Awalnya,
saya tidak bisa menjadi bagian dari tour Krakatau dalam gelaran Lampung
Krakatau Festival 2017. Pasalnya, saya telah menyanggupi hadir di acara
keluarga bapak mertua pada tanggal yang sama dengan pelaksanaan acara tour
Krakatau. (…tau dong kalo bapak mertua murka ke mantu kesayangannya ini!,.. yaa,
khan!!...)
Kepala Dinas Pariwisata (jongkok tengah bertopi putih) - berkenan melepas keberangkatan kami - photo by mas Syafiq |
Disisi lain, ada keinginan menjadi bagian dari pelaksanaan tour Krakatau 2017, mengingat ada sesi bermalam di pulau Sebesi – pulau hunian terdekat dari posisi Gunung Anak Krakatau. Meski kerap terlibat dalam rangkaian tour Krakatau sejak tahun 2014, tapi soal bermalam di pulau Sebesi, baru tour Krakatau tahun 2017 ini terjadi. Akhirnya saya pun mengajukan diri untuk ikutserta dalam tour Krakatau melalui jalur komunitas Gerakan Pesona Indonesia (GENPI) provinsi Lampung. Syukurnya, bapak mertua mengizinkan saya menjadi bagian dari Tour Krakatau 2017 setelah saya menyelesaikan seluruh kewajiban saya berkenaan dengan acara keluarga sehari sebelum keberangkatan.
kawasan dermaga Boom sehabis hujan - photo by Winta Genpi Lampung |
TATA KELOLA ACARA YANG TAK RAPIH
Keberangkatan
pun terwujud pada hari dan tanggal serta waktu yang telah ditetapkan ; 25
Agustus 2017, pukul 06.00 WIB. Saya kebetulan bertugas
atas nama GENPI Lampung mendampingi rekan rekan Blogger yang diundang oleh
Dinas Pariwisata Lampung menjadi bagian dari tour Krakatau 2017. Bertempat di
lapangan Korpri Gubernuran, peserta tour dilepas secara resmi oleh pejabat
terkait. Uniknya, pembagian peserta kedalam bis tidak dikelompokkan sesuai dengan yang telah mendaftar - baik mendaftar melalui sosial media maupun undangan, tapi justru dibebaskan untuk menempati
bis manapun yang peserta inginkan.
Petugas yang merupakan perwakilan EO hanya menyediakan absensi yang akan
di tandai centang ketika seseorang masuk kedalam bis.
Perjalanan
menuju Dermaga Boom di Kalianda – Lampung Selatan pun berlangsung molor 1 jam
dari jadwal yang telah ditetapkan. Masih dimaklumilah. Yang penting perjalanan
lancar, terlebih pakai patwal menuju Kalianda.
photo saat tiba di dermaga Boom |
Suasana usai hujan menyambut kami tiba
di dermaga Boom - Kalianda. EO mengarahkan panitia
menuju panggung utama yang terletak di pinggir dermaga. Persembahan pencak silat khas Jawa Barat di
peragakan oleh adik adik padepokan pencak silat dengan apik. (sempat terfikir, kenapa bukan bentuk seni
budaya asli Lampung Pesisir yang disajikan..) meski begitu, cukuplah
menghibur sembari menunggu kedatangan pejabat yang tentu akan melepas peserta
tour Krakatau secara ceremonial (lagi). Aaahh…
lagi lagi, peserta tour harus menunggu pejabat. Untungnya, peserta dibagikan kotak makan
berupa nasi uduk dan snack sebagai sarapan pagi sebelum melakukan
pelayaran. Lumayan mengalihkan waktu luang menunggu pejabat datang.
Setelah
pejabat datang, dilakukan acara pelepasan yang secara keseluruhan tidak begitu
saya hiraukan. Karena isinya tak ubahnya dengan pelepasan ketika di lapangan
Gubernuran di Bandar Lampung beberapa jam sebelumnya. Uniknya, ketika peserta tour diarahkan untuk
menuju ke kapal, seorang petugas malah menuturkan sejarah Gunung Anak Krakatau
termasuk pulau Sebesi yang akan kami datangi. Sungguh mubazir usaha si petugas
bertutur banyak ditengah seluruh audience
bergegas menuju bibir dermaga. ---Emang kadang ada orang baek berlaku baek,
tapi di waktu yang tidak tepat!!. Hobaah lah.. siapa pula mau dengerin
penjelasan bapak itu. Kapal di pinggir dermaga lebih menarik ketimbang
penjelasan si bapak.
