Memanfaatkan
waktu di sela padatnya aktivitas itu dapat memberikan penyegaran pada tubuh dan
fikiran. Semacam menikmati jeda waktu tanpa ada yang mengganggu apalagi
bertanya ini itu. Sesekali menghabiskan waktu dengan menikmati suasana hanya
bersama diri sendiri. Terlebih lokasinya di Ubud, Bali.
Jl. Raya Ubud, salah satu kawasan Ubud yang tenang dan menyenangkan. |
Keinginan
saya untuk tandang ke Bali terlintas dua
hari sebelum tugas saya sebagai relawan di Lombok berakhir. Setelah gelaran ‘Anak Lombok Semangat
Sekolah’ terlaksana sejak Senin hingga Kamis, maka sungguh sayang bila beberapa
hari di akhir pekan hanya dilewatkan begitu saja. Lumayan lho, kalo bisa jalan-jalan dan menikmati weekend sebelum berjibaku dengan perihal pekerjaan di awal pekan
mendatang. Lagipula rute Lombok – Bali kan tergolong dekat.
Karena
tak ada persiapan matang untuk melancong ke Bali, maka langkah pertama yang
dilakukan adalah mencari tiketpenerbangan dari Lombok ke Bali. Meski jarak dua pulau tersebut tergolong
dekat, bukan berarti saya tinggal melompat kan?!, hehehe. Tetep usaha cari maskapai penerbangan yang sesuai dengan
jadwal saya. Eh, tepatnya sesuai
dengan isi dompet saya!, hhhmm.
Untungnya, aplikasi PegiPegi pada
ponsel sangat membantu dalam upaya pencarian tiket pesawat sekaligus mengatur
jadwal penerbangan. Cukup ketik rute
penerbangan dibagian pencarian tiket lalu muncullah beragam pilihan tiket
sesuai dengan waktu yang kita inginkan. Termasuk harga yang sesuai dengan
kondisi kantong, hehehe. Setelah semuanya terpenuhi, tersedia beragam metode pembayaran.
Mulai dari pembayaran via mesin ATM hingga transfer melalui antar bank dan
virtual account. Yang menarik, pada penghujung tahun, PegiPegi menggelar
program Gempita (Gemerlap Promo Akhir Tahun). Lumayan lho, dapet potongan
Rp.200.000,- untuk rute penerbangan pilihan kamu.
program Gemerlap Promo Akhir Tahun di PegiPegi.com App. |
Kelar
urusan tiket, selanjutnya mikirin apa yang akan dilakukan di Bali. Karena sejak
awal rindu pada Ubud, maka Ubud jadi prioritas kunjungan saya. Jujur saja, Ubud itu kawasan di Bali yang lebih memikat minat
saya. Suasananya yang lebih tenang,
meski banyak pelancong asing, tetapi tidak sepadat di kawasan Kuta atau Legian.
Karena perjalanan ini hanya sendirian,
maka saya memutuskan untuk menyewa sepeda motor begitu tiba di kawasan
Kuta. Eksplorasi Ubud dengan motoran seorang
diri adalah sesuatu yang saya inginkan sejak dulu.
jalan di Ubud yang cenderung lengang dan tenang |
MENDADAK EAT, PRAY AND LOVE
Sebagai
kawasan dengan daya tarik wisata sejak tahun 1930-an, Ubud yang merupakan
bagian dari kabupaten Gianyar tersebut memiliki beragam pesona yang layak
dikunjungi langsung. Sebut saja spot-spot menarik yang menjadi lokasi
pengambilan gambar dari film Eat, Pray and Love. Film
yang membuat nama Bali semakin tersohor tersebut berhasil mencuri perhatian
banyak pihak. Sebuah film yang diangkat dari novel dengan judul yang sama,
tentang perjalanan hidup seorang novelis bernama Elizabeth Gilbert yang
diperankan begitu apik oleh Julia Robert.
Jelang
senja saya tiba di kawasan Ubud. Suasana ramai sepanjang jalan Raya Ubud jadi
sesuatu yang khas. Hilir mudik pelancong membaur bersama kesibukan warga lokal.
Gerai-gerai penjaja busana dan pernak pernik menarik tersaji diantara bangunan café
and resto yang tertata indah memesona mata.
Saya memelankan kemudia sepeda motor menikmati setiap jengkal jalan yang
saya lalui. Bahkan saya memutuskan untuk mengikuti sepanjang jalan Raya Ubud
hingga melalui kawasan Monkey Forest yang juga jadi bagian apik dalam film Eat,
Pray and Love. Berasalah saya sedang mengalami apa yang Julia Robert dan Javier
Bardem lakoni dalam potongan film. Halu
tingkat dewa!!.
Beranjak
malam, saya pun tak membiarkan waktu berlalu begitu saja. Melangkahkan kaki
ditengah keramaian jalan raya Ubud adalah aktivitas mengisi waktu malam. Rugi lho kalo ke suatu kawasan wisata cuma tidur
dikamar aja!!, hahaha. Bila punya
waktu luang, sempatkan masuk ke Puri Saren Agung yang merupakan istana kerajaan
Ubud. Setiap malam, istana kerajaan Ubud yang merupakan tempat tinggal dari
Raja Ubud, Tjokorde Gede Agung Sukawati tersebut kerap menyajikan pentas seni
tari yang menarik. Mulai dari tari kecak hingga tari barong.
suasana lengang di jalan raya Ubud |
BERAGAM PESONA UBUD
Eksplorasi
Ubud masih berlanjut dihari kedua. Sejak pukul 4.30 pagi saya sudah meninggalkan
penginapan dan mengarahkan kemudi sepeda motor menuju kawasan Tegallalang.
