…”
apa sih yang buat Loe seneng banget ngurusin Muli Mekhanai ?”…
Seorang
rekan melontarkan pertanyaan demikian dalam sebuah obrolan di kedai kopi.
Butuh
jeda dua kali seruput kopi untuk
menjawab pertanyaan rekan saya tersebut. Bukan karena sulit menjawabnya, tapi
saya butuh menjelaskan dengan bahasa yang tepat agar tidak salah kaprah.
Terlebih, rekan saya bukan tipikal mengenal dunia per-muli-mekhanai-an.
***
Muli
dan Mekhanai yang di maksud rekan saya itu
adalah sosok remaja puteri (Muli) dan putera (Mekhanai) yang di dapat dari
ajang pemilihan setiap tahunnya yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata baik di
tingkat kabupaten, kota maupun provinsi di Lampung. Sejak tahun 2003 saya telah terlibat di
belakang layar dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandarlampung. Termasuk
melihat secara langsung proses pemilihan hingga mengawal aktivitas pemenang
setiap tahunnya. Sejak organisasi Ikatan
Muli Mekhanai Kota Bandar Lampung (IMKOBAL) mendapat restu Walikota (kala itu pak Edy Sutrisno) pada 28 Oktober 2008 sebagai
organisasi duta wisata di Bandarlampung maka sejak itu pula standar penilaian
dalam sistem pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandarlampung mengalami perubahan.
Perubahan
mendasar yang terjadi dalam ajang pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandarlampung sejak
tahun 2009 adalah sistem penilaian MPT (Mentality, Personality dan Talent) yang
sebelumnya berlandaskan pada standar 3B (Brain, Beauty dan Behaviour). Konsep
penilaian MPT merupakan konsep penilaian
yang lebih spesifik dari sosok juara yang diharapkan setiap tahunnya. Karena
IMKOBAL melihat terdapat sesuatu yang kurang spesifik terhadap penilaian Brain,
Beauty dan Behaviour. Sedangkan Mentality, Personality dan Talent adalah
sesuatu yang spesifik dan lebih aplikatif terhadap pelaksanaan tugas dari gelar
Muli Mekhanai Kota Bandarlampung. Lagi pula Muli Mekhanai itu ajang pencarian duta
wisata lho, bukan ajang beauty
pageant atau male pageant.
Perubahan
mencolok pada proses pemilihan Muli Mekhanai Kota
Bandarlampung setelah hadirnya organisasi IMKOBAL ialah adanya pelaksanaan audisi
dalam pencarian sosok Muli Mekhanai yang sesuai dengan standar penilaian
sehingga meminimalisir partisipasi agency model dalam tahapan pemilihan. Sejak
keikutsertaan saya pada ajang pemilihan Muli Mekhanai Kota Bandarlampung di tahun
2001 dan 2002, peran agency model menjadi poros kuat dalam pengadaan peserta
hingga (terkadang) ikutserta dalam proses penilaian. Kehadiran IMKOBAL dengan
sistem Audisi langsung yang dilaksanakan di kampus, sekolah menengah atas dan beberapa tempat umum bertujuan mendapatkan
peserta dengan kualitas personal lebih baik. Bukan bermaksud mengecilkan peran
agency model. Tetapi berdasarkan keterlibatan saya dibelakang layar sejak tahun
2003, peran agency model dalam memasok
peserta di pemilihan Muli Mekhanai justru mengurangi esensi dari pencarian duta
wisata tersebut. Karena basic agency model tentu saja dunia modeling, sedangkan
basic dari ajang pemilihan Muli Mekhanai adalah mencari sosok duta wisata yang
kelak diarahkan untuk berkarya bersama organisasi IMKOBAL. Modeling dan duta
wisata adalah dua hal yang berbeda. Jadi
pemenang Muli Mekhanai di Bandarlampung, bukan sekedar tampil fashionable dan
menter bebedasan dengan performa kece badai
semata tetapi wajib memiliki mental diri dan karakter personal yang kuat.
Ingat, kamu jadi duta wisata bukan model!.
Hal
selanjutnya yang juga jadi perhatian IMKOBAL adalah pemberdayaan para Muli dan
Mekhanai pasca acara pemilihan berdasarkan bakat personal yang mereka punya. Karena
kehadiran IMKOBAL menjadi wadah bagi para alumni untuk terus memacu diri
menjadi personal yang jauh lebih baik sebelum mereka masuk dunia karier
nantinya. Melalui penugasan kedinasan dan kemandirian
dalam beragam gelaran acara selama setahun menjabat diharapkan dapat
membentuk sosok Muli dan Mekhanai yang
lebih tangguh karena ditempa langsung dalam setiap penugasan dan kegiatan berorganisasi. Karena pencarian Muli Mekhanai bersumber pada
pelajar maupun mahasiswa yang aktif berorganisasi dan berprestasi maka Dinas
Pariwisata dan IMKOBAL memiliki Sumber Daya Manusia sesuai dengan standar nilai
yang diharapkan ketimbang mendapatkan personal dengan basic modeling.
Jadi,
bila ditanya mengapa saya senang mengurusi Muli Mekhanai?, maka jawabannya
adalah karena Muli Mekhanai adalah SDM pilihan yang patut diberdayakan setelah
diperoleh dari sistem penilaian dalam proses pemilihan yang telah memakan biaya
tak sedikit. Sungguh disayangkan bila
kualitas personal dari jajaran SDM Muli Mekhanai hanya berakhir pada malam
Grand Final. Muncul kembali pada ajang pemilihan tahun mendatang. Terkecuali bila proses pemilihan yang hanya berlangsung
satu atau dua hari. Pagi test malam final. Sudah dapat dipastikan jajaran
pemenang dari proses pemilihan seperti itu akan hilang usai malam puncak. Seolah
pemilihan yang menggugurkan kewajiban terhadap pelaksanaan anggaran dinas.
0 comments :
Posting Komentar