…”kita
lanjut ke Sumbawa yok!?, trus main ke
pulau Moyo!” ajak mba Donna.
“Pulau
Moyo!!” tentu saya tak menolak.
Maka
sejak misi Kelas Inspirasi Lombok 5
berakhir, saya dan mba Donna Imelda –
Kelas Inspirasi Addict itu segera
melanjutkan perjalanan menuju Sumbawa, letak pulau Moyo berada. Bersama kami,
ikutserta Bambang – putera daerah
asli Sumbawa yang juga terlibat dalam Kelas Inspirasi Lombok 5. Lengkaplah niat
kami mendatangi keindahan Sumbawa. Tak hanya keinginan tetapi juga panduan yang
akurat dari putera daerah Sumbawa, Bambang yang baik hati itu.
Sebenarnya,
apa yang menarik dari pulau Moyo?. Eiitss…
simak sampai habis penuturan kisah yang saya alami langsung dan bukan saduran Wikipedia
ini yaaa…hihihi. Chekidot
genks!
***
Sosok
ramah berseragam korpri mengantarkan kami dari rumah Bambang menuju pelabuhan Badas. Mba
Atie nama wanita ramah itu. Sama ramahnya dengan mentari yang menyapa terik
siang itu. “Semoga cuaca selalu cerah begini” ujar mba Atie pada kami. “Sekarang
lagi musim hujan, kadang tak ada yang berani berlayar.” terang mba Atie
kemudian. Saya yang tak tahu apa-apa soal kondisi laut dan pelayaran hanya diam
menyimak. Sembari berdo’a agar keinginan kami berlayar menuju pulau Moyo
berlangsung lancar.
suasana dalam kapal selama pelayaran - sebelum posisi rebahan dimulai |
BERLAYAR BERSAMA KE PULAU MOYO
Saat
tiba di pelabuhan Badas kami bertemu rekan-rekan dari Bali yang semuanya
terlibat dalam gelaran Kelas Inspirasi Lombok 5. Salah satu diantara rekan-rekan tersebut
adalah mba Lieke – photographer dalam
kelompok saya di SD Negeri 5 Akar Akar. Bertemu 6 orang dalam rombongan yang
konvoi bermotor dari Bali, menambah jumlah rekan pelayaran kami menuju pulau
Moyo. Jadi rame kan!. Genap 10 orang ditambah
Saya, mba Donna, Bambang dan Pandu –
karib Bambang yang berhasil mengajukan cuti untuk ikut serta dalam misi
pelayaran ke pulau Moyo.
Pulau
Moyo terletak di sebelah utara dari pulau Sumbawa. Keduanya dipisahkan oleh
Laut Flores dan masih menjadi bagian dari Nusa Tenggara Barat. Untuk Menuju pulau Moyo, pengunjung dapat
mengaksesnya melalui dermaga kapal di pelabuhan Badas atau di pantai Goa.
Tinggal pandai-pandai menyesuaikan jadwal pelayaran saja. Terlebih bila
pengunjung ikutserta dengan kapal penumpang seperti yang kami lakukan.
Pengunjung dapat menyewa kapal secara private dengan biaya sewa berkisar 2 juta
rupiah lebih untuk 1 kapal. Sedangkan kami memilih berlayar dengan kapal
penumpang sehingga cukup membayar 50 ribu rupiah per-orang sekali jalan.
Lumayan kan Ngirit!!, hehehe.
Pelayaran
menuju pulau Moyo menempuh waktu 2 jam.
Mengarungi laut Flores yang dalam beberapa masa menghadirkan ombak yang
cukup gahar. Sebenarnya, cuaca saat kami melakukan pelayaran sedang tidak
terlalu bersahabat. Terlebih himbauan akan ombak tinggi yang kami dapati di
media sosial. Tapi beruntung, pelayaran
keberangkatan kami menuju pulau Moyo siang itu berlangsung lancar. Meski
beberapa kali diterpa ombak. Namun kepiawaian nahkoda mampu menaklukannya.
Beberapa
warga desa Labuhan Aji – pulau Moyo, menyambut kedatangan kami ketika tiba di
dermaga kapal pulau Moyo. Terik beranjak redup. Gumpalan awan gelap mulai
berhias diangkasa. “Kita taruh barang dulu, sebelum ke Mata Jitu.” Bambang mengarahkan
kami sembari berjalan memasuki bagian dalam dari pemukiman warga pulau Moyo.
Masyarakat dalam pulau Moyo mayoritas suku Sumbawa dan suku Mbojo (diucap
Moyo), itulah mengapa Moyo menjadi nama pulau yang memiliki keindahan baik dataran
pulau maupun bawah lautnya.
