Awalnya,
saya hanya bermaksud mengisi waktu luang dengan melihat-lihat bagian belakang
rumah pak Lurah – kali aja ada durian
runtuh, atau hal hal unik yang menarik, hehehe. Tapi justru, saya melihat hamparan tungku tungku
yang ternyata di proses secara masal
dengan kualitas ekspor!.
Siang
itu, saya dan rekan-rekan blogger dari Bandar Lampung yang di undang dalam
gelaran Village Carnival Lampung Timur di bawa singgah ke rumah pak Lurah yang
jaraknya tak terpaut jauh dari lokasi pelaksanaan acara Village Carnival. Beberapa kendaraan terparkir di pekarangan
rumah pak Lurah. Rekan-rekan pihak media cetak dan elektronik telah lebih dulu
hadir. Maklum, acara Village Carnival siang itu merupakan hajatan akbar desa
Braja Luhur kecamatan Braja Selebah kabupaten Lampung Timur. Sebagai sebuah hajatan
tahunan, sudah barang tentu pihak desa mengundang beragam pihak untuk
bersama-sama meramaikan, termasuk kehadiran media untuk peliputan.
Setelah
berkenalan dengan pak Lurah termasuk rekan rekan media cetak dan elektronik
yang hadir, plus menikmati kopi hitam suguhan empunya rumah, saya meminta izin ke bagian luar rumah. Mulanya,
saya melihat lihat bagian pekarangan sembari berniat mengisi waktu kosong
sebelum gelaran Village Carnival dimulai. Langkah kaki saya bergerak kebagian
belakang rumah, melihat kolam ikan yang cukup luas. Dua pria dewasa terlihat
sedang memancing ikan di pinggiran kolam tersebut. Saya sempat berbincang
sejenak menanyakan kondisi kolam dan bentuk ikan patin kecil hasil tangkapan
mereka.
Tak
jauh dari posisi saya berbincang dengan dua pria yang sedang memancing ikan di
bibir kolam, saya melihat tenda-tenda membentang di sisi lain dari pekarangan
belakang rumah pak Lurah. Saya pun beranjak menuju tenda-tenda tersebut setelah
mendapat informasi dari pria yang sedang memancing tadi seputar aktivitas pembuatan tungku dibawah
tenda-tenda tersebut.
wujud tungku setelah pembentukan dan pembakaran |
Benar saja, bentuk tungku tanah berwarna cerah langsung terlihat di antara bentukan tungku yang sedang dalam proses pembuatan. Bagai menemukan cahaya dalam gelap, saya jadi bersemangat mendekati seorang pria yang sedang menata beberapa tungku yang terlihat telah siap jual. “Tungku-tungkunya bagus, mas…” basa basi saya membuka pertemuan usai mengenalkan diri. Sang pria bernama Pujianto yang merupakan pekerja di kawasan pembuatan tungku itu pun ramah menerima kehadiran saya. Meski terlihat sedang tekun melaksanakan tugasnya.
Yang
menarik, tungku-tungku yang ada di hadapan saya siang itu justru berbahan dasar
abu sekam dari proses pembakaran batu bata!. Menurut mas Pujianto, bahan
membuat tungku merupakan sisa pembakaran dari tobong batu bata. “Dua manfaat
sekaligus dari proses pembakaran batu bata.’ ucap mas Pujianto pada saya. “Batu
bata nya matang, sisa pembakaran berupa abu sekam nya dimanfaatkan menjadi bahan campuran membuat tungku.” jelas mas Pujianto
pada saya.
abu sekam |
pencampuran adonan pembuatan tungku |
Sebelumnya, menurut penuturan mas Pujianto, abu sekam didapat dari penggilingan padi dengan harga Rp.8.000/karung. Setiap karung abu sekam yang setelah melalui proses, dapat menghasilkan 3 buah tungku .
PROSES PEMBUATAN TUNGKU
Mas Pujianto
mengakui bahwa pembuatan tungku berbahan dasar abu sekam tidaklah terlampau
sulit. “dalam proses pembuatannya, butuh sabar dan telaten aja, mas..” sahut
mas Pujianto saat saya tanyai kendala ia bekerja.
Dalam
penjelasannya, mas Pujianto menuturkan runutan pembuatan tungku dibawah PT. Sinar
Abadi tersebut dimulai dari pencampuran
abu sekam dan tanah liat menjadi adonan dasar. Kemudian adonan tadi diproses
cetak menggunakan bentuk pot yang telah di buat melalui anyaman bambu sehingga
menghasilkan wujud kasar dari sebuah tungku. Setelah itu, bentuk bahan yang
telah melalui proses cetak kasar dan masih kondisi setengah kering tadi di
haluskan (diprofil) bentuknya termasuk memberi lubang tungku dengan menggunakan
alat pembentuk sehingga terlihat wujud
tungku yang diharapkan. Bentuk tungku
yang telah jadi, wajib melalui proses pengeringan selama 5 hari sebelum
akhirnya masuk dalam proses pembakaran. Dibutuhkan waktu dua hari dua malam
untuk proses pembakaran agar matang sempurna dalam kawasan pembakaran yang
dilindungi khusus agar tidak terkena tetesan hujan. Pada musim panas, menurut mas
Pujianto dapat memproduksi hampir 300 buah tungku setiap bulan. Dan hanya 100
hingga 150 buah tungku bila di musim hujan.
