinggal di Baturaja bulan Juli 2021, semoga bisa semua mendatangi spot-spot di yang diceritakan di atas
BalasHapusTerima Kasih kak
Bakso lorong dari jaman Kecik sampe sekarang masih Ado dan rasanya dak berubah mantap
BalasHapusbaturaja sayangnya fotonya dikit, jadi makin kangen
BalasHapusIngat masa2 jadul ...T Kemala to BTA jalan kaki
BalasHapus