Rencana
bangun pagi tinggallah rencana. Alarm yang di setting memang berbunyi, tapi saya dan Adul memilih melanjutkan
tidur. Alarm bertugas, saya dan Adul
pun menuntaskan hasrat tidur!, hehehe.
Buat kamu yang belum pernah ke Liwa – Lampung Barat, kelak akan merasakan
bagaimana udara di Lampung Barat itu menjamin kenyamanan tidur dan kenikmatan
makan kamu!. Yes, di Liwa kamu akan
enak makan, enak tidur. Buktikan Sendiri.!
Kawasan Sekuting Terpadu - Liwa - Lampung Barat |
Meski
terbilang telat 2 jam dari rencana semula, Bang Eka sempat memberi waktu pada
saya dan Adul mengabadikan Kawasan Sekuting Terpadu – lahan luas yang
didalamnya terdapat Islamic center,
pusat olah raga dan tentu saja acara-acara akbar kerap digelar dalam Kawasan
Sekuting Terpadu tersebut. Dan yang menarik adalah tugu Sekura lengkap dengan
atraksi panjat pinang layaknya acara dalam agustusan. Itulah enaknya jalan
dengan orang-orang yang selera photonya bagus, setiap ada objek menarik pasti
berhenti sejenak. Cekrek, Posting!!.
Kami
sempat singgah sesaat dikediaman bang Endang, termasuk juga rehat sesaat di
desa Sukabumi - rumah orang tua dari Mamak Oenchu, sebelum kemudian konvoi menuju
kawasan Suoh. Jadi team yang berangkat pagi
itu adalah ; Bang Eka sebagai ketua
regu, bang Endang bintang endorse Herbalife, bang Hendra sebagai kuncen kawasan
Suoh, Mamak Oenchu sebagai penunjuk
jalan, Kang Sony – kuncen LIPI Lampung Barat, Anja dan Rizal – dua anak muda pencari cinta, bang Goen – yang konon telah 18 tahun
tiggal di Liwa tapi belum pernah ke Suoh, lalu Saya dan Adul – dua onggok traveler yang merepotkan. Dalam
perjalanan, tak lupa saya berdo’a agar diberi keselamatan dan cuaca yang cerah.
Rumah Panggung Khas Lampung Barat di pekon Sukabumi |
KONDISI TEMPUH MENUJU SUOH
Saya
pribadi terbilang telat tandang ke Suoh setelah puluhan pejalan lainnya
mengabadikan diri mereka di Suoh. Tapi kan yang namanya jalan-jalan tak ada
kata terlambat. Toh kisah perjalanan
setiap orang beda beda kan?. Apalagi kalau beneran jalan ya, bukan cuma repost berdasarkan
kisah orang lain.
kondisi jalan menuju Suoh - 6 Desember 2017 |
Butuh
waktu 1,5 jam berkendara sepeda motor
menuju Suoh. Saya digonceng Anja sesekali mengabadikan beragam hal menarik sepanjang jalan. Melalui jalan yang bersinggungan dalam kawasan desa dan tentu saja view menarik sepanjang perjalanan. Mulai dari rumah-rumah panggung
dalam kawasan desa khas Lampung Saibatin, perkebunan dengan beragam jenis
tumbuhan, sungai yang bersih hingga bentangan alam yang mengagumkan mata. Suoh adalah sebuah kecamatan dalam kabupaten
Lampung Barat selain kecamatan Bandar Negeri Suoh sebagai hasil pemekaran.
Dalam kawasan Suoh sendiri terdiri dari 4 Danau yang memiliki pesona
masing-masing, yakni Danau Asam, Danau Belibis, Danau Lebar dan Danau Minyak.
Jalan beton bagus dan view yang kece Mampus! |
Kontur jalan berkerikil |
Akses
menuju Suoh saat ini jauh lebih baik. “… dulu sebelum ada jembatan, kalau mau
ke Suoh ya nyeberang lewat sungai
itu..” ucap bang Eka mengisahkan pengalamannya. Kami berada di jembatan yang
membentang diatas sungai Semaka kala itu – sungai yang menghubungkan kabupaten
Lampung Barat dengan kabupaten Tanggamus. Istirahat sejenak setelah melalui
beberapa desa dengan kontur jalan yang beragam. Mulai dari jenis jalan yang
sedang dalam tahap pembangunan, jalan berkerikil, jalan aspal biasa hingga
jalan aspal beton yang sedang digenjot pengerjaannya oleh pemerintah provinsi
Lampung. Belum lagi kondisi jalan menanjak atau turunan yang curam berhias tebing dikiri dan kanan. Amazing road dah!! Suka tantangan?, ini cocok. Anak Mama?, dirumah aja.
