…” Please, jangan telat ya, jam 6
udah berangkat. Kalau telat kunjungan ke kandang badak batal!!”…
Begitulah
kiranya saya mengingatkan semua tim yang tergabung dalam trip ke Lampung Timur
dalam rangka gelaran Festival Way Kambas 2017.
Susunan
kata yang saya sampaikan di Whatsapp
group itu terkesan kayak emak tiri yaa..hahaha..eh padahal emang!. Hahaha. Semua demi kompak tim untuk ontime di titik kumpul supaya dapat bertemu Badak Sumatera.
bagian dalam di kawasan pengawasan SRS |
What?!!, Badak??, ke Way Kambas ketemu
Badak??!!, serius lu Ndro?!!. Hhhmmm…
Jangan
sok gak tau deh. Dalam kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) itu ada pusat penangkaran dan pengembangbiakan badak sumatera atau yang familiar disebut
Suaka Rhino Sumatera (SRS). Truss, dimana letak istimewanya??.. hhhmm, please jangan Nyinyir mulu yaaaa!!.
Istimewanya,
SRS itu bukan kawasan yang dibuka untuk umum, broh!!. Tak semua orang bisa tandang ke kandang badak dan menengok
aktivitas badak-badak itu. Oohh, yaa?!!. Untuk
dapat masuk kebagian dalam dari SRS, pengunjung harus mendapatkan izin resmi
terlebih dahulu itupun untuk keperluan yang memang ada hubungannya dengan
konservasi badak. Bahkan konon, untuk dapat masuk ke kawasan SRS, pengunjung
juga harus mengantongi surat keterangan sehat dari dokter!.
pagi memulai perjalanan . jam 6.11 Pagi menuju Way Kambas - photo by bang Eka |
kondisi jalan kebagain dalam kawasan SRS |
Karena
prosedural yang panjang dan lumayan njelimet
itulah, saya dan teman-teman trip mempersiapkan diri untuk dapat melihat
langsung badak dalam SRS. Terlebih bang Deni dan bang Mansyur telah
sedemikianrupa mengatur perjalanan kami agar dapat masuk ke dalam kawasan SRS.
Itulah sebabnya kami tidak boleh telat. Karena badak dalam kawasan SRS hanya
berkenan muncul pagi sekali hingga jam 9. Setelah itu, badak badak akan kembali
dalam hutan menjalankan aktivitas mereka sebagaimana biasanya. Hhmmm… Badak aja punya waktu ritual yang
wajib dipatuhi yaa… hehehe. Badaknya hiiittzzzz!!!.
kantor pengawas dan penjaga bagian dalam kawasan SRS |
PERJALANAN MENEMUI BADAK
Dengan
kecepatan maksimal terkendali, mas Estu dan mas Panji yang mengatur kemudi kendaraan
megantarkan kami yang berjumlah 15 orang dari Bandar Lampung ke kawasan Taman
Nasional Way Kambas (TNWK) dengan
selamat. Pukul 08.11 WIB kami tiba di depan plang hijau (sebutan pintu gerabang
utama sebelum masuk dalam kawasan TNWK). Sebelum masuk ke kawasan SRS yang
terbatas tersebut kami diajak sarapan pagi disalah satu rumah warga ‘Bella
Souvenir’ yang jaraknya tak jauh dari Plang Hijau.
Setelah
menyantap hidangan sarapan dengan cekatan, kami lanjut kebagian dalam dari
Suaka Rhino Sumatera (SRS). Selama melaju kebagian dalam, tak ada pengunjung
lain yang kami temui dalam perjalanan. Tumbuhan jenis hutam tropis menghias
dikiri dan kanan jalan. Kondisi jalan kerikil dengan keasrian hutan yang masih
terjaga begitu lekat dalam pandangan.
