Pondokan bersantap bersanding dengan areal persawahan yang asri. |
Apa
yang terlintas dalam benak ketika menyebut kata ‘bengkel’?. Tentu sebagain
besar akan merujuk pada sebuah tempat yang melaksanakan kegiatan perbaikan otomotif.
Tak
ubahnya pemikiran saya.
Terlebih
kala mendengar kata ‘Bengkel Perut’. Sekilas bagai padanan kata yang tak lazim. Yang ternyata
setelah dijelaskan, memiliki makna sebagai tempat makan. Hehehe.
Bagian depan Bengkel Perut D'Sawah |
Masih
dalam program MANJAU – kolaborasi event IMKOBAL dan IMKOMET. Saya dan rekan
rekan Muli Mekhanai Bandar Lampung diajak oleh Andre – sang ketua rombongan
Muli Mekhanai Metro melepas lapar dan dahaga di siang terik pada sebuah lokasi
makan yang bernama ; Bengkel Perut D’Sawah.
Bersantap diareal persawahan |
Sebenarnya,
beberapa kali saya mendengar bahasan seputar lokasi makan yang unik di kota
Metro bernama Bengkel Perut dari rekan rekan saya di Bandar Lampung.
Benar
saja, ketika pertama mendatangi lokasinya, saya dan rekan rekan langsung dapat
melihat jelas hamparan sawah yang cukup luas dengan tumbuhan padi hijau subur
kala itu. Itulah mengapa penyebutan kata D’Sawah di belakang kata Bengkel
Perut. Karena lokasi Bengkel Perut
letaknya dikelilingi sawah. Sehingga siapapun yang bersantap di Bengkel Perut
seolah sedang makan di areal persawahan. Setiap pengunjung bebas memilih
pondokan pondokan lesehan yang tersedia
sebagai sarana bersantap. Dari pondokan kecil untuk 4 hingga 6 orang sampai
pada pondokan yang dapat menampung jumlah keluarga besar. Selain pondokan
lesehan tersedia juga pondokan yang menyediakan kursi yang sewaktu-waktu dapat
beralih fungsi jadi ruangan rapat – begitu kata pekerja bengkel perut yang
sempat saya temui. Karena rombongan kami yang datang siang itu sampai 20 orang
maka kami memilih ukuran pondokan memanjang dengan kolam ikan dibagian bawah
dan areal persawahan pada bagian kanan kami.
suasana bagian dalam bengkel perut |
Pondokan yang kerap digunakan untuk ruang pertemuan |
Pondokan besar dengan kolam ikan dibagian bawahnya |
Sebagai
lokasi makan yang terbilang baru beroperasional, Bengkel Perut tidak hanya
sarana yang seru untuk bersantai tetapi
juga menyediakan beragam menu servis. Mulai dari daftar menu servis ringan
berupa aneka camilan dan minuman ringan hingga menu makanan servis berat yang
terdiri dari nasi timbel dan kelompok lauk pauk hingga hidangan aneka seafood.
Lengkap!. Semua ada.
Ketika
rekan rekan memilih menu sesuai selera mereka, saya asik mengabadikan beberapa
sudut rumah makan yang menarik untuk dipotret.
Sesekali kicuan burung dari sangkar sangkar yang dipajang didepan
pondokan menjadi alunan irama penambah suasana semakin asri.
Sambal Pedas dan nasi Timbel Lele Bakar |
Pindang Tulang |
Nasi Tumbel Ayam Bakar |
Sejurus
kemudian, beberapa sajian menu makanan hadir. Termasuk
pesanan saya Nasi Timbel Lele Bakar. Sebagai tradisi makan bersama, saya sering
mencicipi makanan rekan rekan kiri dan kanan saya. Hanya sekedar ingin tahu
cita rasanya. Soal rasa makanan, Bengkel Perut cukup menyenangkan. Meski
racikan sambal cukup pedas buat lidah saya. Tapi bagi yang doyan sensasi pedas
pasti cocok. Saya juga sempat mencicipi pindang tulang yang dipesan mekhanai
Reza. Rasanya Enak. Diam diam saya memendam
sedikit kekecawaan dengan lele bakar yang saya pesan. Menurut saya, Lele Bakar atau bahkan jenis ikan bakar yang
lezat adalah dibakar ketika Lele atau ikan tersebut masih dalam keadaan segar bukan digoreng terlebih dulu lalu dibakar. Untung saya lapar maksimal. Tidaklah perlu saya bahas. Rasa lapar di
perut sudah tidak bisa disanggah dengan alasan apapun. Setidaknya makan bersama
rekan rekan diselingi obrolan seru dengan suasana hamparan sawah menghijau
menjadi kenikmatan tersendiri.
kebersamaan IMKOBAL dan IMKOMET |
photo bersama sebelum meninggalkan Bengkel Perut D'Sawah |
Seiring
waktu, rumah makan tidak melulu soal jenis makanan. Kini banyak rumah makan
yang pintar memberi sentuhan extra dari sisi yang berbeda. Hidangan lezat dan harga terjangkau ditambah
lokasi dan suasana yang menunjang tentu menjadi incaran para konsumen. Seperti
Bengkel Perut D’Sawah yang kami datangi. Menjadi menarik karena suasana
persawahan yang turut dihadirkan dalam area rumah makan. Tak hanya di kiri dan
kanan rumah makan saja tapi di bagian dalam antara jalan setapak dan pondokan
pun diberi sentuhan padi. Terbayang jika kelak padi padi itu menguning tentu
akan menjadi pemandangan seru tersendiri selain bersantap makanan sebagai
tujuan utama. Bahkan suasana areal
persawahan dengan beberapa tumbuhan
perkebunan dapat jadi sarana edukasi bagi anak anak yang belum tentu mengenal
asal muasal nasi yang mereka makan.
Bagi kamu
yang ingin merasakan sensasi bersantap dengan suasana asri persawahan, Bengkel
Perut D’Sawah yang beralamat di jalan
Basuki Rahmat – Yosodadi – Metro ini adalah pilihan tepat.
Tempatnya enaaaak. Makanannya nampak sedap pun. Apalagi kalo makan rame2, makin sedap. CHEBOX!
BalasHapus