…
“Can’t wait to see the parade this evening”…
ucap pria bertubuh tambun pada rekannya sembari meletakkan sepiring
omelet dan segelas orange juice sebelum duduk berdekatan. Sang rekan berkulit
lebih coklat pun menunjukkan wajah antusias. “Such huge celebration Day of the
Dead on the street, right?” seloroh pria pada rekannya yang bertubuh
tambun. Sebagai pihak yang duduk di
sebelah meja dengan mereka, saya pun tertarik menyimak lebih lanjut ketika
kedua pria tersebut membicarakan soal hantu.
Maka tak heran bila pembicaraan mereka jauh lebih menarik untuk di simak
ketimbang menu sarapan di hadapan saya.
Balai Kota Monterrey |
“Hi,
guys, may I know about the parade?. I am interested to know about the ghost
that you’re talking about ?” tanya saya ketika obrolan mereka terhenti sembari
saya mendekatkan posisi duduk seraya berbasa-basi memperkenalkan diri. SKSD!.
Kedua
pria itu pun menerima kehadiran saya dengan ramah. Bahkan mereka sempat bertanya
perihal aktivitas saya di Monterrey, Mexico.
Setelah
di hias pembicaraan pengantar, kedua pria secara bergantian mengurai obrolan
mereka.
Pernak Pernik Hari Kematian. photo by Google. |
FESTIVAL MENGENANG KERABAT YANG TELAH
WAFAT.
Saya terkejut
ketika menyimak arah pembicaraan dua pria tersebut. Sekaligus kaget. Ternyata,
di Mexico terdapat sebuah tradisi khusus untuk mengenang kematian dari sosok
ternama, teman hingga kerabat dekat. Bahkan kemudian, tradisi tersebut di kemas
dalam bentuk festival bertajuk Dia de Los Muertos, bermakna ; Hari Kematian !!.
Sontak saya teringat akan adegan pembuka dari film James Bond berjudul Spectre
yang menggambarkan suasana pawai topeng tengkorak dan manusia-manusia berhias
bak hantu!. Tau dong serial Bond yang
di mainkan oleh Daneil Craig dengan lokasi syuting di Meksiko itu?.
Pria
bertubuh gempal yang mengenalkan dirinya dengan nama Bartho tersebut
menguraikan bahwa saat perayaan Dia deLos Muertos berlangsung, tiap keluarga menghias rumah mereka dengan membuat
sebuah altar bertingkat yang di hiasi oleh photo-photo pihak keluarga yang telah tiada, bunga berwarna
kuning atau akrab di sebut orang-orang Mexico dengan sebutan AztecMarigold atau bunga kematian. Selain itu, pada altar yang umumnya
berbalut kain putih juga terdapat kerangka dan tengkorak, permen gula berbentuk
tengkorak hingga ornamen-ornamen khas Meksiko yang kerap di sebut papelpicado. Tersaji pula beragam jenis panganan, beberapa jenis minuman
plus berjajar barang-barang favorite mendiang semasa hidup.
Sampai
pada penjelasan ini, mata saya tak henti membelalak. Urat leher nyaris tercekat. Terbayang betapa
mistisnya suasana di tiap rumah yang merayakan Hari Kematian tersebut.
dekorasi hari Kematian di Meksiko - photo by google. |
“Selain
menghias rumah, seluruh anggota keluarga
akan mendatangi pusara para kerabat yang telah wafat tersebut.” terang pria
berkulit coklat tanning dengan rambut
keriting bernama Daniel. Dalam kunjungan ke makam para kerabat tersebut, Daniel
menerangkan bahwa ada ritual membawa persembahan berupa bunga-bunga, lilin,
juga beberapa jenis makanan dan minuman khas. Mendadak imajinasi saya mengingat
wujud sesajen.
“Di
makam yang mereka datangi itu juga di hias dengan bunga kematian, barang-barang
kesayangan mendiang semasa hidup hingga mainan bila yang wafat adalah seorang
anak kecil. Bahkan tak jarang ada juga botol-botol alkohol di makam orang
dewasa.” urai Daniel semakin bersemangat ketika saya menunjukkan ekspresi
antusias.
“Lalu
apa yang mereka yakini dari perayaan Hari Kematian tersebut?” tanya saya dengan
keterbatasan kosakata mengenai kematian dalam bahasa inggris. Beruntungnya,
orang asing akan menunggu sampai akhir dari semua susunan kalimat yang terucap
meski saya terbata-bata menyampaikannya.
Sungguh sebuah pelajaran bagaimana mereka menghargai orang asing.
“Bagi
orang-orang Meksiko yang merayakan Hari Kematian sangat percaya bahwa arwah para
kerabat yang mereka beri sesembahan itu akan bangkit dari kubur dan ikut
merayakan gelaran festival bersama keluarga masing-masing” jelas Bartho dengan
gerakan tangan atraktif ala pria-pria latin nan khas. “Bahkan para arwah yang
bangkit itu di percaya menikmati hidangan kesukaan mereka yang tersaji termasuk
memainkan barang-barang kegemaran mereka semasa hidup” imbuh Daniel.
