Batik Silabi nan khas. tampilan motif yang tak biasa dengan komposisi aneka warna. |
Warga
Indonesia tentu tak asing lagi dengan batik. Salah satu warisan budaya tak
benda tersebut bahkan mahsyur hingga ke mancanegara. Tak terkecuali batik
Silabi di Kota Metro.
Masih
dalam program kunjungan pada beberapa sentra industri kreatif di kota Metro
bersama rekan rekan Muli Mekhanai Kota Metro dan Bandar Lampung dalam tajuk
Manjau, siang itu – saya dan rekan rekan dari Bandar Lampung diajak mendatangi Sekolah Luar Biasa (SLB) Wiyata Dharma.
Adalah
batik Silabi yang merupakan nama batik inovasi yang tak hanya fokus pada batik
tulis semata tetapi juga memberi sentuhan tehnik ciprat dan kuas dalam proses
pengerjaannya. Yang lebih istimewa lagi, batik Silabi yang ada di SLB Wiyata
Dharma sebagian besar pengerjaannya dilakukan oleh peserta didik SLB khususnya
anak anak tunarungu wicara pada waktu ekstrakurikuler mereka.
Muli Mekhanai belajar memoles warna warna pada kain batik dengan kuas setelah dilakukan tehnik ciprat sehingga timbul motif bercak bercak. |
Siang
itu, Ibu Dwi Wahyuni selaku pengarah adik adik yang melakukan proses membatik
menyambut kedatangan kami pada workshop pembuatan batik Silabi dalam area
gedung sekolah. Beberapa anak anak tunarungu wicara juga hadir. Senyum ceria
mereka menyambut kami dengan ramah. Hilang
rasanya lelah perjalanan kami dari
Bandar Lampung ke Metro kala melihat
semangat adik adik penyandang disabilitas berkreasi membuat batik Silabi.
Dengan senyum simpul dan sesekali menunduk adik adik SLB Wiyata Dharma melakukan
aktivitas membatik.
Seorang anak didik SLB Wiyata Dharma sedang menggambar motif pada kain |
Beberapa alat pendukung proses pemberian warna melalui kuas yang dibuat khusus untuk memudahkan para penyandang disabilitas mewarnai kain. |
PROSES BATIK SILABI
Pengerjaan
Batik Silabi di SLB Wiyata Dharma relatif sama dengan proses pengerjaan batik
pada umumnya. Mulai dari pemilihan bahan baku kain hingga segala perlengkapan
penunjang pembuatan batik. Proses dimulai dari aktivitas beberapa anak anak yang
menggambar motif pada kain yang telah disiapkan. Pemberian motif umumnya hanya
pada bagian bagian sudut atau posisi tertentu. Setelah menggambar motif
kemudian proses pencantingan. Yang unik,
lilin tak hanya berfungsi
memperjelas motif yang sebelumnya dilukis tetapi juga di cipratkan pada
lembaran kain sehingga memunculkan motif bercak bercak pada permukaan kain. Tak
hanya itu, proses pemberian warna dan motif selain dilukis memakai lilin juga
dilakukan dengan cara memulas bagian permukaan kain dengan warna warna melalui
media kuas yang telah di bentuk. Proses ini merupakan wadah kreatif adik adik penyandang disabilitas. Karena pihak
SLB Wiyata Dharma memberI keleluasaan pada anak didik dalam menyajikan motif
dan warna pada hamparan kain baik melalui proses pencantingan, proses ciprat
hingga proses menggoreskan kuas dan pewarnaan. Diharapkan dari serangkaian
proses yang dilakukan oleh adik adik disabelitas dapat memberi dampak senang
bagai suasana bermain warna dalam membuat karya batik.
proses awal pemberian motif dengan aneka warna melalui kuas |
Ibu Dwi Wahyuni mengarahkan rekan rekan Muli Mekhanai memberi sentuhan warna |
Kini,
batik Silabi perlahan mulai diminati banyak kalangan. Bahkan beberapa
institusi, organisasi kemasyarakatan dan kantor pemerintah telah menjadikan
batik Silabi sebagai seragam mereka. Soal harga, batik Silabi cukup terjangkau. Dibanding batik
tulis pada umumnya, batik Silabi yang terdiri dari motif khas Lampung dengan
proses tulis dan ciprat dibandrol dari harga Rp. 100.000 hingga Rp.160.000,- sesuai dengan
jenis kain dan kerumitan pengerjaannya.
beberapa karya batik Silabi yang sedang di jemur |
potongan batik Silabi beragam motif dalam gerai pajang di SLB Wiyata Dharma |
Beberapa karya tangan peserta didik SLB Wiyata Dharma berupa sendal jepit |
SLB WIYATA DHARMA
Bertempat
di jalan Benteng 22 A Hadimulyo Timur kecamatan Metro Pusat, Sekolah Luar Biasa
(SLB) Wiyata Dharma yang telah berdiri sejak 16 Juli 1990 ini melayani anak
anak berkebutuhan khusus jurusan tunarungu wicara dan tunagrahita dengan
program pengajaran lebih dititikberatkan pada pendidikan life skil. Sejak tahun 2012,
SLB Wiyata Dharma mengembangkan pendidikan kewirausahaan dengan tujuan agar
para anak didik yang memiliki kekurangan secara fisik tersebut kelak dapat
hidup mandiri di tengah lingkungan masyarakat melalui kemampuan yang mereka
miliki.
Sebagai
salah satu sekolah yang menerapkan usaha ekonomi produktif bagi penyandang
disabilitas,
SLB Wiyata Dharma |
SLB Wiyata Dharma mengembangkan jiwa kewirausahaan para peserta
didik dengan membuka workshop atau kerap disebut bengkel. Yang didalamnya, selain proses pembuatan batik Silabi dengan tehnik Tulis, Ciprat dan Kuas juga
tersedia pembuatan sandal santai dan pembuatan
tas. Beragam produk olahan hasil karya
anak anak SLM Wiyata Dharma dapat pengunjung simak pada gallery pajang yang
terdapat diarea depan gedung sekolah. Pihak pengurus SLB Wiyata Dharma berharap
agar beragam lapisan masyarakat dapat mendukung dan berpartisipasi dalam
pengembangan batik Silabi. Karena segala hasil penjualan beragam bentuk karya
tangan peserta didik kelak berguna bagi kehidupan belajar mengajar didalam
lingkungan SLB Wiyata Dharma.
0 comments :
Posting Komentar