|
hasil bidikan kamera dari balik kaca bus yang saya tumpangi. |
Sepuluh
pagi waktu New York di akhir Oktober 2019 saya dan tim seni budaya Bandar Lampung tiba di John F. Kennedy International Airport. Kami sigap menuju bus usai urusan imigrasi
yang lumayan ketat dengan runutan pertanyaan yang begitu lengkap termasuk
mengurus koper barang diantara padatnya aktivitas manusia di salah satu bandara ternama
Amerika tersebut. Saya mengalihkan
pandangan ke jalan raya dari dalam bus yang akan membawa saya dan tim ke pusat
kota New York. Kami semua bersemangat untuk eksplorasi New York sehari penuh setelah lebih dari 22
jam penerbangan dari tanah air. Meski harus berjalan kaki dikeramaian kota New York tidaklah keberatan karena pasti bakal seru. Let's go Genks!!.
|
dapat wujud Bus Sekolah dari balik jendela bus yang saya tumpangi |
Cuaca
cukup bersahabat siang itu. Perjalanan
dari New Jersey – dimana letak dari bandara John F. Kennedy menuju pusat kota
New York tergolong lancar karena masih jam kantor. Sepanjang perjalanan dalam
bus mata saya tak pernah berhenti mengabadikan beberapa bagian pinggir jalan
yang menarik. Terlebih saat melalui kawasan hunian warga Amerika nan khas bak rumah
boneka terbuat dari kayu berhias pepohonan yang daunnya mulai berubah warna kuning
merah. …”yeeeyy, saya benar-benar
tiba di Amerika!” pekik saya dalam hati menghibur diri sendiri.
“Nanti
di pusat kota view jalannya lebih keren lagi lho..” ucap koh Daniel –
sang tour guide kami memberitahu ketika saya mendekat ke bagian depan bus untuk
memotret suasana lalu lintas New York. Sungguh saya antusias. Melihat suasana
lalu lalang kendaraan di jalan raya Amerika saja saya girang bukan kepalang.
Terlebih tampilan bangunan-bangunan pencakar langit yang nampak kokoh dari
kejauhan. Bahkan bahagia saya semakin menjadi ketika mendengar sirene mobil
polisi lalu lalang di jalan layang sekitar rute jalan yang kami lalui. Tetiba
saya merasa ada dalam adegan film Hollywood!. Indra Norak!. Emang!.
Saking noraknya, gue gak ernah tidur selama dalam bus. Semua hal hal menarik di luar bus selalu difoto!. makin Norak kan? gpp!!.
|
Manhattan Bridge & Manhattan Tower - cekrekan dari balik jendela bus. |
TERDIAM DIHADAPAN DUA KOLAM
Bus
yang kami tumpangi berhenti di Fulton Street tepat berada diseberang taman
bernama Liberty Park. Wujud gedung pencakar langit One World Trade Center terlihat
kokoh menjulang.
Tandang
ke One World Trade Center Building menjadi kunjungan pertama kami siang itu. One
World Trade Center merupakan gedung tertinggi di Amerika saat ini. Menggantikan
bangunan kembar WTC terdahulu yang telah runtuh dalam peristiwa 11 Setember
2001. Selain One World Trade Center, terdapat beberapa World Trade Center baru
yang dibangun pada beberapa lokasi termasuk gedung perkantoran tinggi lainnya
di Greenwich Street. Tak terkecuali National September 11 Memorial &Museum.
|
taman di sekitar 9/11 Memorial |
|
wujud One World Trade Center engganti menara kembar yang telah runtuh. |
|
wujud kolam besar sebagai bagian dari 9/11 Memorial |
Saya
pribadi langsung bergegas mendekati kawasan Memorial 9/11 yang lebih menarik
perhatian saya ketimbang wujud gedung pencakar langit One World Trade Center. Terdapat dua buah ceruk serupa kolam
raksasa tepat diletak pondasi gedung menara World Trade Center yang hancur ada
serangan 11 September 2001 silam. Dua ceruk besar berupa kolam persegi tersebut
memiliki kedalaman 9 meter dari permukaan jalan dengan rinai air dari permukaan
atas dinding kolam serupa air terjun menghias sepanjang dinding kolam. Pada bagian
tengah kolam terdapat sebuah ceruk kecil berupa kotak segi empat yang
mengalirkan air kebagian lebih dalam. Konon tetesan air diseluruh bagian kolam
persegi menggambarkan air mata duka atas kejadian kelam pada September 2001
silam.