“Apakah
perayaan ini termasuk tradisi Hallowen di Meksiko ?” tanya saya sembari
menikmati semangkuk sereal.
“Hallowen
itu perayaan umum di beberapa negara di akhir Oktober saja. Tapi Festival
Kematian berlangsung sejak 27 Oktober hingga 2 November setiap tahunnya di
Meksiko. Khususnya Meksiko bagian Tengah dan Selatan. Acaranya di mulai dari
ritual mendirikan dan menghias altar, kunjungan ke makam hingga parade di
jalan-jalan utama kota.” jelas Daniel sembari merapikan peralatan makannya.
“Kami
undur diri dulu. Jika kamu ingin melihat parade sore ini datanglah ke jalan
utama depan Balai Kota.” sahut Bartho. “Well, jika kamu ingin tahu seperti apa bentuk
altar dan persembahan untuk mereka yang telah wafat, di depan Balai Kota dan taman
umum di samping Gran Hotel Ancira ini
juga ada. Datangi saja.” timpal Daniel.
“Enjoy
Monterrey…” ucap mereka bersamaan sebelum beranjak dari hadapan saya dan hilang
dari pandangan.
dekorasi peringatan Hari Kematian di depan bangunan pusat kota Monterrey - Mexico. |
beberapa pusat perbelanjaan yang menyajikan dekorasi Hari Kematian. |
SESEMBAHAN BAGI PARA MAYAT.
Usai
menyimak uraian mengenai tradisi lokal nan khas dari Bartho dan Daniel saya
jadi semangat untuk melihat secara langsung. Meski sebenarnya ada banyak
pertanyaan yang ingin saya ajukan. Tapi saya harus tahu diri bahwa mereka tentu
punya kesibukan yang jauh lebih penting ketimbang meladeni
pertanyaan-pertanyaan saya. Siapalah gua
ini Rudolfhoo?!!!
Setelah
menyelesaikan santap pagi saya langsung menuju lobby hotel. Mendekati rak yang
berisi brosur dan buku panduan wisata yang terletak di ujung meja receptionist.
Beberapa keterangan mengenai parade hari kematian pun saya dapatkan. Meski
tidak begitu memuaskan keingintahuan saya.
Setelah bertanya letak taman umum samping hotel pada petugas hotel saya bergegas
menuju lokasi. Supaya tak sendirian saya mengajak rekan saya – Saddam. Padahal sebenernya
gue serem juga kalo sendirian!, hahaha.
photo-photo para mendiang terpajang di sekitar Altar. |
Saat
kami berada di taman samping hotel, terlihat sebuah gedung bertuliskan 'Palacio Municipal' yang menggelar altar serta sesembahan di bagian depan bangunan. Wujud
altar bertingkat langsung menarik minat saya untuk mendekat dan melihat secara
langsung. Tersaji beragam jenis hiasan
di sekitar altar. Semacam dekorasi khas lengkap dengan photo-photo mereka yang
telah wafat. Saya menyimak lebih dekat deretan photo yang di pajang. Dari tampilan photo, terlihat beberapa
pesohor layar kaca Meksiko hingga pejabat publik di antara puluhan photo
masyarakat umum.
Usai
menyimak detail hiasan altar, saya mengajak Saddam untuk melihat sisi lain dari
bagian gedung. Sembari memotret ruangan bagian dalam, penciuman saya menyerap
aroma-aroma rempah dan wangi beberapa bunga dari sesaji yang terdapat di
sekitar altar. Aromanya lebih menyengat daripada dupa di Vihara. Pada bagian
dinding terdapat hiasan berupa kerangka, tengkorang, boneka berwujud
menyeramkan dan photo mereka yang telah wafat lengkap dengan untaian kain
berwarna putih dan hitam pada pilar-pilar penyangga ruangan. Di sisi lain, tak jauh dari gedung yang saya
dan Saddam datangi terdapat museum yang memajang kerajinan tangan khas
masyarakat Meksiko bernuansa Hari Kematian. Saya dan Saddam sempat
melihat-lihat dan mengabadikan beberapa gambar di area depan museum.
Pada
sebuah keterangan di samping altar yang berada di museum tersebut saya memperoleh
informasi bahwa perayaan Dia de Los Muertos merupakan tradisi masyarakat Aztec
Kuno dan telah ada sejak zaman pra-hispanik atau sekitar 2.500 – 3.000 tahun
silam!. Di Meksiko, hari perayaan Dia de
Los Muertos jadi hari libur nasional karena bertepatan dengan perayaan hari
raya Semua Orang Kudus (All Saints Day)
dan hari Arwah (All Souls Day) bagi
umat Katolik.
rekan saya - Saddam yang saya abadikan depan Altar, sementara saya tak berani. ketakutan. |
sajian pada altar dan detail dekorasi di sertai hiasan bunga kematian (waktu saya kecil di kampung menyebutnya bunga tai ayam). |
PESONA PARADE KEMATIAN
“Denger gak? …” tanya Saddam membuyarkan
suasana hening kami kala itu. Sesaat saya mengenali suara yang sepertinya
berasal dari tetabuhan drum atau semacamnya.