wujud adonan yang di cetak |
di cetak dengan bentuk pot anyaman |
TUNGKU KEBANGGAN KUALITAS EKSPOR
Menurut
penuturan mas Pujianto, pembuatan tungku di desa Braja Luhur telah menjadi
penghasilan sebagain besar masyarakat desa. Bahkan usaha tungku yang mulanya
bersifat industri rumahan itu berkembang menjadi usaha besar yang dikelola
dengan baik hingga menjadi penghasilan bagi masyarakat desa. Yang mengagumkan,
tungku tungku berkualitas prima yang di patok harga Rp.25.000 / buah itu telah
menjadi produk ekspor yang menjanjikan. “karena kualitasnya bagus,
tungku-tungku itu sekarang tak hanya di jual pada pasar nasional saja, tetapi
juga jadi komoditi ekspor yang menjanjikan”. jelas pak Lurah ketika saya tanyai
terpisah seputar pembuatan tungku di
bagian belakang dekat kediamannya tersebut.
setelah di cetak, dibentuk (diprofil) dengan alat hingga berwujud tampilan lebih rapih |
tungku kualitas ekspor |
Pak
Lurah pun menjelaskan beberapa warga di desa Braja Luhur kini aktif
mengembangkan usaha pembuatan tungku dengan kualitas terbaik. Terlebih adanya
dukungan nyata dari Ibu Bupati Lampung Timur dan segenap jajaran pemerintah
kabupaten Lampung Timur dalam pengembangan produksi tungku di desa Braja Luhur.
Kini,
usaha pembuatan tungku di desa Braja Luhur telah menjadi kebanggaan masyarakat
selain upaya bercocok-tanam. Meski beberapa kawasan lain di kabupaten Lampung
Timur juga telah melakukan produksi tungku lebih dulu.
Sebagai
suatu kebanggan masyarakat, bentuk tungku dijadikan icon desa dalam wujud menara tungku yang letaknya dekat dengan
lapangan desa Braja Luhur.
Tungkunya miri[ yang digunakan para penjual nasi angkringan, hanya beda kualitas hehehehhe
BalasHapusketebalan tungku yang aku lihat bagus ...wajar kalau jadi komoditas ekspor andalan
HapusBro indra..ad no contacts produsen by GK ..info dunk
HapusSatu lagi kebanggaan ya Mas Indra, next ajak ke sana lagi ya buat explore hehehe... Kangen lampung jadinya.
BalasHapusdatanglah ke mari...backpack aja kabari aku insyaAllah aku temani ke tempat tempat kece lainnya...
HapusKalau pesan bisa dikirim Ndak ya??saya disumbawa NTB
HapusBaru tau kalau Tungku ternyata dieksport juga :)
BalasHapusbegitu penuturan mereka di lokasi kejadian :)
HapusSerius cuma 25ribu? Jirrrr murah banget! Ekspornya ke mana, Mas? Euh klo deket bandung mah mau da beli
BalasHapusia... aku juga beli 4 ..buat kasih ke mertua
HapusMinta no hp kak, mau buat jual lg
Hapusdibentuk aja butuh waktu 5 hari pengeringan dan lanjut dua malam.. itu untuk satu tungku.. kebayang kalau 300 .. usaha kayak gini udah mulai langkah orang cari ya bang. pengennya yang praktis2 gitu.
BalasHapusjadi kebayang adegan film Ghost yang lagi asik bikin tembikar :D
hahahhaha film Ghost emang legend!!!.... mereka sekali buat masal bisa 50 buah dalam 3 hari pembuatan
HapusSiapa yg sangka ternyata tungku yg berbahan abu sekam ini menjadi salah satu produk ekspor kebanggaan Indonesia terutama masyarakat lampung ya.
BalasHapusmembanggakan yaaa..hehehe
Hapuswah keren ini tungkunya. bentuknya mirip kompor gitu ya, bayangin masak pake itu, pasti lbh sedap :)
BalasHapusbeberapa warga masih menanak nasi pakai tungku itu...
Hapusjadi pengen ke lampung euyy
BalasHapusdatang lah..kabari aku nanti aku dampingi.
HapusTungku, Tungku apa yang ada di lampung? Tungku Braja Luhur hehehe ....
BalasHapusMenariknya ngulik pembuatan tungku
lucu banged sih kakak ini..gemeeesss deeeccchhhh
HapusKeren yaa usaha tungku bisa mengangkat perekonomian suatu daerah..sukaa..
BalasHapusia mbaaa.... senang aja kalo product lokal bisa juga me-nasional bahkan internasional...
HapusAku pikir itu pot tanaman. :) Ternyata tungku. Aku ngeri kalo datang ke sana, tungkunya pecah satu. :(
BalasHapusAyunan yang tergantung aja bisa putus yaa..apalagi tungku yang terbuat dari tanah liat pasti pecah berkeping-keping yaaa hahahhahahaha..Oopss!!!
HapusBagus programnya, Village Carnival. Jadi bisa tahu dan ikut promo perekonomian lokal. Good!
BalasHapusLampung Timur sedang giat giatnya buat banyak event event kece mbaaaa
HapusBaru tau tungku bisa diekspor. Bagus-bagus lagi bentuknya
BalasHapusNah, kapan lagi neh kita ke lamtim kak
BalasHapusKalo mao beli dan dikirimkan ke tangerang ada kontaknya kak?
BalasHapuskontaknya gan
BalasHapusaku mau pesan, bisa kirim2 keluar daerah gak..
Aku mau pesan bs k dijateng
BalasHapusBoleh tahu. Alamat Lengkap. Orang yang bisa dikontak di BL (WA)/HP Siapa. Terimakasih. Terimakasih 🙏🙏
BalasHapusBisa minta no hp pengrajinnya kak? Sy mau buat jual lg.
BalasHapusMau pesan mas,,ada kontaknya ??
BalasHapusmaaf bertanya mohon di jawab saya sudah beli 2 buah ada yang lobang atasnya tepi 3 ada yang 4 mohon dijelaskan beda fungsinya
BalasHapus