|
kebayang kalo ada tulisan nama keluarga atau orang yang kita kenal?....baca nama-nama ini aja gue udah sedih. |
Kawasan
yang dibangun berdasarkan ide MichaelArad dari Handel Arsitek yang
merupakan pemenang dari kompetisi WTC Memorial tersebut semakin menarik dengan
hadirnya barisan pepohonan khas Amerika sehingga menambah teduh suasana. Sebagai
bagian dari memorial, National September11 Memorial juga dilengkai dengan museum yang menyajikan catatan sejarah
terjadinya peristiwa duka. Melengkapi bangunan kolam raksasa terpatri nama-nama
mereka yang gugur dalam peristiwa 9/11 tersebut. Jujur saja, menyimak satu persatu nama pada
permukaan bangunan kolam membuat saya terdiam sesak. Membayangkan bila ada nama
seorang kerabat atau sosok yang dekat terpahat disana. Sungguh pilu tentunya.
Terbayang bagaimana rasanya keluarga para mendiang.
|
The Oculus - dekat kawasan 9/11 Memorial |
KAGUM PADA OCULUS MESKI GAGAL BERPOSE
DI CHARGING BULL.
Usai
menikmati suasana di sekitar kolam besar tersebut saya dan rombongan
melangkahkan kaki menuju Greenwich Street dan mendapati sebuah bangunan dengan
bentuk unik yang dijuluki ‘The Oculus’. Dalam istilah arsitektur ‘The Oculus’
memiliki arti desain bundar terbuka seperti mata. Tetapi bila merujuk pada
keterangan dalam Museum Memoriam WTC ‘The Oculus’ bermakna simbol cahaya yang
akan terus menerangi setelah peristiwa kegelapan yang terjadi. Sebenarnya ‘The Oculus’ merupakan bangunan Westfield
World Trade Center adalah pusat perbelanjaan di kompleks WTC yang
beroperasional pada 16 Agustus 2016 lalu menggantikan pusat perbelanjaan bawah
tanah yang turut hancur dalam tragedi 11 September 2001. Jika melihat secara
keseluruhan bentuk bangunan ‘The Oculus’ begitu unik. Tetapi bila tandang ke bagian
dalam akan nampak ruang luas dengan segala aktivitas. Tak hanya pusat
perbelanjaan beragam merek dunia tetapi juga sebagai WTC Stasiun bawah tanah
menghubungkan beragam jalur kereta. Menarik untuk di eksplorasi. Tapi sayang, kami
tak punya banyak waktu untuk menikmati bagian dalam dari ‘The Oculus’ secara
leluasa.
|
Eh photo ramean kok gak ada Indra??!!. iaaa gua yang tukang Moto kaliiiii..... Gue lebih suka Moto dariada di foto!!! |
Kaki
kami terus melangkah menyusuri WallStreet yang berada di bagian timur Broadway yang merupakan pusat keuangan
ternama di Amerika. Terdapat One Wall Street yang termasuk dalam gedung Bursa
Efek New York selain beberapa bangunan bersejarah lainnya. Tetiba saya jadi ingat film ‘The Wolf of Wall
Street’ yang dibintangi oleh saudara kandung saya – Leonardo Dicaprio!. Hwek!.
