Sebagai
tukang jalan jalan, kadang saya ngedumel
ketika tidak dapat maksimal mengabadikan pesona alam yang membentang indah dihadapan. Hal itu terulang
ketika saya dan rekan-rekan tandang ke Lembah Batu Brak, Bumi Sekala Brak – Lampung Barat. Selain kamera yang saya bawa
tidak begitu maksimal menangkap keindahan alam, kadang juga merasa terkendala
dengan kemampuan dan ‘taste’ saya dalam membidik objek agar menarik bak hasil
bidikan photographer professional. Tapi ya,
setidaknya ada bukti otentik hasil jalan lah
ya...hahaha… karena jika menunggu
punya kamera DSLR baru hunting photo, ya
belum tentu umur panjang kan ?, hehehehe….
Sebenarnya,
pamor spot ‘Lembah Batu Brak’ bukanlah sesuatu yang asing bagi saya. Terlebih
rekan rekan photographer di Lampung sudah sering unggah photo Lembah Batu Brak
karya meraka. Tapi tetap saja, tak sah rasanya bila hanya melihat gambar dan
mendengar cerita. Wajib hukumnya didatangi langsung.
Tandang
ke Lembah Batu Brak pagi itu terjadi usai menyambangi langsung pesona Bukit
Kabut Bawang Bakung Geredai di pagi buta hingga mendapat bonus tandang ke
Kepaksian Pernong dan berkesempatan bincang santai dengan Pangeran Alprinse
Syah Pernong. Sungguh pandai bang Eka dan kawan kawan di Lampung Barat
menyuguhkan keindahan sekaligus kearifan lokal bumi Sekala Brak pada saya dan rekan
rekan blogger yang tandang dalam rangka Festival Sekala Brak IV tahun 2017.
Pesona
Lembah Batu Brak terpampang nyata di pelupuk mata setelah melalui jalan kecil
yang jaraknya tak jauh dari kediaman Kepaksian Pernong. Tepatnya di kecamatan Batu Brak - Kepaksian Pernong Sekala Brak - Lampung Barat. Lebih kurang 10 km dari kota Liwa.
Lembah Batu Brak - karya Edi Jaya Saputra |
Sungguh keindahan yang
mudah di jangkau. Hanya saja, sebelum kaki menapak bagian lembah, pengunjung
wajib menapaki anak tangga menurun yang jumlahnya puluhan. “ayooo yang bisa hitung berapa anak tangga, bakal panjang
umur…” kelakar bang Eka yang sontak buat semua rekan terbahak. Baiklah, memang
ada kalanya harus bersusah dahulu untuk menikmati keindahan. Bukankah pepatah
kehidupan selalu mengajarkan ‘berakit-rakit ke hulu, berenang ketepian. Bersakit
dahulu, bersenang-senang kemudian’. Begitulah kiranya. Setapak demi setapak
langkah kaki menurunu anak tangga menuju bagian dasar dari Lembah Batu Brak.
Untungnya, anak tangga yang kami pijak tidaklah sulit, karena telah di semen
apik sehingga memudahkan pejalan menuruni anak tangga.
“bang
Budhi Marta lah yang pertama mengenalkan kawasan lembah Batu Brak ini dalam
karya photography nya” ucap bang Eka menjelaskan pada kami disela menuruni anak
tangga. Menurut bang Eka, ia tak pernah bosan mengabadikan landscape Lembah
Batu Brak. “musim apapun, Lembah Batu Brak itu selalu menarik untuk diabadikan.”
jelas bang Eka pada saya dan rekan rekan.
Dari kejauhan saja, hijaunya hamparan persawahan telah menyenangkan
pandangan. Meski bukan musim tanam padi atau panen. Bahkan beberapa photographer handal baik di
Lampung Barat maupun dari luar provinsi Lampung kerap beberapa kali tandang ke
Lembah Batu Brak karena moment yang di dapat selalu berbeda dalam setiap kunjungan.
Saya pun langsung membayangkan bila suasana lebih pagi, tentu kabut kabut yang
mengitari lembah akan jadi penghias photo yang mengagumkan. Bang Endang - sebagai photographer dan putera daerah Lampung Barat beberapa kali memperkenalkan keindahan Lembah Batu Brak melalui postingan social media nya.
Sebelum
mengabadikan bentangan petak sawah nan hijau di Lembah Batu Brak, terlebih
dahulu kami bersantai di sebuah pekalan (pemandian) Salui Pitu - yang airnya sangat jernih dan dingin, yang konon sejak dahulu dijadikan sebagai tempat men-sucian para pendekar Kepaksian Pernong sebelum mereka di kukuhkan oleh Yang Mulia Sultan. Tak ingin melewatkan bening dan segarnya air mancur di Salui Pitu, saya pun meminum dan menggunakan air jernih tersebut untuk membasuh kepala usai meniti turun anak tangga yang mencapai 11 kelokan tersebut. Hobaah gak tuh??!!!.
salui pitu |
Dalam
upaya eksplorasi kawasan Lembah Batu Brak, sekali waktu kami berpapasan dengan
pekerja sawah yang sedang melakukan tugasnya. Aktivitas pekerja di sawah
atau masyarakat yang lalu lalang menjadi daya tarik tersendiri selain hamparan sawah dan kondisi lembah diantara gugusan batu nan
curam. Beberapa pondok petani pun menjadi incaran bidikan kamera. meski sederhana, pondok pondok kayu itu sungguh Instagramable!!. untuk spot photo prewedding cocok banget!,hehehe.
Saya
dan beberapa rekan menjelajahi beberapa bagian termasuk gugusan bukit yang berada
di tengah kawasan lembah. Dari bagian atas gugusan bukit itulah terlihat
hamparan sawah yang garis garis petaknya menarik untuk di bidik lensa kamera.
Photo by mas Razone |
Lembah
Batu Brak, salah satu pesona alam yang
mengagumkan yang dimiliki oleh Bumi Sekala Brak – Lampung Barat. Kelak saya akan kembali ketempat ini. Meski harus menuruni dan menaiki puluhan anak tangga sebagai akses tandang dan pulang dari kawasan Lembah Batu Brak.
Haaaaa bang mau banget ke sini! tak kirain tadi lembah harau yang ada di Sumatra Barat. Cantik ya sawah-sawahnya.
BalasHapusomnduut.com
yess...disini keren bangeddd...aku aja betah tandang ke sini....tapi waktu itu gak lama, trus kamera ku standard dan kemampuan photography ku gak apik..banyak hasil hasil photgrapher handal yang kece badai di lokasi ini...
Hapus