Bila
melihat kondisi jalan saat ini dan kisah nyata masa lampau, terbayang betapa
lamanya waktu tempuh menuju Suoh serta terbayang betapa butuh waktu yang lama
hingga kemudian akses ke Suoh ini tersentuh oleh pembangunan seperti saat ini. Akses jalan menuju Suoh yang juga
bersinggungan dengan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) ini
dapat juga dilalui dengan kendaraan roda empat, meski dibeberapa bagian kondisi
jalan masih dalam proses perbangunan. Menggunakan sepada motor adalah solusi
yang efektif dan efisien bagi kamu yang ingin tandang ke Suoh. Tapi bisa jadi
beberapa bulan mendatang seluruh permukaan jalan rampung dalam pengerjaan. Buat
kamu yang berminat tandang ke Suoh tapi bingung soal rute perjalanan, ada
baiknya konsultasi ke Ojek&Homestay
Piknik Liwa – HP/WA ; 082186409723
menunggu kedatangan rakit |
BERAKIT-RAKIT KE TEPI SUNGAI
Kami sempat
beristirahat sejenak pada sebuah gardu di bagian depan pekon Bandar Negeri Suoh
sebelum kemudian melanjutkan perjalanan.
Sebenarnya, dari posisi gardu dimana kami beristirahat tadi itu hanya tinggal belok kebagian kanan
untuk tiba di tujuan utama kami dalam kawasan Suoh. Tetapi bang Eka dan rekan-rekan
lainnya sepakat membawa serta saya pada sebuah sungai yang menghubungkan dua
desa. Di sungai Semaka atau kerap disebut sungai Melebei tersebut telah bersiap
getek atau rakit bambu berukuran panjang yang kemudian akan mengantarkan kami beserta
sepeda motor yang kami tumpangi menuju desa seberang sungai. Cadas!!!. Emang
beruntung kalau ngetrip sama yang doyan jalan. Sensasi petualangannya dapet banged!. Jadi kalo mau dapet moment seru ke Suoh
jangan Ngeluh yaaa…
Proses sepeda motor naik ke Rakit |
Mari menyeberang ke ujung tepian |
Dua
pria pengemudi rakit turut membantu menata motor diatas rakit sebelum kemudian membawa
serta kami dalam dua bagian. Bagian pertama ; Saya, bang Goen, kang Sony, bang
Hendra, Mamak Oenchu, Anja dan satu warga setempat beserta sepeda motornya.
Sedangkan bang Endang menyusul bang Eka dan Adul yang tertinggal iringan
dibelakang plus terjadi insiden Rizal yang melaju jauh ke lain arah bersama
motor bang Goen. Hhhmm… meski mulanya
sempat sulit dihubungi, akhirnya kami mendapat kepastian akan keberadaan Rizal.
Untunglah ia tidak masuk sarang penyamun, kan?!,
kasian sama yang punya motor lho, Hahahaha!!.
Usai
merasakan sensasi menyeberangi sungai dengan rakit, kami pun kembali berjibaku
dengan kontur jalan yang belum tersentuh
perbaikan. Tepatnya jalan areal persawahan dan perkebunan warga. Sebelum kemudian
masuk dalam kawasan desa yang menghubungkan kami dengan kawasan wisata dalam
kecamatan Suoh.
DANAU MINYAK, MENARA PANDANG DAN PADANG SAVANA
Sempat
melalui jalan tanah yang licin akibat hujan termasuk jalan yang rusak dan tak
dapat ditempuh, membuat bang Eka dkk memutuskan untuk merubah rute kunjungan.
Bila semula tujuan pertama kami ke kawasan Keramikan Suoh, maka kemudian
berubah menuju kawasan Danau Minyak. Secara pribadi, saya dan Adul sih ikut aja. Lha emang gak tau
apa-apa soal kawasan Suoh.
Setelah
berjibaku dengan jalan tanah lembab, akhirnya kami tiba dihamparan nan indah
yang disebut Danau Minyak. Secara kasat mata, permukaan air pada bagian danau
terlihat lekat seperti air bercampur minyak. Di salah satu tepi danau terdapat
kubangan air mendidih dengan aroma belerang yang menusuk penciuman.
sumber air panas mengandung belerang di tepi Danau Minyak |
Usai
mengabadikan diri di kawasan Danau Minyak, kami beranjak menuju menara yang
terpasang tak jauh dari kawasan Danau Minyak. Kawasan wisata Jagat Endah
Lestari – begitu nama kawasan yang dikelola oleh masyarakat pekon Sukamaju
kecamatan Suoh. Melihat kondisi menara sederhana yang terangkai dari kayu-kayu
tersebut tampak penataan kawasan wisata yang sudah cukup lama. Termasuk pondokan kayu yang sebagian kondisnya
tergerus waktu. “Kawasan ini memang diperuntukkan sebagai tujuan wisata oleh
masyarakat setempat ..” tutur Mamak Oenchu ketika saya tanya soal menara dan
penataan kawasan sekitar menara.
