…”Next,
kita wajib booking JR Pass.” usul kak
Kent usai urusan tiket pesawat dan visa Jepang. Saya pun setuju saja. Meski sempat terkejut ketika mengetahui harga
tiket kereta yang wajib di bayar sebesar Rp.3.600.000 per orang!.
“Kok mahal banged!?!” ujar saya nada tinggi.
Jenis kereta api Shinkansen. bentuk kepalanya mirip Platipus - kata kak Kent. |
Harap maklum, sebagai tipe pejalan misqueen alias kere’, saya tergolong
ketat bin super hemat soal anggaran. Lain pekara bila trip nya full sponsor yaa, hahaha. Gerutu saya soal harga
tiket kereta yang tiga jutaan itu karena saya belum pernah bayar harga serupa
untuk naik kereta api di Indonesia. Padahal, menurut kak Kent yang udah
beberapa kali ke Jepang itu, harga tiket
JR Pass 3 jutaan itu buat ngetrip semakin praktis dan hemat selama
di Jepang. Terlebih untuk perjalanan dengan banyak spot kunjungan. Gak
percaya?, saya juga!!. Jadi, mari simak kisah yang saya alami langsung ini…
bentuk JR Pass yang akan wisatawan terima saat melakukan penukaran Exchange Order di JR Pass Office di Jepang. Bentuknya seperti buku saku |
Bila di buka, keseluruhan bagian dalam dari JR Pass memuat petunjuk dan ketentuan serta peta stasiun JR di setiap kawasan dalam wilayah Jepang. |
MENGENAL
JAPAN RAIL PASS
Japan Rail Pass atau JR Pass adalah tiket kereta
yang wajib di gunakan oleh wisatawan asing yang sedang pelesiran ke Jepang dengan
status ‘Temporary Visitor’. Penggunaan JR Pass merupakan solusi menghemat biaya
perjalanan. Terutama bagi yang memiliki
rencana tandang ke beberapa destinasi wisata di Jepang. Karena dengan membeli
JR Pass jauh lebih murah ketimbang beli tiket kereta per-tujuan. Selain itu, JR
Pass juga dapat digunakan pada semua rute kereta api di Jepang termasuk jenis
kereta api yang terkenal super cepat ; kereta Shinkansen Nationwide, yang
bentuk kepalanya kayak Platipus itu!,
hehehe.
Terdapat beberapa jenis JR Pass yang dapat memenuhi
beragam kebutuhan wisatawan. Misal, jika berencana mendatangi seluruh wilayah
Jepang, baiknya memesan Whole Japan Rail Pass yang memungkinkan wisatawan
mengakses seluruh jalur JR di wilayah Jepang. Tapi bila hanya ingin tandang di
dalam satu kota saja, Single City Pass
suduh mencukupi.
Wisatawan juga dapat mengakses banyak jalur kereta
dengan menggunakan JR Pass yang dioperasikan oleh Japan Railways. Termasuk
jaringan JR Railway yang mencakup JR Kyushu, JR Shikoku, JR West, JR Center, JR
East dan JR Hokkaido. Bahkan dengan JR Pass wisatawan dapat mengakses sarana
trasportasi lain seperti JR Bus, JR Ferry dan Monorail. Kerennya lagi, JR Pass dapat digunakan 24 jam
setiap harinya. Jadi JR Pass itu layanan transportasi yang memudahkan wisatawan
plus bebas repot!.
Kak Kent - yang rajin pelajari letak dan arah setiap stasiun kereta api termasuk pandai membaca peta tujuan perjalanan. |
CARA
MENDAPATKAN JAPAN RAIL PASS
Langkah pertama untuk mendapatkan JR Pass adalah dengan melakukan
pemesanan via online sebelum tiba di Jepang. Ingat!, JR Pass wajib di pesan
sebelum tiba di Jepang. Bisa sih pesen saat di Jepang, tapi
pengurusannya memakan waktu dan biaya yang cenderung lebih mahal. Bertindak sebagai pemesan tiket JR Pass, kak Kent melakukan transaksi via Traveloka dengan biodata diri sesuai
passpor kami masing-masing. Beruntung, kami mendapat potongan harga Rp. 500.000
per-tiket. Ada promo JR Pass di Traveloka. Mayaaannn khaaann… jadilah kami cuma
bayar Rp. 3.100.000 per orang untuk JR Pass
kemana saja selama 7 hari. Amazing khaann!!!. Selanjutnya, setiap pemesan akan mendapat
email balasan berupa voucher yang nantinya wajib di tukar di tempat yang telah
ditentukan dalam email tersebut. Berdasarkan email balasan, kami wajib menukar
email yang kami terima di Indomaret Terminal 2 Soekarno Hatta Airport. Eits, yang di tuker di Terminal 2 itu
bukan berupa JR Pass-nya ya,
melainkan selembar kertas yang disebut Exchange Order. Lembaran Exchange Order itulah yang nanti wajib di tukar dalam bentuk JR Pass saat tiba
di JR Office di bandara atau di stasiun
kereta api utama di Jepang dengan
mengisi data diri dan menyertakan passpor.
