photo from Google ; Beach Life Healty Life |
Sudahkah
jadi manusia sehat?, Oopss!, bukan
bermaksud mengintimidasi, lho… hehehe,
pertanyaan yang sama juga berlaku untuk saya, kok. Secara tampilan fisik. Sepertinya saya sehat-sehat saja. Tapi
coba cek dari apa yang saya simak dalam acara Flash Blogging yang saya ikuti
hari ini. Sudahkah saya jadi pribadi yang sehat?
Bicara
soal menjadi manusia sehat, tentu bukan
hanya sekedar sehat secara jasmani dan rohani. Bukan sehat secara tampilan fisik
semata. Tetapi sehat dalam Penurunan Prevalensi
Stunting’. Apa itu Stunting?, mohon baca baik baik yaa… bukan Stunning, tapi Stunting!!, hehehe. Dalam gelaran Flash Blogger persembahan
Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) Republik Indonesia bersama KOMINFO Provinsi Lampung, ibu dr. Marina Darayanti selaku Kasubdin
Penanggulangan Masalah Gizi, menjelaskan secara langsung dan menyeluruh soal
Stunting tersebut.
HIDUP SEHAT TANPA STUNTING
Ibu Marina menjelaskan, bahwa Stunting
merupakan gangguan pada masa pertumbuhan
anak yang di sebabkan kurangnya asupan gizi yang dibutuhkan. Masalah kekurangan gizi yang terjadi pada
anak anak atau orang dewasa terlihat dari tinggi tubuh dibawah standard tetapi
bukan karena faktor genetic atau kelainan tulang. Nah, kalo badan saya yang
pendek, bahkan yang bertubuh lebih pendek sekalipun dari saya meski usianya
sudah masuk wilayah dewasa, belum tentu terkena penyakit Stunting. Karena bisa
jadi karena faktor genetik atau terkena kelainan tulang.
Yang di khawatirkan dari Stunting adalah menurunnya kecerdasan pada
seseorang sejak masa anak anak hingga
dewasa. Bisa dibayangkan bila generasi penerus bangsa kurang cerdas.
Sebagai
personal dan juga orang tua dari 3 anak, saya
belum lah mengenal stunting.
Stunting bukanlah isu yang sederhana. Stunting, tak hanya merugikan
pertumbuhan fisik dan kognitif, tetapi juga kesehatan anak di masa mendatang.
Untuk itu, sebagai orang tua, perlu memperhatikan asupan gizi yang diterima
anak-anak. Sebab, makan banyak tidak berarti membuat anak akan tumbuh sehat.
Jika makanan tersebut tidak mengandung gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
masing-masing anak.
Baca Juga Soal Stunting : http://dinkes.lampungprov.go.id/ayo-cegah-stunting-gizi-baik-tinggi-dan-berprestasi/
Baca Juga Soal Stunting : http://dinkes.lampungprov.go.id/ayo-cegah-stunting-gizi-baik-tinggi-dan-berprestasi/
Ibu Maria memaparkan penjelasan yang sangat informatif seputas Stunting. |
HIDUP SEHAT DI MEDIA SOSIAL
Menjadi
manusia sehat selanjutnya berkaitan erat dengan kehidupan media sosial. Lho, kok media sosial ?, apa kaitannya
hidup sehat dengan media sosial?. Eiittss,
jangan nyolot dulu yaa, hehehe. Jadi gini. Setelah asupan gizi sehat sejak
bayi dalam kandungan lalu tumbuh kembang yang cukup hingga menjadi pribadi yang
juga baik, hal yang tak kalah penting untuk kesehatan manusia adalah
berperilaku yang juga sehat di Media Sosial.
Setelah
menyimak penuturan ibu Maria di paruh pertama seputar pencegahan Stunting sejak
masa kandungan, masa anak-anak, remaja hingga dewasa. Saya dan peserta Flash
Blogging juga mendapat pemaparan soal bagaimana menyajikan konten yang sehat di
media sosial. Materi ini semakin menarik
karena menghadirkan pembicara yang cantik, manis, modist dan tentu kompeten
dibidangnya. Ia adalah mba Mira Sahid – Blogger nasional ternama yang juga founder Kelompok Emak Emak Blogger
dengan segudang pengalamannya sebagai blogger dan personal yang selalu
menyajikan konten menarik dan positif di akun media sosialnya.
Baca Juga : https://kominfo.go.id/content/detail/9787/kominfo-ajak-siswa-buat-konten-positif-melalui-internet-sehat/0/sorotan_media
Baca Juga : https://kominfo.go.id/content/detail/9787/kominfo-ajak-siswa-buat-konten-positif-melalui-internet-sehat/0/sorotan_media
Dalam
pemaparannya, mba Mira Sahid menjelaskan bahwa
sebagai mahluk sosial, kita dituntut mampu berinteraksi dengan baik
kepada personal lain dalam lingkungan kehidupan. Dan interaksi sesama manusia
saat ini tak hanya sebatas bertemu langsung, tetapi juga tataran dunia sosial
yang perkembangannya semakin pesat. Selain
akun akun personal media sosial yang berfungsi sebagai penyampai pesan yang
efektif, blog personal juga menjadi
media yang penting untuk menyebarluaskan informasi secara objektif, informatif dan
persuasif.
Dialog dant anya jawab interaktif mba Mira dan Peserta - photo by Tapis Blogger |
Nah,
sebagai blogger saya juga di arahkan oleh mba Mira untuk jadi blogger yang
menyajikan konten yang sehat, baik dan positif. Hindari menyebarluaskan Hoax
ataupun menyajikan ulasan yang menyulut amarah atau perpecahan di blog
personal. Memang terkadang sulit, terlebih hal hal ringan yang bertebaran di
sekitar kita sulit dibendung. Tapi, sistem 'Saring sebelum sharing', hingga 'Thing
before posting' - yang di ajarkan oleh
mba Mira dapat jadi perisai untuk melindungi diri dari serangan berita Hoax dan
hal hal buruk dalam menggunakan media sosial.
Well,
saya sudah sehat ?, secara jasmani dan rohani tentu terlihat sehat. Tapi dalam
bermedia sosial, hhmm…saya sedang dalam proses untuk terus menerus menjadi
manusia sehat.
Saring sebelum sharing... setuju banget! Sebaiknya memang mencerna dulu apakah sebuah konten layak untuk di share. Karena sesuatu yang sudah terlanjur di share ngga bisa ditarik kembali. Kalaupun bisa, ada konsekwensi tertentu. Tfs, Mas Indra :).
BalasHapus