Bagi penyimak film-film Hollywood tentu ingat beberapa film yang mengambil
latar Wall Street termasuk gereja
Trinity dan Federal Hall –
bangunan dimana George Washington mengambil sumpahnya sebagai Presiden pertama
Amerika. Semuanya berdekatan dalam satu kawasan.
|
Liat ini gw langsung inget film yang dibintangi Leonardo Dicaprio. |
Meski
begitu, ada rasa kecewa ketika kami tak dapat berswafoto dengan patung Charging Bull. Wujud banteng bertanduk
dengan posisi merunduk siap-siap menyerang tersebut sedang dalam proses dicat
ulang dan perbaikan tata letak. Sehingga pengunjung terhalang pembatas untuk
menghasilkan foto keren berlatar patung banteng. Konon letak patung ini
mengalami beberapa kali pindah posisi. Patung ‘Serangan Banteng’ tersebut
merupakan persembahan seorang seniman patung asal Italia - Arturo Di Modica yang telah menjalani
karier seni di Amerika sejak 1989.
|
Serangan Banteng sedang dalam tahap renovasi. |
|
Broadway Street. |
MERASA ADA DIDALAM FILM HOLLYWOOD!.
Meski
kecewa karena tak bisa berfoto dengan Charging Bull yang berada di sudut
jalan dekat Oldest NYC Public Park tersebut
kami terus menyusuri Beaver Street untuk tujuan akhir menghabiskan sore di tepi
East River berlatar Brooklyn Bridge.
Saat menyusuri Beaver Street saya menjumpai sebuah bangunan yang membuat
saya teringat pada beberapa adegan dalam serial televisi ternama besutan Amerika
seperti ; Ally McBeal, Sex in the City, Desperate Housewife hingga acara
Reality Show dan program masak ternama. Melihat bangunan restaurant Delmonico’s
juga sekilas sama dengan bangunan hotel dalam adegan film John Wick ke-3. Meski
letaknya berada di sudut jalan Wall Street Court dan Beaver & Pearl Street.
Beberapa blok dari posisi Delmonico’s.
|
Broadway street |
Delmonico’s sendiri merupakan resto tertua dan legendaris
di New York. Dibangun ada 1837 bersamaan dengan evolusi kota New York sebagai pusat
keuangan dunia. Bermula sebagai toko kue dan beragam kudapan milik keluarga
Delmonico berkembang menjadi restaurant yang menyajikan beragam hidangan lezat
ketika seiring waktu keluarga Delmonico membeli sebidang tanah di persimpangan jalan
Beaver, William dan South William Street untuk kemudian dibangun Restauran Fine
Dinning pertama dan mewah di Amerika. Meski tidak singgah kebagian dalam
Delmonico’s Restaurant. Cukuplah senang berfoto di depan bangunan Delmonico’s.
Termasuk saya yang mesti berkali-kali berpindah sudut demi dapat wujud utuh
gedung Delmonico’s yang kece abis itu!.
|
DELMONICO'S Restaurant ternama di NYC, tempat lokasi shooting beberaa film dan TV Series. |
BAGAI SORE DI TEPI MUSI
Kami
terus menyusuri Beaver Street hingga
akhirnya kami memutuskan beristirahat sejenak di Park Dog Run bersebelahan
dengan East River Bikeaway tepat berada di South Street yang memiliki beberapa
dermaga (pier) persinggahan kapal. Sore itu kami menikmati suasana tepi dari
East River lengkap dengan ragam aktivitas warga Amerika. Kami berjalan melewati Pier 15 yang merupakan East River Esplanade
sebagai tempat kongkow kece di South Street sebelum memasuki kawasan Pier 16.
