Apakah
kamu termasuk tipe orang yang suka extended
saat bepergian ?. Kalau ia, maka kita sama!,
hehehe. Saya suka memperpanjang waktu kunjungan saya di suatu kawasan,
terlebih jika urusan utama telah selesai. Jadi, masa extended itu seperti bonus yang saya berikan pada diri sendiri lalu
saya nikmati sesuai keinginan hati.
Bangunan khas Bornoe yang telah diberi sentuhan modern |
Sejak
mendapati diri menjadi bagian dalam trip ke Sabah bersama beberapa travel
blogger Indonesia lainnya, saya mengusulkan pada mba Evi dan Salman – rekan
blogger yang telah saya kenal sebelumnya, untuk melakukan extend di Pontianak setelah perjalanan ke Sabah dan Sarawak
berakhir.
Tandang
ke Pontianak telah ada dalam rencana perjalanan saya sebelumnya. Berawal dari
mengenal sosok Wiga – duta wisata Kalimantan Barat dan juga Puteri Pariwisata
Kalimanatan Barat yang saya temui kala saya tergabung dalam Asosiasi Duta
Wisata Indonesia (ADWINDO). Meski rencana tinggal rencana. Tapi sang Pencipta
maha baik, mengaitkan keinginan demi keinginan dengan beragam kemungkinan yang
tak pernah terfikirkan sebelumnya.
Jadi,
saat bertemu 4K saat extended di Pontianak. Apa sih 4K itu?, simak terus uraian
saya ini yaa …
bersama Wiga |
KAPUAS – ICON PONTIANAK
Siapa
yang tak mengenal sungai Kapuas?, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kawasan Pontianak. Bahkan kata Pontianak yang berarti Kuntilanak itu konon tak
lepas dari kisah sang pendiri – Syarief Adburrahman Alkadrie yang mendapat gangguan
dari hantu kuntilanak saat menyusuri sungai Kapuas.
Sungai
Kapus juga menjadi sungai terpanjang di Indonesia. Dengan panjang sungai
mencapai 1,143 km dan telah menjadi bagian dari kehidupan penduduk Kalimantan
Barat yang beragam. Mulai dari suku Dayak, Bugis, Tionghua, Jawa, Madura.
salah satu sudut sungai Kapuas |
sisi dari taman Alun kapuas |
Jika
tandang ke Pontianak, tak lengkap rasanya bila tak menikmati suasana sore di
sepanjang sungai Kapuas dengan menaiki kapal besar. Bila sore hari, pengunjung
dapat menikmati suasana Kapuas mulai dari Taman Alun Kapuas atau Taman Korem
karena jaraknya berseberangan dengan letak kantor Korem. Puluhan warga Pontianak pun menikmati moment
sore di bibir dermaga. Beberapa diantaranya nampak menikmati sore bersama kapal
yang selanjutnya menyurusi ruas sungai
hingga terlihat beberapa bangunan menarik dan bersejarah diantara rumah warga
dibantaran sungai. Sebut saja Istana Kadriah dan masjid Jami’ Sultan Syarief
Abdurahman. Sungguh indah pesona sungai
Kapuas hingga diabadikan menjadi bagian dari lambing kota Pontianak.
hamparan sungai Kapuas dan wujud Masjid Jami' |
KULINER KHAS PONTIANAK
Terasa
kurang lengkap lah bila tandang ke suatu kawasan tanpa menikmati kuliner lezat
khas kawasan tersebut. Begitupun Pontianak. Wiga dan kak Dodon sendiri telah
banyak berkisah soal beragam jenis makanan lezat dank has di Pontianak. Itulah sebabnya setelah urusan bagasi kelar. Wiga dan kak
Dodon langsung memandu selera bersantap kami pada beberapa sajian lezat khas
Pontianak.
Bubor Padas |
Ce Hun Tiaw |
Kuliner
pertama yang di perkenalkan Wiga dan kak Dodon pada saya, mba Evi dan kak
Salman adalah Bubor Padas. Serupa
namanya, Bubor Padas merupakan jenis bubur nasi bercampur sayur mayur dan rempah
nan khas. Merunut sejarahnya, Bubor
Padas berasal dari kabupaten Sambas.
Saat masa penjajahan Jepang, para pejuang Sambas kehabisan bahan makanan.
Kemudian kesultanan Sambas berinisiatif mengumpulkan seluruh bahan makanan yang
tersisa. Maka terkumpullan besar beserta sayur mayur dan beragam jenis bahan
makanan lainnya yang selanjutnya diolah jadi satu menjadi sajian bubur. Konon,
komposisi dari Bubur Padas terdiri dari 44 jenis bahan campuran yang terdiri
dari ; Umbi-umbian, kacang-kacangan dan sayur-mayur. Seiring waktu, jumlah
komposisi sayur mayur dalam Bubor Padas pun mengalami perubahan, mengingat
ketersediaan sayur mayur yang semakin hari semakin terbatas. Tetapi Bubor Pada
identik dengan daun kesum.
Kopi Asiang dan wujud Pemiliknya |
sajian Kopi Asiang yang laris itu |
Selain
Bubor Padas, Beberapa jenis kudapan ;
mulai dari Ce Hun Tiaw – yang merupakan muniman segar terdiri dari hun
Tiaw, kacang merah, ketan hitam, bongko
berkuah santan segar dengan gula merah dan es batu menyegarkan. Yang tak boleh
dilupakan adalah tandang ke deretan kedai kopi yang menjajakan sajian kopi
pilihan terbaik juga layak dicoba. Kini,
menikmati secangkir kopi menjadi gaya hidup sehari-hari masyarakat Pontianak.
