Manjau
merupakan salah satu program kerja Ikatan Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung
(IMKOBAL) yang tercetus pertama kali pada tahun 2015 melalui obrolan ringan soal
keinginan membuat kegiatan bersama rekan-rekan
Muli Mekhanai di provinsi Lampung yang isinya berupa promosi potensi seni,
budaya dan pariwisata hingga ekonomi kreatif. Karena gelaran ini melibatkan rekan-rekan Muli
Mekhanai, maka program Manjau wajib menggandeng komunitas Muli Mekhanai pada
tempat yang nantinya didatangi. Oh ia, kata ‘Manjau’ dalam masyarakat Lampung
mengandung makna Bertandang/Bertamu/Silaturahmi. Jadi program Manjau IMKOBAL bermakna bahwa
IMKOBAL melakukan tandang atau bersilahturahmi dengan rekan-rekan duta
wisata. Bila tahun 2016 program Manjau
IMKOBAL dilaksanakan di Kota Metro bersama rekan-rekan dari Ikatan Muli
Mekhanai Kota Metro (IMMKOMET), maka tahun 2018, program Manjau IMKOBAL
dilaksanakan di Liwa, Lampung Barat berkolaborasi dengan rekan-rekan Ikatan
Muli Mekhanai Kabupaten Lampung Barat (IMMKALAB). Mengapa memilih Liwa ?,
karena Liwa selalu istimewa!. Tak percaya?, simak saja perjalanan Manjau
IMKOBAL ke Liwa, Lampung Barat, berikut…
bercengkrama dengan penduduk setempat, pekon (desa) Tambak jaya, Way Tenong, Lampung Barat |
Sore
itu, saya dan rekan-rekan Muli Mekhanai Bandar Lampung memanfaatkan waktu
dengan tandang ke pekon (desa) Tambak Jaya, Way Tenong, Lampung Barat. Sebelumnya, kami sempat singgah di rumah orang tua Mekhanai Azizul di Fajar
Bulan. Setelah lebih kurang 6 jam melalui rute jalan dari Bandar Lampung ke
Lampung Barat. Tim Manjau ke Lampung Barat kali ini tidak
seramai ketika kunjungan ke Kota Metro pada Manjau 2016 silam. Dapat dimaklumi.
Karena tandang ke Lampung Barat tidak bisa dilakukan dalam sehari. Meskipun dipaksakan
kunjungan dalam sehari, hasilnya tidak akan maksimal. Jadilah saya, dan rekan-rekan
Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung yang terdiri dari ; Azizul Kohar, Riwih,
Anthony, Adam dan satu-satunya Muli ; Anjani akan mengeksplorasi pesona Liwa
yang kami sebut istimewa. Karena seyogyanya, beragam kunjungan Manjau IMKOBAL
kelak akan terhidang dalam instagram @IMKOBAL dan seluruh jenis lapak media
sosial IMKOBAL. Bersinergi dengan
beragam pihak guna mengenalkan potensi dan pesona pihak lain adalah salah satu
tujuan dari program Manjau IMKOBAL.
Keistimewaan
Lampung Barat, telah terlihat saat kendaraan kami memasuki wilayah administratif
kabupaten Lampung Barat. Tengok saja bentangan alam subur nan hijau disepanjang
jalan, begitu indah memesona pandangan mata. Tak salah bila saya dan rekan-rekan memutuskan
untuk datang pada tanggal 14 September., sehari sebelum pelaksanaan Manjau bersama
rekan-rekan IMMKALAB, 15-16 September 2018. Itulah sebabnya, sebelum senja beranjak gelap.
Saya dan rekan-rekan menyempatkan untuk menikmati suasana sore di pekon Tambak
Jaya. Mengabadikan kebersamaan di barisan rumah rumah panggung yang terbuat
dari kayu dengan bentuk bangunan bernilai seni dan instagramable!, hehehe.
Muli Diana dan Anggi menemani di Kebun Raya Liwa |
Kebersamaan di Ratu Luwak |
ISTIMEWA DALAM SEJARAH DAN SENI
BUDAYA.
Perjalanan
mendatangi langsung keistimewaan Lampung Barat kembali kami lakoni dihari
kedua. Usai berkemas dan pamit pada orang tua Azizul,
kami melaju ke kawasan Sumberjaya untuk mendatangi situs
megalitik Batu Brak. Situs yang
merupakan peninggalan sejarah ini adalah salah satu dari tujuh buat situs
megalitik yang berada di kecamatan Kebon Tebu, Lampung Barat. Situs megalitik Batu Brak yang pertama kali
ditemukan pada tahun 1951 oleh BRN (Badan Rekonstruksi Nasional) ini merupakan
kawasan pemujaan pada masa animism dahulu. Medatangi dan melihat langsung situs
megalitik Batu Brak membuat wawasan sejarah rekan-rekan Muli Mekhanai bertambah.
Usai
menikmati kawasan situs megalik Batu Brak yang lengang dan bersih terawatt,
kami melanjutkan perjalanan. Liwa adalah
tujuan kami selanjutnya. Sebelum tiba di Liwa, kami menyempatkan singgah ke
kediaman Kepaksian Pernong. Saya pribadi telah beberapa kali ke kawasan
Pernong, malah pernah bercengkrama dengan sang Pangeran. Tapi bagi rekan-rekan
Muli Mekhanai Bandarlampung tentu pengalaman pertama melihat langsung wujud
bangunan dari Kepaksian Pernong yang merupakan salah satu kepaksian dari empat
paksi (Paksi Pak) di bumi Sekala Brak.