Dalam area Pier 16 terdapat 2 jenis kapal bersejarah yang bersandar.
|
langkah kaki menuju South Street Seaport |
|
salah satu sudut South Street Seaport ada bentangan Brooklyn Bridge tuh |
Kapal Kargo Wavertree merupakan kapal bersejarah yang kini
beralih fungsi sebagai museum. Kapal Wavertree dibuat di Southampton, Inggris
Raya pada 1885 dan telah mengelilingi dunia empat kali selama kariernya. Pada
1910, Kapal kargo Wavertree terperangkap dalam badai Cap Horn hingga merobohkan
tiang-tiang kapal dan kemudian membuat Wavertree harus menyudahi karir sebagai
kapal kargo. Seiring waktu, Wavertree dialihfungsikan oleh Seaport Museum untuk
menjadi icon ‘Ship Street’ di South Street pada 1986. Bila punya waktu yang
cukup banyak dapat ikutserta melihat bagian dalam kapal bersejarah Wavertree
yang dibuka kunjungan umum di jam 11 pagi hingga 5 sore pada Rabu hingga Minggu
dengan melakukan pembelian tiket via online di sini.
Selain
kapal Wavertree yang bersejarah ada pula kapal tertambat berwarna merah ; Lightship Ambrose – 1908 yang berfungsi
sebagai suar yang menandai dermaga Ambrose Chabbel sebagai sarana pengiriman
barang di Newy York Harbour.
|
wujud bersejarah Wavertree yang kini berfungsi sebagai museum. |
|
wujud kapal Ambrose LightShip dan Mall South Street Seaport |
|
Tempat kongkoo di pinggir River East. macam public area di kawasan South Street Seaport. |
Yang
menarik, menurut catatan sejarah, kawasan dermaga South Street ini harusnya
jadi lokasi berlabuhnya kapal Titanic bila tidak terjadi tragedi menabrak
gunung es. Tapi kalaupun Titanic selamat
tentu kita tak akan pernah menyimak Leonardo Dicaprio dan Kate Winslet beradu
peran. Maka tak jauh dari letak South River port terdapat Titanic Memorial Park
untuk mengenang kisah kapal Titanic yang tak tiba di South River port.
|
ada banyak cafe di sepanjang South Street Seaport |
|
Nyamaannn banged lama lama bersantai di sudut ini. |
Bersantai
di kawasan Seaport Pier 17 tepat ditepi East River jadi aktivitas puncak
setelah puas berjalan kaki sepanjang siang. Dari bangku kayu yang ditata untuk pengunjung
di Pier 17 tersebut saya dapat memandangi wujud Brooklyn Bridge dan
gedung-gedung pencakar langit Manhattan secara utuh. Selain itu, terlihat lalu lintas New York
Water Taxi yang mengangkut wisatawan melakukan berkeliling River East macam
aktivitas kapal di sungai Musi. Kelak akan saya ceritakan secara terpisah mengenai
pengalaman menikmati sore di Brooklyn Bridge.
|
sengaja gue fotoin Koh Daniel - Tour Guide rombonga kami selama tour di New York hingga Meksiko. |
Gimana?,
lumayan banyak kan spot yang kami singgahi dalam sehari?. Semua yang telah saya
tuturkan diatas belum termasuk tandang ke kawasan China Town di Manhattan untuk
jadwal makan malam kami sebelum akhirnya check in hotel, beristirahat dan yang
pasti mandi. Karena
jalan-jalan sepanjang hari saya belum mandi!!!.Oooppsss!!!.
Haha bahkan beberapa tulisan bilang Jembatan Ampera itu versi mini Golden Gate di San Francisco sana eaaa. Ah semoga bisa liat langsung nanti tempat² yang ada di postingan ini. Amiiin.
BalasHapusSepertinya menunggu senja atau mungkin pagi di Brooklyn Bridge menyenangkan sekali. Tentunya sambi motret. Di sini, area terbukanya nyaman buat bersantai.
BalasHapuswah banyak tempat2 bersejarah di sana.. the oculus keren bgt, tapi sedih juga ya di situ tempat tragedi 9/11 terjadi..
BalasHapuskapal kargo itu dibuat tahun 1885? wah udah tua bgt padahal tapi masih utuh, walau sudah difungsikan sebagai museum.. dan spot dermaga south street, hmmm , jadi membayangkan keadaan tempo dulu. pasti sudah banyak org yg bersiap2 untuk menjemput kerabatnya yg akan datang naik titanic..
-Traveler Paruh Waktu