Sebuah kawasan alami yang menyuguhkan bentangan sawah nan memesona. Meski
terbilang kawasan mainstream kunjungan wisatawan, tetap saja Tegalalang jadi
spot kunjungan wajib bila ke Ubud.
Menikmati detik-detik matahari terbit dalam tatanan menarik persawahan
adalah keindahan tersendiri. Terlebih ada banyak café dan kedai penjaja makanan
dan minuman lezat yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat bersantai makin bernilai.
Pagi di Tegalalang |
Usai berpuas
diri mengabadikan kawasan Tegalalang, saya mengalihkan setir motor menuju
kawasan Pura Tirta Empul, kolam pemandian air suci yang menarik untuk
didatangi. Terlebih pagi hari ada beberapa warga lokal yang melaksanakan prosesi
sembahyang dalam kawasan pemandian ini.
Ada hasrat untuk ikutserta mandi dengan sumber mata air alami dalam area
Pura. Tapi sadar diri tak bawa baju ganti, hehehe. Oh ya, tak jauh dari kawasan Pura Tirta Empul
juga terdapat Istana Presiden Tampaksiring yang lekat dengan sosok presiden
pertama Indonesia – Soekarno. Bahkan rancang bangun dari wujud Istana
tampaksiring merupakan nadil besar dari Soekarno kala itu. Tapi sayang saya hanya lewat saja dibagian
muka dari Istana. Maklum, Istana sedang tidak dibuka untuk umum.
Pemandian Suci di Pura Tirta Empul |
Kunjungan
pagi saya selanjutnya adalah tandang ke Museum Anthonio Blanco. Sebagai penyuka
museum, mendatangi Museum Blanco bagai melihat hamparan mahakarya bernilai
tinggi dan sejarah perjalanan sang empunya lukisan yang terkenal eksentrik itu.
Meski tak diperkenankan mengabadikan
bagian dalam dari ruangan lukisan, tapi mendatangi langsung Museum Antonio
Blanco jadi sesuatu yang istimewa bagi saya.
Kunjungan
lain yang juga berkesan di Ubud adalah mendatangi pasar tradisional Ubud yang
juga jadi bagian dari film Eat, Pray and Love. Suasana pasar dan penataan
hingga jenis barang yang dijajakan dalam pasar ini benar-benar menarik
pengunjung. Tak ada salahnnya berlama-lama mencari barang-barang khas yang
pantas dijadikan buah tangan seusai ekplorasi Ubud. Meski hal tersebut tidak
saya lakukan, karena saya lebih tertarik menikmati kue-kue jajanan pasar nan
khas yang banyak dijajakan pada bagian dalam pasar tradisional Ubud.
Salah satu Spot luar dalam Museum BLANCO yang sangat menarik |
Ubud Tradisional and Art Market |
Sesungguhnya,
ada banyak spot menarik lain di Ubud yang belum sempat semuanya saya sambangi.
Bisa jadi suatu hari nanti saya akan tandang kembali ke Ubud. Mendatangi
beragam hal menarik yang belum tentu dimiliki kawasan lain di Bali. Termasuk
mendatangi rumah Ketut Liyer yang fenomenal dan jadi bagiand ari film Eat, Pray
and Love. Termasuk menikmati Ubud dengan bersepeda dan bersinggungan dengan
penduduk lokal. Tertarik ke Ubud ?
Adem sekali suasana di Ubud ya, jadi pengen pergi ke Bali. auto cek pegipegi
BalasHapusyess segera cek PegiPegi
HapusTau gak, aku tuh bolak balik ke Bali dan belum pernah sama sekali eksplore Ubud. Paling lewat doang biasanya. Padahal kampung suami di Tegal Alang. Tapi kalau pas ke sana, ya paling ke rumah saudara aja mampir-mmpir
BalasHapusBaca ini, kayaknya pas mudik sekali lagi kudu mengagendakan jelajah Ubud deh
aku pun bakal ke Ubud lagi oneday bila ke bali lagi nanti eheheheh ada hal hal yang kemarin belum sempat aku sambangi
Hapusubud emng tentram bngt dah, pas buat menyendiri...ykin mau sendirian aja hahhaha
BalasHapusyakiiinnn....
HapusSaya belum pernah ke Ubud. Paling ke Kuta dan Legian. Menarik banget kalau ke Ubud. Apalagi saya memang lebih suka yang sepi begini
BalasHapusyup suasananya bikin betah. Ubud , kawasan bali yang memang selalu menarik untuk ku kunjungi
HapusMuseum Blanco apik banget, belum pernah ke Ubud, piluu..
BalasHapusAku juga selalu rindu dengan Ubud. Bahkan kepikiran untuk coba tinggal di Ubud selama setahun biar puasss. Hahaha.
BalasHapusDuh, jadi kangen makan makanan lokal Ubud yang murah2.
Tegalang. Saya tertarik banget.
BalasHapusMau terbangin drone dan ambil gambar dari atas :)
Tertarik bgt... Banyak spot2 seri ya di ubud...
BalasHapusTempatnya asri gitu ya mba Ubud. Soalnya belum pernah ke Ubud
BalasHapusAsik juga ya mengikuti jejak film Eat Pray Love gitu. hihihi aku jadi pengen. Belum pernah juga main ke Ubud rasanya.
BalasHapusTapi yang paling bikin aku mupeng itu sama paket Gempita-nya Pegipegi. Lumayan banget ya.