Upaya
pemerintah Lampung Timur tampaknya tidak main-main soal gelaran Festival Way
Kambas tahun 2017. Jauh sebelum gelaran akbar berlangsung, beberapa kegiatan
menjadi bagian dari rangkaian event tahunan kabupaten Lampung Timur
tersebut. Mulai dari beragam cabang perlombaan
hingga festival – festival pendukung yang pada akhirnya bermuara pada gelaran
puncak Festival Way Kambas 2017.
LOGO Event Festival Way Kambas 2017 |
Bagi
saya, menjadi bagian dari Festival Way Kambas adalah kebahagiaan tersendiri. Meski
telah berkali-kali ke pusat Pelatihan Gajah (PLG) dan kawasan yang telah dikukuhkan
sebagai ASEAN Heritage tersebut, tetap saja ada sensasi yang menyenangkan
setiap tandang ke Taman Nasional Way Kambas.
BERTEMU HARAPAN DALAM JEJAK PETUALANG
Beberapa
minggu sebelum Festival Way Kambas berlangsung. Bang Deni dan bang Mansyur –
dua sosok perwakilan pemerintah Lampung Timur menjalin komunikasi yang intens
termasuk bincang langsung yang kami lakukan untuk menemukan formula promosi
gelaran Festival Way Kambas. Saya pun tidak sertamerta memutuskan, tetapi
meminta arahan pada komunitas GENPI Lampung yang tentu kelak akan memberi
sentuhan baru pada rangkaian acara. Kesepakatan pun didapat. Saya bersama Genpi Lampung lalu rekan rekan
blogger Lampung perwakilan tiap kabupaten termasuk Tapis Blogger menjadi bagian
dari tim blogger yang dihadirkan dalam gelaran Festival Way Kambas 2017. Tak
tanggung-tanggung, group blogger yang dikomandoi bang Deni – Dinas KomInfo
Lampung Timur itu diberi tajuk ‘Jejak Petualang’.
Sesuai
dengan namanya, Jejak Petualang adalah Trip khusus para blogger, videographer,
vloger dan photographer berjumlah 15 orang yang dikemas dalam bentuk
petualangan. Tapi bukan Petualangan Sherina ya,..hehehe. Sejak awal memutuskan komposisi personil pun,
saya selalu mewanti-wanti melalui group Whatsapp
agar berkenan menerima segala konsekuensi dari perjalanan yang dikemas dalam
wujud petualangan tersebut. Ya, salah satunya berkenan menerima fasilitas yang
tak mewah,. Ya, kalee, ada hotel
mewah lengkap dengan fasilitas perkotaan dalam Taman Nasional. WeW!!.
Jiwa
Petualangan dimulai dengan kunjungan kami ke Suaka Rhino Sumatera (SRS). –jujur
saya, saya, bahkan nyaris semua orang dalam rombongan Jejak Petualang sangat
girang bukan kepalang ketika tahu akan tandang ke Suaka Rhino Sumatera. Yaelaahh… mau ketemu badak aja girang!. Eiiittsss… jangan salah Chuy!!, Tak sembarang orang bisa masuk
kawasan SRS, karena SRS itu kawasan konservasi. Dan sebagai kawasan konservasi
tentu saja tidak sembarangan orang bisa masuk. Bahkan, konon kabarnya, untuk
masuk kedalam kawasan SRS, harus mengantongi izin resmi sesuai dengan kebutuhan
kawasan hingga melampirkan surat keterangan sehat dari dokter hewan!. WOOW…!!! Segitunya, mau ketemu
Badak??!!, Ya, ia laaahh… Badak kan
hewan yang langka, karena langka maka harus dijaga.
Hhhmm.. sepertinya, saya kelak akan uraikan
lebih jelas soal SRS dengan judul terpisah ya.
Yang penasaran, harap bersabar. Nantikan judul tulisan selanjutnya yang
berkenaan dengan Festival Way Kambas 2017. Yang jelas, saya dan semua teman
dalam Tim Jejak Petualang sangat senang dan bangga mendapat kesempatan menemui
Badak bernama Harapan dengan berat mencapai 800 kilogram, meski hanya 20 menit sahaja!!!. Tiada mengapa, yang penting
sudah photo-photo dan lihat langsung!. Kapan lagi khaaann…?!!!.
ARAKAN GAJAH menuju tempat acara |
MERIAH MESKI HARUS BANYAK BERBENAH
Usai
melihat badak secara langsung dengan waktu hanya 20 menit itu, saya dan rekan
rekan blogger diarahkan menuju lapangan luas di bagian dalam dari Taman
Nasional Way Kambas sebagai lokasi pelaksanaan pembukaan Festival Way Kambas
2017. Kondisi lapangan belum begitu
ramai kala itu, meski beberapa panitia terlihat berbenah jelang beberapa jam
acara pembukaan. Sebuah panggung megah
berdiri di sudut lapangan dengan beberapa booth
pendukung berada di kiri dan kanan panggung utama nan megah tersebut. Ternyata
ada banyak produk unggulan kabupaten Lampung Timur yang turut dipamerkan
memeriahkan gelaran pembukaan Festival Way Kambas.
