….”ngapain
sih ke Liwa mulu?...” sahut rekan
ketika tahu saya akan trip ke Liwa Lampung Barat.
“mau
liat Kebun Raya Liwa” jawab saya singkat.
“Kebun
Raya Liwa?, apa bedanya dengan kebon – kebon yang emang udah ada di Liwa?” tanya rekan saya penasaran.
***
Bang Eka membangunkan kami dari pulasnya
tidur pagi itu setelah melalui opera empat babak ; kisah perjalanan dari Bandar
Lampung dimalam hari hingga tiba di Liwa pada jam 3.30 pagi. Setidaknya kami
selamat tiba di Homestay Piknik Liwa
miliknya bang Eka. Jadi wajarlah yaa,
kalau saya dan Adul bangun kesiangan,
hehehehe. Alibi aja!.
Sesuai
niat utama keberangkatan saya dan Adul dari Bandar Lampung ke Liwa yakni untuk
melihat secara langsung peresmian penggunaan Kebun Raya Liwa (KRL). Meski ada
maksud tujuan kunjungan lainnya yang juga tak kalah penting nantinya, hehehe. Jadi meski pagi itu masih terserang kantuk,
saya, Adul dan rekan rekan di Liwa sudah bersiap hadir di lokasi acara peresmian
penggunaan Kebun Raya Liwa yang proses ceremonial-nya
berlangsung tepat waktu!. –tumben lho,
acara pemerintahan ontime!,hehehe.
Bupati Lampung Barat - Mukhlis Basrie menyampaikan sambutan dalam Launching Kebun Raya Liwa |
Tandang ke Kebun Raya Liwa bukanlah hal pertama bagi saya. Pada sehari sebelum pelaksanaan Festival Sekala Brak 2017 beberapa bulan lalu saya sempat singgah di kawasan Kebun Raya Liwa, meski saat itu sedang dalam tahap pembangunan. Hingga pada 5 Desember 2017 lalu, Kebun Raya Liwa diresmikan setelah penantian panjang selama 10 tahun!!.
DIRESMIKAN USAI 10 TAHUN PENANTIAN
What!??, …10 tahun !?.
Yess, kebayangkan lamanya provinsi
Lampung menunggu untuk diresmikannya sebuah konsep kebun raya layaknya kebun
raya di beberapa kota di Indonesia.
Kebayang juga kan kalo kamu ngeJomblo selama 10 tahun dan akhirnya resmi nikah??...hahahahaha.
Kebayang juga kan kalo kamu ngeJomblo selama 10 tahun dan akhirnya resmi nikah??...hahahahaha.
Jadi
awalnya, Kebun Raya Liwa yang memiliki luas lahan 86 hektare yang terletak di punggung pegunungan Bukit Barisan dan berbatasan langsung dengan Taman nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) tersebut
pengelolaannya diserahkan pada Dinas Kehutanan. Hingga pada Januari 2017
pengelolaan Kebun Raya Liwa diserahkan pada Badan Litbang Kabupaten Lampung
Barat.
Secara
teknis, Kebun Raya Liwa mengalami proses yang panjang sejak mula dalam
perencanaan, proses pembangunan hingga dibukanya kawasan Kebun Raya Liwa secara
resmi. Mulai dari pengaturan lahan,
pembuatan beragam taman tematik yang terdiri dari taman tematik buah, taman
tematik hias, taman tematik araceae, taman tematik wangi, taman tematik aren
yang semua jenis taman tematik tersebut berada di kawasan 11,7 hektere dengan
lebih dari 20 ribu specimen tanaman kebun koleksi.
“…dalam
persiapan panjang, Kebun Raya Liwa diharapkan dapat menjadi kawasan yang juga
berdampak hebat untuk kesejahteraan masyarakat” ujar Bupati Lampung Barat-
Mukhlis Basri di salah satu bagian sambutannya
dalam peresmian KRL. Jadi jelas sudah penantian panjang 10 tahun
sebelum KRL resmi beroperasional merupakan proses pemetaan wilayah lengkap
dengan daya guna dari kawasan Kebun Raya Liwa dikemudian hari.
all team - wajib banged photo bareng - usai acara ceremonial Launching KRL |
suasana pemotretan Model on sthe spot |
taman hias dalam kawasan Kebun Raya Liwa |
LAMPUNG BARAT ; KABUPATEN KONSERVASI
Sebagaimana
fungsinya, Kebun Raya tak hanya sebagai destinasi wisata dengan kawasan
perkebunan dan taman tematik lengkap dengan aneka tumbuhan sebagai daya
tariknya, tetapi juga diharapkan mampu menjadi sarana pendidikan, penelitian
termasuk juga sarana konservasi untuk beragam biodiversitas, khususnya beragam endemic
yang ada dalam kabupaten Lampung Barat. Karena syarat utama pengembangan konsep kebun
raya adalah harus terpenuhinya 5 fungsi sebuah Kebun Raya, yakni ; sebagai Konservasi,
Penelitian, Pendidikan, Wisata dan juga Jasa Lingkungan.
