Pernah
dengar kata ‘Pulau Kubur’ ? Mungkin pernah. Tahu letak Pulau Kubur di Bandar
Lampung?. Sekilas terdengar janggal dengan nama pulau
nya ya?, meski ada nuansa seram dalam
kata ‘Pulau Kubur’ tapi sesungguhnya nama pulau tersebut tak seseram suasananya
kok. Terlebih kini, Pulau Kubur telah
beralih nama menjadi Pulau Permata. Nah, jika dengar kata ‘permata’ jadi tak
seram lagi kan ?. Dipandu oleh Kabid
Destinasi – mba Eva yang penasaran, jadilah saya dan rekan-rekan seluruh bidang
Destinasi Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung menyambangi kawasan Pulau Kubur
atau yang kini dinamai dengan Pulau Permata tersebut.
|
tanda nama Pulau yang mulai rusak |
Secara
geografis, Pulau Kubur atau Pulau Permata masuk dalam peta administratif kota
Bandar Lampung berbatasan langsung dengan garis administratif kabupaten
Pesawaran dan bersinggungan dengan beberapa pulau-pulau yang jaraknya tak jauh
dari Pulau Kubur atau Pulau Permata. Secara bentuk, pulau yang tak terlampau
luas ini memiliki dua bagian ; bagian tebing berbatu karang dan kawasan pantai berpasir halus yang dapat
dijadikan spot kunjungan wisatawan.
|
hamparan pasar langsung menyambut kedatangan di dermaga kapal berlabuh |
SEJARAH PULAU KUBUR – BANDAR LAMPUNG
Jauh
sebelum kawasan Bandar Lampung dipadati penduduk seperti saat ini, pulau-pulau
kecil yang tersebar dalam bentangan garis pesisir Teluk Lampung itu telah
memilik fungsi sebagai bagian dari aktivitas kehidupan masyarakat nelayan. Di
awal tahun 2000, saya sempat mendapat kisah soal Pulau Kubur yang konon
dahulunya dijadikan tempat pembuangan mayat saat masa penjajahan Jepang. Bahkan sebagian besar penduduk yang tinggal di kawasan pesisir,
Gudang Lelang dan Teluk Betung Selatan memberikan larangan untuk tandang ke
Pulau Kubur karena suasana angker dan kerap terjadi hal-hal mistis didalamnya. “Dulu
memang kawasan ini sepi penghuni. Tak ada kehidupan. Bahkan sering ada suara
suara wanita menangis yang diyakini sebagai mahluk halus.” urai Fahmi – salah satu
penjaga Pulau Kubur yang kini beralih nama menjadi Pulau Permata yang berkenan mendampingi
kunjungan kami siang itu.
Jadi,
bila dulu kawasan Pulau Kubur terlarang untuk didatangi karena angker, tidaklah
sepenuhnya benar. Meski hal-hal mistis disinyalir kerap terjadi. Tetapi penamaan
Pulau Kubur sejak dahulu tersebut bukan tanpa alasan. Mas Fahmi menjelaskan
bahwa selain jadi tempat pembuangan mayat tanpa identitas, kawasan Pulau Kubur
dulunya juga jadi tempat pembuangan abu dalam ritual tionghua.
|
suasana pantai yang nyaman dan lengang |
KUBURAN TANPA IDENTITAS SEPANJANG 2
METER
Yang
paling nyata, di Pulau Kubur yang kini bernama Pulau Permata tersebut memang
terdapat Kuburan yang hingga kini masih belum diketahui identitasnya. “satu
berada diatas bukit, satunya di bibir pantai dekat ayunan” jelas mas Fahmi memandu
kunjungan saya dan rekan-rekan siang itu. Meski medan tempuh untuk melihat
kuburan yang konon panjangnya 2 meter tersebut tidaklah mudah, tapi saya dan
rekan-rekan tetap antusias untuk melihat kondisi makam secara langsung.
|
tracking ke bagian perbukitan menuju lokasi makam |
|
mas Fahmi - pendamping kami - kalo mau ke Kuburan pakai pendamping yaa... |
Usai
melakukan tracking ringan kebagian
perbukitan yang tak terlampau terjal, saya dan rekan rekan melihat langsung kuburan
yang panjangnya 2 meter di bagian perbukitan dalam kawasan Pulau Kubur atau
Pulau Permata tersebut. Sesaat kami terdiam melihat kondisi nyata kuburan yang
panjang bentuknya lebih panjang dari bentuk kuburan di pemakaman umum. “Banyak
yang bilang ini makam orang Belanda masa penjajahan” mas Fahmi menjelaskan pada
kami. “Tapi ada pula tokoh adat yang bilang ini kuburan pejuang kemerdekaan di
bumi Lampung jaman penjajahan dahulu” urai mas Fahmi serius.