Tak
lama berselang, Ibu Bupati beserta jajaran hadir di lapangan dan langsung
kebagian belakang panggung utama untuk menghadiri lomba memasak nasi goreng
dengan bahan dasar tiwul. Kreatif!. Suasana semakin meriah karena ada artis
Cinta Penelope dan Krisna Mukti, hhmm..
awalnya saya tak menyadari ada artis. Sampai beberapa ibu dan remaja puteri
ber-swa-photo bersama mereka.
panggung utama |
suasana riuh campuran antara peserta pawai dan penonton |
Usai
pengumuman pemenang dan bagi bagi hadiah di booth lomba nasi goreng berbahan
dasar tiwul. Ibu Bupati dan rombongan menuju panggung utama untuk mengikuti
rangkaian acara. Hal unik terjadi ketika saya dan rekan-rekan berkumpul di
bibir panggung, ibu Bupati menghampiri kami dan terjadilah swa-photo seru
sebelum acara pelantikan Masyarakat Petani Organik Indonesia kabupaten Lampung
Timur berlangsung. Dilanjutkan dengan
diskusi dan kemudian makan siang yang tempat pelaksanaannya berjauhan dari
letak panggung utama. Lumayan kebingungan juga saat cari tempat yang dimaksud.
Tak ada petunjuk arah apalagi penjelasan tempat melalui pengeras suara. Meski saya dan rekan-rekan blogger sempat
salah arah, kita sih oke-oke saja, soale inget tajuk acara ; Jejak Petualang, anggep aja sebelum makan siang cari Jejak
dulu lah ya, hehehe….
Usai
makan dengan hidangan lezat (malah saya sempat nambah), hehehe. Acara pembukaan pun segera dimulai. Diawali dengan Iring-iringan gajah menyusuri
jalan dari bagian depan kawasan taman nasional menuju panggung utama. Jujur
saja, saya mengagumi iringan gajah yang tampak kolosal tersebut. Terlebih ada
sosok familiar duduk di punggung gajah yang terlihat menikmati momen
menunggangi gajah siang itu. Pak Ketua Umum DPP PKB Muhaimin
Iskandar tampak pada gajah dibarisan depan, kemudian Gubernur Lampung dan Ibu
Bupati Lampung Timur berada di gajah ketiga. Kehadiran iringan gajah sungguh
memukau mata yang memandang. Terlebih ada atraksi pencak Lampung dibagian depan
yang menambah kesan kolosal.
arakan atraksi seni budaya khas Lampung |
para petinggi naik gajah!! |
penting untuk diatur antara pengunjung, pengisi acara dan undangan agar tidak bercampus |
Tapi suasana kolosal di sesi
arakan pada permulaan acara tidak berlangsung lama. Acara yang dipandu oleh dua
ABG itu membuat suasana acara seolah siaran radio. Terlebih penyajian pawai
budaya yang bersamaan dengan suguhan pengisi acara lainnya. Bagai melihat dua
atau tiga sajian dalam satu momen. Yang disayangkan adalah suguhan tari
melinting yang sangat khas Lampung Timur justru tak di imbangi dengan penataan
penonton yang memenuhi sekitar tempat pertunjukan. Karpet hijau yang membentang
di depan podium tamu VIP dikerubuni penonton sehingga mengganggu perhatian tamu
yang duduk tertib di tarup penonton. Yang unik, dalam rentetan acara pembukaan, tak ada atraksi gajah di depan panggung utama, meski Way Kambas terkenal akan gajahnya kan?, hehehe tapi setidaknya bisa photo sama gajah di belakang panggung utama, tempat beberapa gajahyang tadi ber-arak-arakan sedang ngaso, hehehe.
gajah gajah di belakang panggung utama |
Secara keseluruhan, gelaran
Festival Way Kambas 2017 terbilang sukses. Meski tidak melibatkan Event
Organizer, peran jajaran SKPD yang beralihfungsi menjadi penata
acara terbilang apik dalam menangani hajatan besar nan akbar di Lampung Timur. Sebagai penonton yang pernah hadir pada
gelaran Festival Way Kambas tahun tahun sebelumnya, sajian Festival Way Kambas
tahun 2017 jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Semoga tetap dapat dipertahankan. Terlebih
peningkatan suguhan dan kemasan acara ketika
proses pembukaan acara utama berlangsung.
Seru banget yaaa, guyub dan meriah..keren bu bupatinya..
BalasHapusyesss...ruameeee banged.
HapusPengen banget bisa ke Way Kambas, syukur klo tahun depan bisa diajak sama Om Indra :)
BalasHapusyes, next dikabari lagi. kemarin kayaknya aku share di ID COrner juga...tapi yaaa gitu,, covering nya on location. flight ticket cover sendiri sendiri.
HapusSeru sekali tampaknya. Kepengen juga ketemu Badak dan Gajah langsung. Ga semua orang bisa kan ya. Penasaran sama rasa Nasi goreng tiwul. Hahha
BalasHapusSederhana acaranya :) Bandung mah ga ada festival heuheu. Eh ada deng, mirip2 Jember Festival gitu. Bagus lah Lampung, festivalnya menunjukkan identitas daerah sendiri :)
BalasHapusheheheh mari mari ke Lampung...tak ajakin liat gajah langsung di habitat nyaaa
Hapussatu wishlistku yang belum kesampean ya ke way kambas buat lihat langsung pusat gajahnya :)
BalasHapusmari kakak kece...ke Lampung akan ku ajak ke Way Kambas deh..sini sini
Hapus