sajian drum band adik adik menyambut peserta tour di pulau Sebesi - photo by kakak Zack |
beberapa rumah warga dalam desa Tejang - photo by kakak Zack |
cottage dibagian dekat dermaga - prioritas untuk peserta wanita - photo by mba Hanum |
Tidak
teraturnya EO kembali terlihat ketika membagi peserta tour kedalam kapal tongkang
yang telah disediakan. Mustinya, EO memberi lebel pada setiap Kapal dengan
arahan jelas. Misal, siapa yang sebelumnya
naik Bis 1 maka dia harus naik kapal 1. Begitupun seterusnya. Nyatanya, itu
tidak terjadi. Sehingga semua orang bebas, sebebas-bebasnya memilih mau naik
kapal mana pun. Padahal 1 kapal bisa di
isi hingga 30 orang!. Jumlah yang lebih banyak ketimbang isi penumpang 1 bis Trans Lampung yang kami tumpangi dari Bandar Lampung. Akhirnya, saya dan teman teman
blogger yang semula di bis yang sama harus rela terpisah. Sudahlah, yang penting sampai ke tujuan
dengan selamat.
BERMALAM DI PULAU SEBESI
Tepat
tengah siang di Jumat nan cerah, seluruh peserta Tour Krakatau tiba di pulau
Sebesi. Rombongan drum band adik adik Sekolah Dasar menyambut kedatangan kami
dengan meriah. Peserta tour pun menyebar di sekitar dermaga mengabadikan moment
pada siang itu. Setelah arahan ala kadarnya oleh EO soal sarana bermalam
peserta bergegas menaruh barang dan kemudian acara pun dibebaskan hingga malam
menjelang. Mengapa saya sebut ala kadarnya, karena tidak ada penjelasan lengkap
soal siapa menempati sarana bermalam dimana, semua dibebaskan memilih, hanya
diarahkan peserta wanita di cottage bagian depan dekat dermaga dan mayoritas pria menempati
rumah-rumah warga di desa Tejang – desa terdepan di pulau Sebesi yang berjarak
300an meter dari posisi dermaga pulau.
Baca juga
: Kisah Tour Krakatau yang Nyaris Batal
salah satu sudut cantik di pulau sebesi - hasil jepretan mba Raiyani. |
menikmati sore di Pulau Sebesi - menghabiskan free time dari EO |
Secara
personal, kehadiran saya di pulau Sebesi bukanlah kali pertama. Beberapa tahun
sebelumnya pernah juga tandang ke pulau yang masuk dalam kecamatan Rajabasa
kabupaten Lampung Selatan tersebut. Siapapun
dapat menyambangi pulau Sebesi. Cukup menaiki kapal penumpang dari dermaga Boom
– Kalianda dengan pelayaran selama 2 jam, pengunjung dapat menikmati suasana
pedesaan yang bersinggungan langsung dengan kawasan pantai nan landai dibagian
depan pulau Sebesi. Pengunjung dapat
menempati cottage yang nyaman dan
memadai yang berada dekat dermaga pulau Sebesi atau dapat pula bermalam murah
di rumah warga yang selalu ramah menerima kedatangan tamu. Selalu ada sisi menyenangkan kala menyimak langsung aktivitas masyarakat pulau yang
sederhana namun bersahaja. Bagi pecinta photo bertema human interest, aktivitas
masyarakat di pulau Sebesi sungguh menarik untuk diabadikan.
Noted ; kisah ini akan bertautan dengan judul lain setelah ini.
Noted ; kisah ini akan bertautan dengan judul lain setelah ini.
Hahahaha EO EO...
BalasHapusTapi P. Sebesi ini kalo digarap bener-bener dan kemarin peserta diedukasi sebenernya menarik loh ceritanya Pulau Sebesi ini, tempat wisatanya juga lumayan kalo di explore ;)
begitulah broh..... kawasan baguas tapi tak dikemas dengan bagus jadinya yaa biasa saja... btw jangan kapok ke Lampung yaaah broh..banyak bagiand ari Lampung yang menarik lhooo.. di tungguu kedatangannya kembali....aku siap menyambut dengan biduan biduan hobaah,
HapusKalau ada arahan Sebesi sebenarnya unik juga kok. Cuman karena brief kurang lengkap jadinya free time beneran jadi bingung.
BalasHapusmemang baiknya ketika kumpul makan malam itu kita peserta di brief ya mas...tapi EO nya kasih suguhan bak acara kolompencapir anak anak SMA dengan arahan MC yang menyeh menyeh...yaahhh gitu deh...mana makan malem kemaleman pulaaa hahahahah
HapusWaktu nyari tempat pembuatan gula aren, malah nemu mamak-mamak jualan pempek, lalu tujuanku teralihkan. Makan pempek 7 biji hahahah
BalasHapuskalo eksplor kawasan emang sering nyantel dengan hal hal unik dan langka kita temui dalam kehidupan sehari hari yaaa mbaaa...
HapusUntunglah tragedi ayunan tak ditulis di sini.:p
BalasHapusAnyway,Aku senang di Sebesi, andai event-nya lebih rapi. Pasti makin seru deh.