Apapun
penjelasan mas Fahmi, saya dan rekan-rekan meyakini makam tanpa identitas di
batu nisan itu tentu keramat. Tak ada identitas yang dapat menerangkan siapa
empu-nya jasad dalam kuburan tersebut. “batu nisan rapih ini merupakan upaya
masyarakat adat dan tokoh agama dikawasan Teluk Betung” jelas mas Fahmi soal
kondisi nisan yang rapih berwarna hijau.
|
kuburan keramat sepanjang 2 meter |
MAKAM KECIL PINGGIR PANTAI
Usai
melihat langsung makam yang panjangnya 2 meter tersebut, saya dan rekan-rekan
kembali kebagian bawah dengan melanjutkan langkah kaki kebagian lain dari
kawasan Pulau Permata. Bila sebelumnya kami menyaksikan langsung bentuk kuburan
yang menjadi alasan masyarakat dahulu memberi
nama pulau dengan nama Pulau Kubur, selanjutnya, mas Fahmi mengajak kami
menyusuri jalan setapak menunju sisi lain dari pulau yang lebih berbatu.
Dalam
perjalanan menuju bebatuan, mas Fahmi menjelaskan sebuah kuburan kecil yang
letaknya tak jauh dari posisi ayunan. Tepatnya di bibir pantai dengan bentuk
makam berupa undakan bebatuan. Sekilas terlihat bagai bentuk batu karang. Tapi
bila diperhatikan secara seksama akan terlihat berupa makam kecil. Posisi
ayunan yang sengaja dibuat berdekatan pun seolah memberi fasilitas bermain bagi
arwah kecil yang ada dalam makam kecil tersebut (mungkin). Imajinasi saya
kemudian berpendar keawan-awan. Hhhmm… skip!!.
|
mainan si adik...hhmm..... |
PIJAKAN KAYU INSTAGRAMABLE
Setelah
melihat langsung dua makam yang memang ada dalam Pulau Permata, maka
terbuktilah alasan masyarakat dahulu memberi nama pulau ini dengan sebutan
Pulau Kubur, karena memang ada dua kuburan yang terlah terbukti keberadaannya.
Selain makam-makam lain yang bisa jadi tak terlihat secara bentuk karena kisah
pembuangan mayat dalam masa penjajahan masa lalu.
Meski
sempat merasa bergidik saat mas Fahmi menguraikan kisah-kisah yang berkenaan
dengan dua makam di Pulau Permata, tapi justru ending dari tracking kami jadi momen bahagia kala melihat sebuah Boardwalk – sebuah titian kayu yang menghubungkan kawasan bebatuan Pulau Permata
ke bagian laut lepas. “pijakan kayu ini
belum jadi 100 persen” terang mas Fahmi. Mas Fahmi menjelaskan bahwa pembangunan
masih akan berlanjut bersamaan dengan penambahan fasilitas memadai lainnya. Meski belum rampung secara utuh, titian kayu
tersebut jadi spot photo beragam sesi. Sungguh Instagramable!!. “spot photo menarik, terlebih saat sunset atau
sunrise” ujar mas Fahmi yang berkenan dimintai jadi juru gambar kebersamaan
saya dan rekan-rekan siang itu.
Terbayang pula serunya berpose di boardwalk
ini ketika cuaca mendukung. “beberapa kali ada pula yang photo prewed disini..” ungkap mas Fahmi pada
saya.
|
Broadwalk yang menawan |
|
sungguh spot photo yang menarik |
|
photo bersama satu Tim Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Kota Bandar Lampung. |
|
spot instagramable!! hehehe |
PULAU KECIL DENGAN FASILITAS MEMADAI
Untuk
tandang ke Pulau Permata, pengunjung bisa mengaksesnya dengan kapal kecil dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lempasing atau
pantai Queen Artha, dapat pula dari Pantai Tirtayasa dengan biaya 10.000 rupiah
per-orang. Jaraknya tidaklah terlampau jauh. Dari posisi TPI Lempasing saja,
Pulau Permata telah terlihat mentereng!.
Pemberian
nama Pulau Permata baru saja dilakukan dalam kisaran waktu 4 tahun terakhir. Dengan alasan bentuk pulau yang kecil bagai
permata. “Pemberian nama ‘permata’ pada pulau sebagai daya tarik pengunjung tandang
ke pulau kecil ini, daripada diberi nama pulau Kubur” jelas mas Fahmi.
|
dermaga dan pasir pantai nan memukau |
|
pondokan dan kursi santai nyaman bagi pengunjung |
Fasilitas
penunjang dalam kawasan pun masih dalam tahap pembenahan di dua tahun terakhir.
Jadi sebenarnya, kawasan Pulau Permata terbilang kawasan pantai kunjungan yang
baru saja dibuka untuk umum. Masuk
kedalam kawasan Pantai Permata, pengunjung membayar 10.000 rupiah dengan sewa
pondok-pondok untuk istirahat senilai 30.000/pondok. Penataan yang rapih dengan
hamparan pasir yang halus menambah kenyamanan berlama-lama di Pulau Permata.