Bambang
mengajak kami menaruh barang di rumah mba Mala – seorang bidan yang kenal baik
dengan Bambang, yang rumahnya akan kami tumpangi bermalam. Rupanya sebagian
besar warga di pulau Moyo mengenal Bambang. Bisa jadi mereka nasabah dari Bank dimana si
Bambang bekerja. hahaha. Tak heran bila suami dari mba Mala lekas
bergegas mengumpulkan beberapa motor yang kelak akan kami gunakan menuju air
terjun Mata Jitu. Hingga tak butuh waktu
lama, terkumpullah 5 motor yang kami gunakan menuju lokasi air terjun Mata
Jitu.
TERBUAI PESONA AIR TERJUN MATA JITU
DAN KOLAM PEMANDIAN LADY DIANA
Dengan
mengendarai motor carteran kami menyusuri jalan kecil dengan beberapa kontur jalan
yang terbilang baik. Mulai dari jalan berbatu hingga sebagian besar jalan tanah
licin. Buat yang tak pandai bawa kendaraan roda dua seperti saya, jangan coba-coba
lah!!. Areal perkebunan menjadi warna
dalam perjalanan. Bersanding dengan tumbuhan khas hutan tropis yang lebat. Menurut penuturan suami dari mba Mala yang
saya temui sebelumnya, 70 persen dari pulau Moyo yang luasnya mencapai 350km
persegi tersebut adalah hutan tropis yang lebat. 7 kilometer jarak yang harus
kami tempuh menggunakan motor untuk menuju air terjun Mata Jitu. Bila dilakukan
dengan berjalan kaki, lumayan juga kan?!, hahaha.
kondisi jalan menuju air terjun Mata Jitu |
Tracking ke bagian lokasi air terjun mata jitu |
Kami
semua memupuk antusias untuk dapat melihat langsung wujud dari air terjun Mata
Jitu yang telah tersohor itu. Bukan hanya karena bentuk dan pesonanya saja.
Tapi kisah kawasan air terjun yang pernah jadi tempat menyepinya Puteri Diana
(Lady Diana) ditahun 1993. Kisah itu justru santer setelah moment Puteri Diana
meninggalkan Indonesia. Nah, jadi makin penasaran aja dengan kondisi air terjun
Mata Jitu yang membuat Lady Diana terpikat itu.
…dipikir-pikir, Lady Diana tahu dari mana yaaa ada wujud air terjun Mata
Jitu?, tahun 1993 kan mbak Puteri gak kenal media sosial?... hhmm… dah lah gak
usah difikirkan.
Kami kemudian
berjalan lagi sekitar 300 meter untuk mendekat ke air terjun Mata Jitu, setelah
menaruh motor di lokasi parkir yang telah ditentukan. Jalan setapak dengan
kondisi tanah licin adalah medan yang harus kami tuntaskan. Rasa penasaran
semakin besar. Terlebih ketika mendengar gemuruh air terjun dari kejauhan.
wujud air terjun Mata Jitu dari puncak |
bentukan batu alami yang telah terjadi sejak ratusan tahun silam |
Pesona
Mata Jitu pun nyata. Berkali-kali membius pandangan saya. Terperangah
dibuatnya. Air Terjun ini memiliki 3 undakan air setinggi 7 meter dengan air
kolam berwana toska. Undakan itulah yang jadi tempat Lady Diana merendam diri
berlama-lama. Pesona air terjun Mata
Jitu semakin menarik dengan bentuk undakan bebatuan stalaktit dan stalagmite
yang juga terdapat pada permukaan dinding air terjun.
Karakteristik
air terjun ini memiliki keunikan tersendiri dan belum pernah saya jumpai pada
air terjun yang pernah saya sambangi sebelumnya. Airnya yang jernih dan
berwarna toska bagai air laut tetapi tidak asin. Batu-batu disekitar air terjun
pun bukan jenis batu padat melainkan jenis batu kapur. Makna Mata Jitu sendiri
bagi warga setempat berarti mata air yang jatuhnya tepat mengenai kolam
dibawahnya.
pesona undakan kolam pemandian - kolam Lady Diana yang terbentuk alami |
sejuk suasana dan beningnya air - betah mandi berlama-lama |
Beruntungnya
tandang ke kawasan air terjun Mata Jitu kala musim hujan adalah tumbuh hijau
nan subur dedaunan sekitar air terjun. Karena bila musim kemarau, maka rumput
dan dedaunan sekitar air terjun akan cendrung kering dan berubah warna
kecoklatan meski volume dan warna air tak berubah. Pepohonan rindang mengelilingi letak dari air
terjun dan bentangan undakannya. Seolah menyerupai tempat mandi yang sangat privacy. Wajar bila Lady Diana menyukai
tempat ini. Jauh dari kebisingan kota, wartawan ataupun paparazzi!!.
Kami
pun memuaskan hasrat mengabadikan diri
dengan wujud air terjun Mata Jitu. Kapan
lagi kan?!. Beberapa ada yang membuat video, berphoto diberagam sudut
hingga kemudian menikmati kesegaran air terjun dengan berendam sepanjang sore.