Usai
20 menit berkendara, akhirnya kami tiba di bagian dalam camp SRS dengan
terlebih dahulu melapor pada bagian pengawas SRS. Kami diterima dengan diberi
arahan sedikit sebelum menengok salah satu badak yang masih berada di kandang.
melihat dari jauh, Badak harapan di luar kandang sedang makan pagi |
HARAPAN DALAM PERLINDUNGAN
Pagi
itu kami diberi izin melihat seekor badak bertubuh tambun nan gagah bernama
Harapan yang merupakan badak jantan sumatera ketiba yang lahir di kebun
binatang Cincinnati Zoo Amerika Serikat pada tahun 2007. Kami diberi kesempatan
hanya 20 menit untuk melihat langsung Harapan diluar kadang a, sebab menurut penjaga kawasan SRS, badak rentan terhadap stress terutama bila mengalami banyak
kunjungan manusia. Itulah mengapa kawasan SRS tidak dibuka untuk umum. Selain itu, kandang badak juga di beri kawat
betegangan listrik 600 voltase pada bagian depan dekat pagar kunjungan sebagai pelindung badak baik dari
serangan luar maupun dari upaya si badak keluar dari kadangnya. Selain menikmati jatah makan rutinnya, badak harapan juga sesekali mendekati kami dan berpose. Tampaknya ia tahu bahwa kami butuh photo wujud nya yang bohai aduhai itu.
Kedatangan kami pagi itu hanya dapat melihat badak Harapan, karena badak
yang lain masih berada dalam hutan sebagaimana kehidupannya. Sedangkan menurut
petugas kawasan SRS, beberapa badak betina sedang dalam masa pemeriksaan
kandungan rutin. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan regenerasi badak
sumatera selanjutnya.
body Harapan yang gagah! |
TUJUH BADAK SUMATERA
Saat
ini, dalam kawasan SRS terdapat 7 ekor badak Sumatera yang masih bertahan hidup setelah ada dua badak yang telah mati
karena usia tua dan sakit. Ketujuh badak tersebut antara lain Bina, badak
betina yang telah menghuni SRS sejak tahun 1998. Badak betina selanjutnya
bernama Ratu yang menempati kawasan SRS sejak September 2005. Rosa adalah nama
badak betina yang juga menghuni SRS sejak 2005.
Selain badak betina, ada pula badak jantan bernama Andalas yang berasa
dari Los Angeles Zoo, Amerika Serikta dan menempati kawasan SRS sejak tahun
2007. Kemudian pada tahun 2012, SRS mendapatkan badak jantan hasil perkawinan
Andalas dan Ratu yang kemudian diberi nama Andatu. Selain itu, ada pula badak
betina kecil yang lahir pada 2016 juga buah perkawinan dari Andalas dan Ratu
dan diberi nama Delilah.
suasana kawasan yang asri mendukung kelestarian habitat Badak Sumatera |
kelompok Jejak Petualang. |
Meski
hanya sempat melihat satu badak jantan bernama Harapan saja, bagi saya
kesempatan langka tersebut jadi suatu pembelajaran dan pemahaman akan upaya
maksimal para pengurus dan penjaga kawasan untuk tetap melestarikan badak
bercula dua yang semakin langka. Tak sia sia rasanya melakoni perjalanan sejak pagi buta dari Bandar Lampung hingga TNWK untuk bertemud engan Badak Sumatera. Semoga upaya-upaya terbaik pemerintah pusat
maupun daerah dapat terus memberi dampak baik bagi kelestarian badak badak
sumatera di Taman Nasional Way Kambas.
Aku "kenal" badak ini duluuuu banget dari Prangko. Seri hewan langka kalau gak salah. Nah, tahun 90-an aja udah dibilang hewan langka, apalagi sekarang. Makanya Bang Indra dan rombongan sungguh beruntung dapat melihat dengan kepala telanjang.
BalasHapusSemoga juga badak-badak yang ada di sana dapat berkembang biar, biar generasi nanti gak hanya kenal hewan ini dari internet, tapi bisa lihat langsung.
@omnduut
Alhmdulilah ya akhirnya bisa berkunjung ke SRS di Taman Nasional Way Kambas. :p
BalasHapusAku jg udah berkunjung lho, Om.
aku belum pernah ketemu badak secara langsung bang, tapi kalo orang yang disebut muka badak udah sering :))
BalasHapusKalau jadi manusia Harapan bisa jadi warganegara AMerika karena lahir disana. Semoga regenerasi badak bisa berjalan mulus ya, demi kelangsungan hidup Badak Sumatera
BalasHapus