Selain hamparan pasir yang seru buat photo photo kamu juga bisa melakukan
tracking atau memancing di kawasan pulau Permata. Meski pihak pengelola dan penjaga Pantai wajib terus menerus melakukan perbaikan pada kawasan sekitar pantai. Termasuk meningkatkan kebersihan pantai hingga perbaikan tanda nama pantai yang telah mulai rusak.
|
asik sebagai tempat leyeh leyeh yaa bukan tere liyeeh |
|
kawasan kecil dengan fasilitas memadai... |
Tapi buat
kamu yang suka suasana pantai landai dengan suasana tenang tanpa terlalu banyak
pengunjung, silakan datang ke Pulau Permata yang aksesnya sangat mudah dari pusat
kota Bandar Lampung. Meski begitu tetap
jaga sikap dan tutur kata selama berada di kawasan Pulau Permata yaa, termasuk jaga kebersihan dan
keasrian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan agar pulau yang
tidak luas ini tetap asri dan nyaman untuk terus dikunjungi.
Seruuuuuu yaaa, aku suka pantai yang begini. Bukan pantai yg riuh. Thanks infonya bang
BalasHapusuntungnya aku datang saat Senin, coba aja kalo weekend atau libur nasional atau tanggal merah, pasti padaaattt rameee sumpeeekkk orang hahahahahah
HapusKok Pulau Kubur ini lucu. Tapi kece juga sih, biarin aja orang bilang angker, biar pulau ini ga rame dan kotor. Ajak aku ke sana dong Om. :))
BalasHapusMari ke Lampung lagi.... aku siap jadi tour guide laah tenang ajaaa selama tak benturan sama jadwal jadi biduan.
HapusMantab..jd kangen pantai di
BalasHapuslampung
merantau mu jauh sekali yaaa kakak..hehehehe
HapusDuh wisata mistis kayak gini emang gimana gitu, tapi nyari sisa sejarah itu memang salah satunya dari kuburan .....
BalasHapusemang agak bergidik gimana gitu..tapi kan Rose pemberani yaaa Rose..?!!! wkwkwkwkwkw
HapusPantainya cantik sekali
BalasHapusTapi liat foto ayunan itu kok aku agak bergidik ya
Mungkin sebaiknya gak perlu tau klo itu buat si adik dalam kuburan
wkwkwkw...konon dibuatnya ayunan itu supaya si adik tidak kemana mana mainnya... jadi dia di kasih spot khusus gitu ....hhhmmm....
HapusLampung mempunyai daya tarik banyak ketika mereka menawarkan pantai. Selain itu untuk akses dan transportasi ke sana pun jauh lebih mudah. Tinggal bagaimana pihak dinpar Lampung membaca peluang tersebut.
BalasHapusyes semoga segala pihak berupaya maksimal termasuk saya yang cuma orang biasa ini bantu bantu promo dikit ..sukur sukur kalau ada yang minat... thanks for advice nya.
HapusApa potensi terbesar pulau permata ini kak Indra?
BalasHapuswisata bahari, water sport, photography, videography, event, dll....detail di tulisan blog telah saya urai dalam bentuk penuturan berdasarkan kunjungan.
HapusJadi inget kuburan keramat di Pulau Pisang, kayaknya yang di sana jauh lebih tua ya bang. Aku setuju penggunaan nama baru, walaupun nama lama lebih "menjual" hehehe. Semoga pulau ini tetap terjaga kecantikannya :)
BalasHapuskalau makam keramat di Pulau Pisang itu jauh lebih senior kayaknya... dari wujud makam saja terlihat... sebenarnya ada dalam pulau kecil bersih ini tetiba ingat suasana seram film air terjun pengantin,, wkwkwkwkwk ....
HapusInilah pentingnya rebranding. Dari kedengarannya seram jadi keren.
BalasHapusyess betul, setuju kakak....Permata lebih memikat ketimbang Kuburan yaa hahahahah
Hapuskemarin pas balik dari pulpis ada "yang tak kasat mata" ikut balik ke Palembang bang :))
BalasHapusnah lhoooo....wkwkwkw...serem amat..semoga gak gentayangan yaaaa..heheheh
HapusMas Indraaa, pijakan kayunya bagus ya itu... Nanti kalo saya ke Lampung lagi, ajak ke sana ya.. Hehehe
BalasHapusDatang ke Lampung kabari aku nanti tak ajak kesana,,,, dan tempat tempat kece lainnya...
HapusAsyik. Nambah lagi nih tempat wisata keren di Lampung. Kayaknya bisa nih om Indra jadi guide-nya 😊
BalasHapusMisterius ya, tapi sebenernya kalo dilihat dari foto-fotomu, Pulau Permata ini indah sekali ya pemandangannya. Bersih.
BalasHapusCheers,
Dee - heydeerahma.com
Hem.. Nggk kebayang. Aku pernah ayunan di ayunan itu.. Nggk tau klau ada mkmnya dideket nyaa.. Jelasnya di sblh mna ya kak makamnya . ? Soalnya samping kirinya emang batuan
BalasHapusKalo mau ke pulau permata,enaknya dr lempasing atau queen arta ya kak?
BalasHapusternyata pulau permata ini yang pernah hadir di dalam mimpi saya , saya melihat sebuah pulau di tengah pulau ada kuburan tua di daerah lampung....
BalasHapus