Mumpung sepi tanpa pengunjung lain. Berasa punya air terjun dan kolam pemandian
pribadi. Hahahaha.
Hari
beranjak senja. Suasana gelap mulai menyapa. Kami pun berangsur meninggalkan
lokasi air terjun Mata Jitu. Terlebih setelah insiden jatuhnya ranting
pepohonan tepat diatas kepala saya ketika sedang mandi di kolam Lady Diana. Bisa
jadi si mba Diana menegur saya. Hihihi… hhmmm….
Rute
kembali ke perkampungan warga pulau Moyo pun kami tempuh ketika hari beranjak
gelap. Meski sebenarnya masih banyak pesona dalam pulau Moyo yang wajib
dikunjungi selain air terjun Mata Jitu. Diantaranya air terjun Diwu Mba’i yang
jaraknya lebih dekat ketimbang Mata Jitu. Lalu kawasan puncak batu kapal untuk
menikmati sunset. Tanjung Menangis dan Brang Sedo yang merupakan dua spot
snorkeling terbaik hingga gugusan pasir timbul yang sangat terkenal di pulau
Moyo yakni Takat Sagale. Sayang keterbatasan waktu yang kami punya. Tapi setidaknya
dapat tandang langsung ke air terjun Mata Jitu adalah kebahagiaan tersendiri.
Lady Diana aja jauh-jauh mendatangi tempat tersembunyi itu, kenapa kita yang
warga Indonesia tidak?!. Yoklah atur
trip ke pulau Moyo - Sumbawa – Nusa Tenggara
Barat.
Beberapa catatan untuk kamu yang mau tandang ke Pulau Moyo
kebersamaan kami di kolam air terjun Mata Jitu |
Yok pada main ke Mata Jitu. Salam dari kami Kuartet Jaya!! |
COST NOTE:
·
Biaya
kapal penumpang umum dari Labuhan Badas Rp.50.000 perorang – sekali jalan
·
Sewa
Motor Rp.150.000 lepas kunci atau naik ojek Rp.100.000
·
Homestay
beragam mulai dari bayar rumah warga hingga bungalows dengan tarif mulai dari
Rp.200.000 hingga Rp.500.000 per orang permalam.
·
Biaya
makan nasi dan lauk pauk di warung-warung berkisar Rp.20.000 – Rp.50.000 per
orang tergantung jenis lauk makan. Bisa Rp.10.000 bila hanya mie instan saja.
CONTACT PERSON;
·
Kapal
– pak Mahdi 082237122595 (baiknya tanya informasi sebelum menentukan jadwal
pelayaran ke pulau Moyo)
·
Dini
– 085205171191 (Sunset Moyo Bungalows , Café & Restaurant)
·
Davi
Homestay – 085339932815
Senyum baca bagian ini "dipikir-pikir, Lady Diana tahu dari mana yaaa ada wujud air terjun Mata Jitu?, tahun 1993 kan mbak Puteri gak kenal media sosial?... hhmm… dah lah gak usah difikirkan."
BalasHapusNah... Gegara mikir gitu tuh Mbak Di datang menyapa hahaha. Kasih kenang2an ampe benjol hihihi.
Btw ini sepertinya masih part 1 ya. Part balik bak Sinbad si Pelaut di tulisan berikutnya?
Anyway, Mata Jitu is the best banget. Dengan segala effort sampe pantat tepos di atas motor, terbayar!!
wkwkwkwkkw....yeessss.... ini bagian pertama... akana da sambungan kisah soal dua jam bertaruh nyawa...tungguh publish-an segera...
BalasHapusbtw, thanks banged yaaa mbaaa dah ajak aku jalan jalan di Sumbawa....
Sebagai brand ambasador AyoPelesiran.com...saya mengucap syukur atas trip kece super seru ini... tabekkk...
Dirimu terbaeeeeek...
Hapus((BRAND AMBASSADOR)) hahaha
keren kak.. kenapa ga cb snorkling d skitar sana skalian?
BalasHapuspingin tapi waktu tak banyak...sepulang dari Moyo udah maghrib. next bakal kesana lagi. saat summer lah ..
HapusWaaaa pengen banget honeymoon ke sana belom kesampean.. mudah-mudahan bisa ke sana kapan-kapan (^^)
BalasHapusIh ayo banget klo diajak nge-trip ke sini, apalagi guide-nya om Indra yg udah pernah mampir ke sini.
BalasHapusDari fotonya aja saya udah bisa bilang ini air terjun bagus banget. Mesti langsung ke sana kayaknya nih buat cobain
Subhanallah, dan musim hujanpun airnya tetap jernih 😍.
BalasHapusyesss.... ada unsur keajaiban sang Pencipta kayaknya...mau musim apapun airnya tetep begitu
Hapus