“Jalan
utama!. Di depan Balai Kota!!” sahut saya sembari mengingat apa yang Bartho dan
Daniel sampaikan dalam obrolan di sela sarapan beberapa jam lalu. “Maksud lo
karnaval udah di mulai ?” tanya Saddam meyakinkan. “Bukannya lo bilang sore ampe malem?” Saddam terus bertanya meski kakinya mengikuti langkah
saya.
Beruntung
teknologi saat ini memudahkan. Google map lah yang berjasa menuntun langkah saya
dan Saddam menuju Balai Kota yang di maksud oleh Bartho dan Daniel. Ketika jalan yang kami susuri berakhir tepat
di depan halaman Balai Kota, mata saya kembali terbelalak melihat ratusan orang
berkumpul yang terbagi dalam kelompok-kelompok. Mereka mengenakan kostum
tengkorak. Sebagian besar menghias wajah dan tubuh serupa hantu. Sebagian lagi
mengenakan beragam pernak-pernik karnaval nan mencolok. Ada pula kelompok
pembawa alat musik lengkap dengan tampilan bak tuan dan none Belanda berkostum
serba hitam. Dentuman yang kami dengar sebelumnya
ternyata berasal dari tabuhan drum yang di pukul dengan ketukan dinamis sembari
di selingi syair-syair yang sama sekali tak saya pahami karena berbahasa
Spanyol.
Sorry Mersedes!!.
Persiapan parade. Photo by Saddam. |
kelompok kelompok parade. photo ny Saddam. |
Sejauh pandangan mata, suasana benar-benar seperti adegan pembuka dalam film agen rahasia James Bond – Spectre. Mulailah saya berimajinasi akan kehadiran Daniel Craig diantara kerumunan peserta pawai. “This is the day of the dead parade?” tanya saya pada seorang pria yang berdiri menonton tak jauh dari saya. “I don’t think so. I think it’s just rehearsal.” jawab si pria. “The show will start at 6pm.” sambung si pria. Saya dan Saddam bertatapan ketika si pria menerangkan soal waktu pertunjukan yang sesungguhnya. Karena jika pertunjukan berlangsung saat lepas senja, itu tandanya saya dan Saddam tak dapat menyimak secara langsung karena kami memiliki kewajiban untuk tampil dalam panggung pertunjukan Festival Santa Lucia.
Suasana Parade Hari Kematian. photo by KBRI MEXICO. |
Sungguh
sayang kami tak dapat menyimak secara utuh parade hari kematian. Tapi dari
gambaran yang kami simak siang itu sungguh sebuah gelaran yang mengagumkan.
Iring-iringan yang menarik untuk di simak dengan sajian atraktif nan memukau.
Tak heran bila nyaris seluruh bagian muka dari jajaran bangunan bertingkat di
tengah kota menyajikan hiasan bernuansa Dia de Los Muertos. Tapi saya pribadi
merasa beruntung menyaksikan gelaran perayaan hari kematian. Meski hanya berupa
bentuk altar dan persiapan acara saja. Bagai mendapat bonus dari perjalanan
yang kami lakoni. Semoga di masa mendatang saya benar-benar dapat menikmati
secara utuh sajian Parade Hari Kematian yang
oleh UNESCO telah tercatat sebagai ‘Representative List of the
Intangible Cultural Heritage of Humanity’ pada tahun 2008.
Seru sekaliii.. Sayang sekali cuma hadir pas gladinya aja yah, pasti rame banget ini.
BalasHapusgladi nya aja udah buat WOW. semoga next bisa dateng lagi ke sana.
HapusBener-bener "berjodoh" karena pas ke sana eh bertepatan dengan perayaan ya bang. Aku sejak nonton Spectre tuh pun mupeng liat langsung. Apalagi pas kemudian nonton Coco yang mengharu biruuuu huhuuu makin tertarik sama Mehiko ini hehehe.
BalasHapusnah nanti kita road trip ke Mehiko pas akhir Oktober ajaa... trus melipir ke guadalupe, Belize, Peru, Chile, Haiti, Jamaika, dll ....
HapusWowww ini jadi kayak versi beneran dari film Coco yaaa...
BalasHapusAsik banget dapet kesempatan liat langsung...
Jadi pengen ke sana juga hahaha...
beruntungnya.. momennya pas dengan perayaan..
BalasHapusanyway jadi berasa liat vidclip MCR yang the black parade :D
-Traveler Paruh Waktu
Seru sekaliii.. Sayang sekali cuma hadir pas gladinya aja yah, pasti rame banget ini.
BalasHapushome design for pc
home design for mac
home design for living room
home design for android
home design for windows
home design for small house
wah keren sekali
BalasHapusdesain rumah minimalis modern tampak depan
desain rumah minimalis modern 2 lantai
desain rumah minimalis modern terbaru