Photo by AwadRifky |
Jajaran
rumah warga dan area perkebunan menghias perjalanan saya dan rombongan siang
itu. Diantara rimbunnya pepohonan dan
bentangan alam Lombok yang memukau mata saya. Menumpang sepeda motor Danu yang ia
bawa langsung dari Bojonegoro, saya dan rekan-rekan bertolak dari pusat kota
Mataram menuju kabupaten Lombok Utara. Tak pernah saya tahu soal kawasan yang
saya lalui. Tapi beragam aktivitas
penduduk lokal yang tersaji sepanjang perjalanan, sesuatu yang sayang untuk
dilewatkan pandangan mata.
Bangunan Sekolah SD Negeri 5 Akar Akar berlatar gunung Rinjani |
Saya tergabung bersama 25 orang lainnya dalam kelompok 5, Kelas Inspirasi Lombok ke 5. Sekolah Dasar Negeri 5 Akar Akar – Dusun Gelumpang, Kecamata Bayan adalah tujuan kami. Beragam perbedaan latarbelakang personal berkumpul dalam satu kelompok dengan tujuan yang sama ; mengemban misi Kelas Inspirasi untuk pendidikan anak negeri. Pertemuan langsung pun terjalin setelah ratusan diskusi terjalin melalui group Whatsapp. Meski kehadiran beberapa diantara kami akan segera menyusul.
KELAS INSPIRASI MISI BUDAYA
Setelah
menempuh perjalanan panjang di Jum’at siang usai briefing bersama kelompok lainnya, tibalah kami di SD Negeri 5 Akar
Akar. Waktu tempuh berjam-jam dalam
perjalanan bukan semata karena jarak, tapi karena terlalu sering kami singgah
dibeberapa tempat menarik. Mulai dari makan siang di Pantai Medana, menikmati
air terjun Tiu Kelep hingga berhenti untuk sekedar beristirahat atau membeli
beberapa jenis minuman dan makanan khas daerah. Termasuk aktivitas photo icak
icak dan video ala ala yang cukup memakan waktu.
Yang
istimewa dalam gelaran Kelas Inspirasi Lombok ke 5 kali ini adalah pemilihan
lokasi kegiatan yang berdekatan dengan rumah adat. Termasuk SD Negeri 5 Akar Akar yang letaknya
berdepanan dengan kawasan rumah adat Gelumpang lengkap dengan latar gunung
Rinjani. Di Lombok sendiri, ada beberapa desa adat yang masih melangsungkan
nilai nilai adat istiadat mereka dalam kehidupan sehari-hari. Karena menyukai
aktivitas budaya daerah dan kearifan lokal suatu kawasan itulah yang membuat
saya tergerak penuh semangat menjadi bagian dari Kelas Inspirasi Lombok ke 5
yang mengusung tema Jelajah Budaya.
bangunan SDN5 Akar Akar |
SUGUHAN KISAH KALA BERMALAM DI BANGUNAN
SEKOLAH
Berdasarkan
Informasi yang saya terima dari pak Marzuki – Kepala Sekolah SD Negeri 5 Akar
Akar, bahwa SD Negeri 5 Akar Akar atau lebih dikenal dengan SD Dasan Gelumpang hanya
memiliki 6 orang guru yang bertugas mengajar 101 murid. Dengan bangunan sekolah yang sederhana dan
apa adanya itu, SD Negeri 5 Akar Akar hanya memiliki 5 ruangan kelas. Khusus kelas
1 dan kelas 2 terpisah sekat papan alakadarnya
dalam satu ruangan yang sama. Ada 1 ruang guru yang juga berfungsi sebagai
perpustakaan sederhana sekolah. Selain itu ada pula sebuah gudang yang
berdekatan dengan bak air yang berasal dari PAM desa yang beberapa waktu kadang
macet. Hanya ada 1 toilet sederhana dalam bangunan sekolah. Itupun lebih banyak
digunakan untuk guru. Anak anak cenderung menggunakan toilet Masjid yang
letaknya sekitar 10 meter dari bangunan sekolah.
Saya
dan rekan-rekan satu kelompok memutuskan bermalam di Sekolah untuk memudahkan
pelaksanaan mengajar keesokan-harinya. Kami pun membuat skema penggunaan ruang
kelas yang kami alih-fungsikan untuk merebahkan badan sepanjang malam. Satu
ruang kelas untuk relawan wanita dan satu ruang kelas untuk relawan pria. Saya dan beberapa rekan pria memilih tidur di
bale-bale yang letaknya di depan ruang guru.
Setelah
sempat melakukan diskusi berkenaan dengan skenario mengajar dan pembagian
kelompok keesokan hari, kamipun terlelap dalam dinginnya malam. Beruntung saya
mendapat pinjaman sleeping bag dari
kak Dicky, meski penggunaannya tak saya pahami. Hah!, maklum bukan anak kemahan!.
Alhasil bagian kepala terpasang dikaki, dan bagian kaki terpasang dikepala!. Berasa
gaun malam!!! Wkwkw…Huft!!.