salah satu kereta komuter dalam kota |
Untuk pemesanan JR Pass, baiknya menyesuaikan dengan lamanya
perjalanan dan spot kunjungan selama di Jepang. Karena JR Pass berlaku untuk 7 hari, 14 hari dan 21 hari terhitung dari hari pertama
penggunaan usai melalui pengesahan pada JR Pass office di Jepang. Jadi
pandai-pandailah mengatur jadwal perjalanan selama di Jepang. Oleh karena lama kunjungan kami di Jepang
selama 10 hari (29 Januari – 7 Februari 2019), maka kami membeli JR Pass untuk
7 hari. Hal tersebut di dasari
pertimbangan 7 hari untuk hilir mudik ke beberapa kota hingga ke bagian utara
Jepang yang kami mulai dari tanggl 31 Januari hingga 6 Februari 2019. Sedang 2
hari di awal dan 1 hari terakhir dapat
di siasati dengan meggunakan tiket lepas alias beli langsung pada mesin tiket
di setiap stasiun kereta yang kami lalui.
Salah satu konter penukaran Exchange Order |
JENIS DAN
KETENTUAN JR PASS
JR Pass juga terbagi menjadi dua jenis yakni Green
Car dan Ordinary Car. Perbedaan Green
Car dan Ordinary Car terletak pada pelayanan saat dalam kereta. Seperti
pelayanan dalam pesawat terbang. JR Pass jenis Green Car sama dengan first class dalam pesawat terbang. Sudah
barang tentu harganya lebih mahal dengan pelayanan yang lebih ketimbang
Ordinary Car. JR Pass Green Car dapat dijumpai pada kereta Shinkansen atau bullet train dan Tokkyu atau limited express train. Pada dua jenis
kereta tersebut, penumpang dengan JR Pass Green Car mendapatkan layanan lebih
nyaman dengan ukuran bangku yang lebih besar, selonjoran kaki yang lebih
panjang, layanan personal, buku bacaan, ruang bagasi pribadi hingga radio set.
Meski begitu, kak Kent menuturkan pemesanan JR Pass Ordinary Car sudah cukup menunjang perjalanan kami. Terlebih jenis perjalanan kami yang tergolong
mobile. Alias bukan untuk leyeh-leyeh dalam kereta!.
Untuk kenyamanan selama di dalam kereta, khususnya jenis
kereta Shinkansen, kamu dapat memesan kursi sebelum keberangkatan. Terlebih
bila kamu melakukan perjalanan dalam jumlah rombongan. Pemesanan kursi
mengatasi kemungkinan rombongan duduk terpisah. Kak Kent di beberapa kesempatan mengajak kami untuk
melakukan pemesanan letak kursi. Terutama saat melakukan perjalanan dalam jarak
terbilang jauh. Seperti perjalanan yang kami lakukan dari Tokyo ke Hokaido yang memakan waktu
lebih dari 8 jam!. Tapi bila tidak
melakukan pemesanan kursi kamu dapat memilih kursi pada gerbong yang non-reserved. Meski kadang resikonya
tidak dapat kursi dekat jendela (penting untuk lihat pemandangan) atau kadang kursi
terisi penuh pada jam-jam sibuk.
Sebagai pengguna JR Pass, pelancong wajib menjaga lembar
JR Pass. Bila kehilangan maka wajib
melakukan pembelian ulang. Dan para pengguna JR Pass dapat melalui seluruh jalur
JR dari setiap stasiun kereta utama. Sedangkan untuk akses masuk, pemilik JR
Pass tidak melalui jalur umum layaknya warga lokal. Melainkan melalui jalur dengan
petugas jaga yang letaknya di ujung dari jalur umum warga lokal. Setiap melalui
jalur JR Pass, pelancong wajib memperlihatkan kartu JR Pass tersebut sebelum
disilakan melintasi garis akses. Ingat ya, budaya di Jepang wajib antri. Untuk
akses PP antar kota, petugas jaga akan membubuhkan cap dan tanggal kepulangan
dari para wisatawan pemegang JR Pass.
Untuk jadwal pelesiran kami yang banyak mendatangi
beberapa spot menarik di Jepang, JR Pass
benar-benar membuat biaya perjalanan jadi hemat. Sebagai contoh, perjalanan
kami dari Tokyo ke Sapporo, Otaru – Hokaido, bila tidak menggunakan JR Pass
maka kami wajib membayar sekitar lebih dari 2 juta rupiah untuk tiket kereta PP
Tokyo – Hokaido, belum termasuk harga tiket kereta lokal antar kota yang kami
lakukan puluhan kali setiap hari. Selain itu, tanpa JR Pass, waktu pun tidak efisien karena wajib melalui tata
cara yang prosedural soal pembelian tiket kereta di setiap stasiun. Dengan JR
Pass segala tujuan dan akses kereta api semakin praktis, hemat dan puas.