Selain
kami, siang itu kawasan menara pantau juga kedatangan dedek-dedek emesh pulang sekolah yang bermain-main disekitar
kawasan menara. Mayan, ada bahan candaan, hehehe…
Lokasi Kece Bana Bana !!! Instagramable !!! |
Bilah-bilah
kayu diatur sedemikian rupa membentuk pijakan hingga beragam ornament penunjang
dari siapapun yang datang untuk mengabadikan diri dengan view sekitar termasuk latar kawasan Danau Minyak. Dari posisi
menara juga terlihat gumpalan asap kawasan Keramikan dan Nirwana dibalik
pepohonan hutan hingga bentangan Pasir Kuning, yang semuanya merupakan spot yang kelak akan kami kunjungi. Tapi
yang paling mengagumkan adalah hamparan padang ilalang nan hijau bak savana dalam
kawasan Suoh yang sangat instagramable!!.
pesona padang savana - Suoh - Lampung Barat |
DUA TEMPAT MAKAN DAN TIDUR SIANG COLONGAN
Kesepakatan
untuk makan siang adalah hal yang menggerakkan kami untuk meninggalkan kawasan
menara pandang dan padang savana setelah puas mengabadikan moment dengan photo suka-suka di segala sudut menarik. Urusan Perut
memang tak dapat di tunda. Jadilah kami singgah disebuah warung makan dalam
kawasan Danau Lebar – bentuk danau yang lebar dan letaknya tak jauh dari Danau
Minyak dan Menara Pandang.
Lega
rasanya menuntaskan lapar dan dahaga di sebuah warung sederhana, dengan makanan
dan suasana yang juga sederhana meski sempat terjadi obrolan yang tidak
sederhana dengan penjaga parkir setempat. Oh ya,
buat kamu yang mau masuk kedalam kawasan Danau Lebar harus membayar Rp.5.000,-
per orang. Kami tidak masuk mendekat ke
kawasan Danau Lebar. Meski saya sempat mengambil beberapa sudut gambar sebelum
akhirnya kami menuju Danau Asam, yang letaknya pun tak jauh dari kawasan Danau Lebar.
warung warung di depan kawasan Danau Lebar |
Di
kawasan Danau Asam kami berteduh disebuah warung sembari menunggu kesiapan
kapal kecil yang nantinya akan membawa kami melakukan penyeberangan kebantangan
Pasir Kuning, Nirwana dan Keramikan – sebagai jalur tempuh alternatif karena rute
jalan yang biasanya ditempuh sedang dalam kondisi rusak dan mustahil untuk
dilalui oleh kendaraan roda dua. Dan
selama menunggu kesiapan kapal beberapa rekan memesan makanan. Bang Endang dan
bang Hendra yang belum makan di warung dekat Danau Lebar tadi memesan ikan pada
pemilik warung. Sembari menunggu Ikan ditangkap dan diolah menjadi hidangan
makan, beberapa rekan memesan kopi dan menikmati jajanan warung. Termasuk Adul
yang makan ronde kedua!,hahaha. Tapi
yang menyenangkan, selama yang lain makan dan bersantai saya sempat tidur
sesaat!. Lumayan lho, merebahkan
badan di amben warung dengan angin sepoi-sepoi. Hhmmm….
…. Oh ya,
sembari sajian makan siang matang dan oleh karena saya sangat menikmati tidur
siang, maka kisah ini bersambung pada
paruh kedua ya …. Hehehe …
Harap Bersabar. Perjuangan tandang ke
Suoh belum usai lho.
Wadooh Wonderful namun sayang ya akses nya masih kurang untuk kesananya butuh perjuangan
BalasHapussoal akses sudah jauh lebih baik dibanding puluhan tahun silam... hanya jalan masuk kebagian dalam saja yang memang belum selesai pengerjaan.
HapusAkhirnya ke Suoh juga ya bang! Mantep bana bana, jalannya udah beton halus :D
BalasHapusyes..aku Senangnya pun Bana Bana...secara ditemenin abang abang traveller kece di Liwa itu...
HapusWonderfull bangetttt, sumpah keren bangetttt
BalasHapusayooooo ke Lampung mas..hehehe
Hapusajak kesana mas. keren banget deh lampung
BalasHapusIni ga bisa bawa mobil ya ?
BalasHapus