Itulah
mengapa Lampung Barat juga disebut sebagai kabupaten Konservasi di provinsi
Lampung, karena Lampung Barat tak hanya memiliki kekayaan alam yang masih
terjaga tetapi juga adanya kesadaran dari masyarakat yang tinggal di Lampung
Barat dalam menjaga lingkungannya. Sehingga hal tersebut menjadi alasan kuat
mengapa kebun raya di provinsi Lampung berada di kabupaten Lampung Barat.
salah satu spot bersantai dan rekreasi keluarga |
kawasan asri untuk rekreasi - photo by @sailiwa - bang Edi |
ICON WISATA ALAM DI LAMPUNG BARAT
Untuk
tandang ke Kebun Raya Liwa tidaklah sulit. Berlokasi di desa / Pekon Kubu
Perahu kecamatan Balik Bukit – Liwa, sebuah kawasan yang mudah diakses di
tengah keramaian kota Liwa. Persis berdekatan dengan rumah Dinas Bupati Lampung
Barat. Kebun Raya Liwa merupakan kawasan Konservasi ex-situ (konservasi diluar habitat asalnya) - yang secara aktif mengoleksi tumbuhan dan mendokumentasikannya serta menatanya kedalam pola klasifikasi tertentu agar tetap lestari.
Yang
menarik, dalam kawasan Kebun Raya Liwa, pengunjung akan mendapati beberapa
sarana pendukung sebagai bagian dari rekreasi. Seperti taman rekreasi yang
dapat digunakan pengunjung untuk bersantai dan mengabadikan diri dengan beragam
tumbuhan dalam kawasan kebun raya. Adapula fasilitas taman bermain, mushola, toilet
umum, kedai kopi, pijakan jalan setapak untuk menyusuri kawasan kebun raya,
gazebo, kawasan kebun pembibitan hingga kantor pengelola yang berfungsi sebagai tempat informasi. Dan
yang paling kece, udara di kawasan Kebun Raya Liwa sejuk. Jadi sangat aman dan
nyaman juga sebagai sarana rekreasi keluarga. Jadi terjawab kan bedanya Kebun
Raya Liwa dengan kebon kebon lain yang ada di Liwa?, hhmm…kalo masih gak ngerti,
gelar sarjananya dipertanyakan lho, hihihi.
Kebun Raya Liwa, juga jadi kawasan edukasi dan rekreasi bagi anak anak |
WARISAN ALAM YANG HARUS DIJAGA
Dalam
pengelolaan Kebun Raya Liwa, pemerintah daerah kabupaten Lampung Barat
bekerjasama dengan LIPI, yang hingga tahun 2017 telah membangun 33 kebun raya
di Indonesia. 5 Kebun Raya dikelola langsung oleh LIPI dan 26 Kebun Raya
lainnya dikelola oleh pemerintah daerah dan ada 2 jenis kebun raya yang
dikelola oleh Perguruan Tinggi – salah satunya adalah Kebun Raya di ITERA –
Institut Teknologi Sumatera – Lampung.
Sebagai
satu-satunya Kebun Raya di pulau Sumatera, sudah semestinya segenap masyarakat
turut menjaga kawasan Kebun Raya Liwa. Tak hanya soal menjaga lingkungan dengan
tidak membuang sampah disembarang tempat. Tetapi juga menjaga fasilitas umum
agar tetap dapat berfungsi dalam waktu panjang. Yang juga harus dijaga adalah
penghijauan lingkungan dengan tidak menebang hutan penunjang yang berdekatan
dengan kawasan Kebun Raya Liwa untuk keperluan ladang oleh penduduk setempat hingga
menjaga keindahan tanaman yang saat ini tengah dirintis oleh pengelola Kebun
Raya Liwa.
narsis di dalam kawasan Kebun Raya Liwa - photo by bang Endang |
Ketika
melihat barisan bunga mawar dan beragam jenis bunga yang indah berwarna-warni dalam
taman hias, tentu saya berharap agar taman-taman tersebut terus lestari dan
terjaga agar keindahan suasana Kebun Raya Liwa terus memesona. Karena keasrian
dan keindahan lingkungan yang terjaga secara berkesinambungan bukan hanya
sebatas kebanggaan daerah tetapi juga merupakan bagian dari kekayaan daerah
yang dapat dijadikan sebagai warisan alam bagi generasi penerus kelak.
Ditunggu kembali kehadirannya di Liwa dengan beraneka ragam budaya dan pemandangan indah yang siap menyambut siapapun yang datang
BalasHapusyesss bang. tak pernah bosan untuk tandang ke Liwa. Btw, terima kasih banyak atas kebaikan abang dan semua rekan rekan di Liwa yaaa...
HapusKeren pemandangannya 3 bulan kemaren saya habis kesana masuknya masih gratis
BalasHapus