Tak
begitu maksimal rasanya tidur di bale-bale terbuka dengan suhu dingin yang
cukup kuat. Saya pun tak benar-benar
dapat tidur setelah rombongan relawan dari Surabaya tiba tengah malam hingga
kemudian memutuskan mandi di masjid depan
bangunan sekolah sebelum waktu shalat Subuh datang. Mandi jam 4 pagi itu pun
harus bergantian dengan rekan-rekan pria lainnya. Karena kami memanfaatkan
keran air yang letaknya dibelakang bak penampung air yang biasanya digunakan
untuk berwudhu. Masing – masing kami melaksanakan mandi dalam kondisi pagi buta
tanpa menggunakan sehelai pakaian pun!. Saat satu diantara kami mandi, rekan lainnya
harus berkenan berjaga-jaga agar tidak ada orang lain yang tiba-tiba datang melihat
wujud kami yang mandi dibawah kran air digelap
malam dalam kondisi telanjang bulat!!.
bersama adik adik kelas 1 SDN 5 Akar Akar |
wajah calon pemimpin masa depan |
BAHAGIA DALAM BERBAGI DAN
MENYEMANGATI
Hari
beranjak terang usai mandi di pagi buta yang saya bayangkan sedang mandi
dibawah air terjun itu. Saya dan rekan-rekan berkemas menunaikan tugas sesuai skenario
yang telah kami sepakati sebelumnya. Anak-anak Sekolah Dasar pun mulai
berdatangan. Wajah wajah polos penerus masa depan bangsa terlihat begitu
memesona. Saya dan teman teman pun tak sungkan bertegur sapa hingga mengajak mereka
photo bersama.
Aktivitas
pun dimulai, meski sempat molor 1 jam dari jadwal yang telah kami tetapkan,
akibat telatnya kehadiran kepala sekolah dan guru-guru. Pukul 8.20 pagi kala
itu. Bertugas sebagai MC, saya membuka acara pertemuan dengan anak anak SD yang
berlangsung dihalaman sekolah, termasuk sesi perkenalan dari seluruh relawan,
photographer, videographer dan juga seluruh Fasil yang hadir. Suasana pagi semakin
ceria dengan hadirnya Ice Breaking
yang dipimpin oleh Bunda Icha.
interaksi dengan siswa - photo by crew |
mengarahkan anak anak memandu acara dengan micrphone alay! hahahah photo by AwadRifky |
Pelaksanaan
belajar mengajar pun berlangsung. Tak hanya menggunakan ruang kelas. Beberapa pengajar
pun menginspirasi anak anak SD Negeri 5 Akar Akar melalui penyampaian materi
profesi yang mereka geluti di lapangan terbuka atau di salah satu sudut
bangunan sekolah sebagai upaya mengatasi keterbatasan ruang kelas dalam
bangunan sekolah. Metode menyampaikan materi ajar dari para relawan pun beragam.
Saya sendiri menggunakan microphone berwarna gold yang memiliki pengeras suara dan
langsung dapat terhubung dengan youtube hingga memungkinkan untuk mengajak anak
anak bernyanyi dengan musik karaoke dari youtube.
Tak
terasa waktu beranjak siang. Masing-masing pengajar menuntaskan misi mereka
sebelum akhirnya berkumpul kembali bersama seluruh anak SD Negeri 5 Akar akar ditengah
lapangan. Saya sempat memandu anak anak mendendangkan lagu ‘Laskar Pelangi’
bersama rekan-rekan relawan lainnya sebagai upaya menumbuhkan semangat mereka
membangun mimpi menjadi personal yang lebih baik dikemudian hari.
memandu anak anak menyanui bersama - Laskar Pelangi di halaman sekolah - photo by AwadRifky |
all team - photo by Rahma Amalia |
Sungguh
saya beruntung tergabung dalam kelompok yang nyaris memiliki visi yang sama
dalam mengemban misi Kelas Inspirasi. Termasuk pribadi Fasil yang berkenan meredam
ego untuk mencapai keputusan bersama hingga berkenan jadi partner ‘menggila’
yang bertabur Faedah. Terima kasih pada Fasil terkasih dan tersayang ; kak Dee,
kak Dicky, kak Lia dan kak Lhohans. Bangga mengenal kalian. Sama dengan
bangganya saya terlibat dalam Kelas Inspirasi, bertemu rekan-rekan relawan,
photographer dan videographer dari beragam kota di Indonesia. Terlibat dalam Kelas Inspirasi di Indonesia
bagian Timur adalah salah satu keinginan saya di tahun 2018. Dan saya
mengawalinya di SDN Negeri 5 Akar Akar – Lombok Utara. Semoga keinginan untuk
berbagi dan menyemangati adik-adik Sekolah Dasar dapat terus terwujud. Karena bagi saya, tak perlu menunggu berkuasa dan
kaya raya, untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi pendidikan di Indonesia.
Wuih keren maksimal kak indra.. lengkap ulasannya
BalasHapusMakasih kakak baik atas pinjaman sleeping bag nyaaaa
Hapus