Di depan Kepaksian Pernong |
Melanjutkan
kunjungan ke beberapa tempat yang dapat diperkenalkan melalui sosial media,
kami tandang ke Kebun Raya Liwa yang letaknya ada di pusat kota Liwa. Tak jauh
dari rumah dinas Bupati Lampung Barat. Bila Jawa Barat memiliki Kebun Raya
Bogor, maka Lampung memiliki Kebun Raya Liwa yang lokasinya ada di ibukota
Lampung Barat, Liwa. Kebersamaan
rekan-rekan Muli Mekhanai Bandarlampung semakin bertambah ketika Muli Diana dan
Muli Anggi yang merupakan bagian dari Muli
Lampung Barat berkenan menemani kami siang itu di Kebun Raya Liwa. Termasuk kunjungan kami ke Ratu Luwak yang
juga dipandu oleh Muli Diana dan Muli Anggi.
Meski hanya 2 muli Lampung Barat yang menemani, dapat dimaklumi. Karena disaat
yang sama dengan kedatangan kami sedang berlangsung persiapan Liwa Fair 2018.
Karena niat Manjau IMKOBAL ke Lampung Barat kali ini bertujuan memperkenalkan
potensi Lampung Barat melalui akun instagram IMKOBAL.
Siang
terus beranjak. Kami memutuskan menuju homestay Piknik Liwa milik bang Eka
sebagai sarana bermalam saya dan rekan-rekan Muli Mekhanai Kota
Bandarlampung. Sebagai sarana bermalam
yang bersifat komersil, bang Eka berkenan menerima kedatangan saya dan
rekan-rekan. Terima kasih bang Eka dan
istri. Momen sore di homestay Piknik Aliwa begitu berkesan, terlebih suhu
dingin sore hari hingga malam kala menghadiri pembukaan acara Liwa Fair 2018 di
kawasan Sekuting Terpadu.
ISTIMEWA DALAM BENTANGAN ALAM DAN NILAI LUHUR MASYARAKAT.
Udara
dingin sungguh menggoda. Rasanya ingin berlama-lama dalam buaian selimut tebal sepanjang
hari. Tapi pagi itu kami wajib mengumpulkan semangat untuk menikmati potongan pesona
alam Lampung Barat dari puncak Bukit Geredai Bawang Bakung. Ada kejadian seru
pagi itu. Saya dan rekan-rekan memutuskan untuk menumpang pada kendaraan bak
terbuka milik rombongan mas Sigit setelah mobil matic yang kami bawa tak kuasa
menaklukkan tanjakan menuju Bukit Geredai.
mengabadikan diri di puncak bukit Geredai - Bawang Bakung - Lampung Barat. |
Kami pun
sempat menanti lama sajian pesona alam dikawasan Bukit Geredai. Pasalnya sedang
terjadi gumpalan mendung hingga kabut yang biasanya begitu indah menyelimuti
alam tak muncul maksimal. Begitulah salah satu resiko bila menikmati wisata
alam. Wajib tunduk pada aturan alam yang tak bisa di prediksi karena semuanya
kuasa ilahi.
bersama Mamak Wayak, pengerajin SEKURA - Topeng khas Lampung Pesisir di Lampung Barat. |
Di
puncak Bukit Geredai pun saya sempat bertemu dengan Ardi, sahabat saya yang
telah tinggal di Palembang yang datang bersama rekan-rekannya. Bagai reuni
singkat dan bonus perjalanan bagi saya.
Saya
dan rekan-rekan Muli Mekhanai pun sempat diajak bang Eka mendatangi area kebun
kopi yang letaknya tak jauh dari titik puncak Bukit Geredai. Lumayan, dapat
spot photo kece sembari menunggu kabut menyingsing dan kami dapat melihat
bentangan keindahan alam dari puncak Bukit Geredai lengkap dengan wujud gunung
Pesagi nan gagah. Lagi-lagi momen yang menyenangkan termasuk kala tandang ke
Lamban Sekura, berbincang dengan mamak Wayak, sang pengerajin Sekura – topeng khas
masyarakat Lampung Pesisir di Lampung Barat.
Gelaran
Manjau yang berkesan. Meski belum sempat diskusi akrab dengan rekan-rekan Muli
Mekhanai Lampung Barat. Setidaknya, menikmati beragam pesona di Lampung Barat
adalah keistimewaan dalam program Manjau IMKOBAL ke Lampung Barat kali ini. Bagaimana
tidak, Lampung Barat memiliki beragam pesona yang wajib dipropagandakan pada
beragam pihak. Pesona alam, luhurnya budaya dan kehidupan masyarakatnya, adat
istiadat yang masih kental hingga seni bernilai tinggi masih lekat kuat di
Lampung Barat. Dan hal tersebut
merupakan Keisitmewaan yang tak terbantahkan. Coba saja kunjungi langsung
Lampung Barat.
0 comments :
Posting Komentar