Warung kopi mulai banyak bermunculan di
beberapa jalan-jalan protokol di kota Pontianak. Tapi kedai kopi yang sensasional dan layak di
kunjungi jika ke Pontianak adalah Warung Kopi Asiang yang terletak di jalan
Merapi yang buka sejak pukl 3 pagi!!.
Selain menawarkan cita rasa kopi yang lezat, Kedai Kopi milik pak Asiang
ini juga menyajikan keterampilan pak
Asiang meracik kopi pada para pengunjung dengan tampilan personalnya yang
menarik disimak.
tampilan tampak depan kedai Kopi Asiang |
KHATULISTIWA NAN MEMESONA
Pontianak
terkenal sebagai kota Khatulistiwa karena dilalui garis lintang nol derajat bumi.
Tepat di Siantan – bagian utara dari kota Pontianak terdapat Tugu Khatulistiwa yang dibangun tepat pada
titik garis lintang nol derajat bumi.
Jadi saat mengujungi Tugu Khatulistiwa, kita berada persis pada titik tengah
yang memisahkan belahan bumi utara dan selatan.
Tugu
Khatulistiwa merupakan destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat tandang ke
Pontianak, selain hanya 12 negara di dunia yang dilintasi garis khatulistiwa, di
kawasan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya ini dapat melihat diri sendiri tanpa bayangan
meski diterpa sinar matahari.
Gedung Tugu Khatulistiwa |
Tugu Khatulistiwa |
Bila
tandang pada Maret dan September, kamu akan menyaksikan perayaan Hari Kulminasi
Matahari di Tugu Khatulistwa. Hari Kulminasi merupakan titik dimana matahari
tepat berada diatas garis Khatulistiwa. Jadi saat fenomena alam tersebut
berlangsung, bayangan tugu akan ‘menghilang’ selama beberapa detik meski
diterpa matahari langsung.
Dalam
kawasan Tugu Khatulistiwa terdapat dua jenis tugu. Tugu yang asli berukuran
lebih kecil terdapat dalam komplek bangunan tugu khatulistiwa yang berukuran
lebih besar. Jadi bila ke Pontianak, sempatkan tandang ke tugu Khatulistiwa
yang bernilai sejarah tersebut. Karena tandang ke kawasan Tugu Khatulistiwa tidaklah
dipungut biaya.
PHOTO karya mba Evi |
style photo ke Kinian yang kurang Kini |
KERAMAHTAMAHAN WARGA
PONTIANAK
Pontianak
pun terkenal dengan sikap yang ramah dan terbuka bagi pendatang. Itulah
sebabnya, ada multi etnis dan agama dalam cakupan wilayah Kalimantan Barat. Dan menariknya, segala etnis dan agama di
Kalimantan Barat hidup rukun berdampingan.
Jadi tak
heran ketika saya, mba Evi dan kak Salman tandang sesaat di Pontianak langsung
mendapat teman teman pejalan yang menyambut kami dengan ramah. Rekan – rekan dari
Buda’ Pontianak – komunitas blogger
Pontianak berkumpul bersama di kedai kopi sembari bicara banyak seputar
aktivitas mereka sebagai anak muda yang gencar memperkenalkan potensi terbaik
dan keunggulan daerah melalui sosial media dan postingan blog mereka.
Jadi
tunggu apalagi, meski sengatan matahari
begitu terik, tapi akan kamu dapati keindahan dalam keberagaman di Pontianak nan
unik dan tiada duanya.
bisa nih kalau ada long weekend kabur sejenak dari batam ke pontianak
BalasHapusemang hits banged kakak senior ini kalo soal trip ...hhmm...aku aja pengen banget eksplore banyak di batam. dulu banged kalo ke batam cuma transit sebelum ke Spore or KL gitu.... kapan waktu mau lama dikit laahhh
HapusAku beneran baru tau kalau Pontianak itu artinya Kuntilanak #mendadakhoror hehe.
BalasHapusCe Hun Tiaw tampak seger dan jadi pengen nyobain buburnya. Luar biasa ternyata bahan-bahannya sampai 40an jenis. Thanks for sharing Kak.
aku pun awalnya tak percaya kalau Pontianak itu berarti Kuntilanak. btw Bubor Padas itu enak bangeddd lhoo.. hehehehe
HapusFoto2ku di Ponti hilang semua, teledor waktu backup ke kompi. Kirain sudah semua, begitu selesai mindahin file asli langsung aku haous dari DF card. Eh gak tahunya yang di ponti banyak tak ter-backup. Intumg Sabah dan Sarawak aman semua
BalasHapusAssstttaaaggggaaaaa......sedih sekali hilang moment photo di pontianak...hhmm... ya untung Sabah Sarawak aman yaaa.... itu tandanya kelak akan ke Sabah dan Sarawak lagi via Pontianak lagi heheheheh
HapusAku ingat SMP pernah gambar tugu khatulistiwa ini sebagai tugas sekolah, dan dapet nilai bagus. Dulu udah takjub banget karena penasaran titik khatulistiwa itu kayak apa hehe.
BalasHapusSungainya bersih ya bang. Kayaknya sungai Musi kalah nih >.<
omnduut.com
tandan ke pontianak itu menyenangkan. terlebih banyak makanan enak enak dan terjangkau...meski terik nya matahari kayak mau ngajak berantem...kebayang di neraka ahahhahahahahhahahahahahaha....soal tugu katulistiwa aku sih suka karena ada kisah sejarah yang bisa aku simak di bagian dalam gedung nya
Hapuscen hun tiaw dan kopi .. ah nikmat..
BalasHapusyesss...segar banged kalo siang bolog ...
Hapus