Beberapa
hal yang wajib di ingat wisatawan ketika menggunakan fasilitas kereta api di Jepang ;
·
Simak baik-baik jadwal keberangkatan dan stasiun
tujuan dari setiap jenis kereta yang akan di gunakan. Termasuk pandai-pandailah
membaca jalur kereta yang terpampang jelas di setiap stasiun kereta api. Soal
jalur kereta api, kamu dapat mengandalkan aplikasi peta jalur kereta api Jepang melalui smart phone atau menyimak
petunjuk yang terpasang di stasiun kereta api. Jika terjadi salah naik kereta
api, turun saja di stasiun terdekat lalu kembali lagi ke stasiun semula. Hal
ini juga terjadi pada saya dan kak Kent. Salah arah?, jangan ngedumel, fokus saja ke arah yang benar.
·
Kehidupan orang Jepang yang serba cepat mewajibkan
para wisatawan yang menggunakan fasilitas kereta api untuk cekatan dan
disiplin. Hindari berjalan perlahan dalam lorong umum di setiap stasiun. Karena
ratusan manusia akan melakukan aktivitas berjalan kaki dengan cepat bahkan
super cepat saat di Tokyo. Bisa-bisa kamu kena tabrak kerumunan manusia bila
lambat melangkah. Wajib cekatan, No Lelet, No menyeh-menyeh. Kudu Gesit alias
Ligat!!.
·
Sebagai wisatawan, baiknya mengikuti aturan lokal.
Sebagai pengguna fasilitas kereta api di Jepang, baik jenis kereta komuter,
ekspress, kereta bawah tanah maupun kereta Shinkansen, di wajibkan untuk tidak
mengeluarkan suara yang gaduh. Terpasang himbauan untuk tidak berbincang dengan
volume suara yang mengganggu penumpang lain. Termasuk larangan menyalakan dering ponsel karena mengganggu privasi
penumpang lainnya. Warga Jepang cenderung diam atau bahkan tidur saat berada di
dalam kereta api. Bila pun ada aktivitas, dipastikan mereka membaca buku atau
asik dengan ponsel masing-masing. Sangat jarang ada warga Jepang yang
berbincang panjang lebar dengan volume suara yang keras. Jika pun ada, dapat di
pastikan itu pendatang. Bahkan saat Saya dan kak Kent sedang berkelakar, kami
langsung menutup mulut agar gelak tawa tak terdengar orang lain.
·
Selanjutnya, pandai-pandailah mengatur waktu. Karena seluruh jadwal kereta api di wilayah
Jepang beroperasional sesuai jadwal. Tepat waktu adalah kualitas transportasi
di Jepang. BIla pun kamu terlambat, silakan menunggu jadwal berikutnya. Dan
tentu akan mempengaruhi jadwal kunjungan ke spot wisata. Oh ia, Kamu juga dapat membawa serta makanan dan minuman selama
dalam kereta. Khusus untuk jarak tempuh yang jauh, baiknya bawa bekal makanan
dan minuman yang cukup agar kamu tidak kelaparan meski di dalam kereta juga di
jual beraneka makanan dan minuman. Tapi ingat,
sampah makanan dan minumanmu di buang pada tong sampah yang tersedia
baik di dalam kereta maupun di stasiun kereta tujuanmu.
Berikut harga JR Pass berdasarkan jenis dan lama
penggunaannya.
Ordinary
Pass
|
Harga
|
|
Green
Pass
|
Harga
|
||
7 Hari
|
Dewasa
|
Rp.3.748.641,-
|
|
7 Hari
|
Dewasa
|
Rp.5.006.772,-
|
|
Anak-anak
|
Rp.1.873.677,-
|
|
|
Anak-anak
|
Rp.2.503.386,-
|
14 Hari
|
Dewasa
|
Rp.5.973.873,-
|
|
14 Hari
|
Dewasa
|
Rp.8.106.387,-
|
|
Anak-anak
|
Rp.2.986.293,-
|
|
|
Anak-anak
|
Rp.4.052.550,-
|
21 Hari
|
Dewasa
|
Rp.7.642.797,-
|
|
21 Hari
|
Dewasa
|
Rp.10.542.810,-
|
|
Anak-anak
|
Rp.3.820.755,-
|
|
|
Anak-anak
|
Rp.5.270.761,-
|
Noted ; Daftar harga ini saya sadur dari Akun JRPass – harga tentu akan
berubah sesuai nilai mata uang yang berlaku setiap hari.
Komplet! Nah itu bener, kalau jalan sama orang yang (dianggap) lebih berpengalaman tapi misalnya salah jalan, salah turun, salah arah, ya selow. Aku gak kebayang kalau jalan sama orang yang bergantung sama aku, tapi pas aku salah malah diomelin, "gimana sih, kok bisa salah, bukannya udah pernah ke sini?" helooow hahaha.
BalasHapusKalau jalan sampe ke ujung-ujung Jepang emang lebih murah ya bang. Ditunggu tulisan tentang Otaru ya :D
beruntung punya temen jalan yang sabar dan baek. eh pasa terjadi salah kami malah saling bekelakar tentang kesalahan kami masing masing..jadi guyonan ajaa..wkwkwkwkwkwk
Hapusmanthaap Bang..keren uy..
BalasHapushehehhe terima kasih brother ...
Hapus